Jakarta (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan perpustakaan harus mengikuti perkembangan zaman dan beralih ke digital agar mudah diakses oleh masyarakat.

“Perpustakaan hari ini memang sudah wajib tampil secara modern, karena kemajuan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi dengan pengembangan perpustakaan merupakan tuntutan masyarakat sekaligus kebutuhan zaman,” ujar Ganjar dalam Rapat Koordinasi Nasional Bidang Perpustakaan tahun 2021 yang diselenggarakan Perpusnas di Jakarta, Senin.

Menurut dia, secara umum, potret perpustakaan digital terkini ada pada titik belum adanya konsep rancang bangunan perpustakaan digital. Termasuk tingkat kemudahan dalam konsep aksesbilitas, juga manajemen dan kebijakan perpustakaan digital.

Baca juga: Kemendikbud : Fungsi perpustakaan di sekolah belum optimal

“Mau tidak mau, kita pindah. Kita bergeser. Rasanya anak-anak sekarang lebih mudah dan lebih cepat, apalagi kita sedang pandemi. Mereka bisa belajar, main game dan belajar apapun dengan cepat. Anak-anak sekarang bisa menerobos kemana saja. Tugas kita adalah infrastruktur dan rancang bangunnya harus disiapkan,” tambah dia.

Dia menjelaskan Jawa Tengah menjalankan strategi pembangunan perpustakaan melalui beberapa gerakan, antara lain dukungan kebijakan, mulai dari anggaran hingga tim sinergi. Selanjutnya, Ganjar membuat i-Jateng, juga optimalisasi media sosial sebagai media kampanye.

“Dinas-dinas di Jateng saya dorong untuk punya media sosial, dan diusahakan terverifikasi atau centang biru. Soal buku, kita sudah harus siapkan e-book, termasuk banyak aplikasi yang mengembangkan membaca buku tidak hanya di-scrol, tapi juga bisa membukanya per halaman, seperti membaca buku fisik,” kata dia.

Ganjar juga memastikan bahwa ia adalah salah satu pribadi yang sangat suka membaca, dan ia sudah sangat lama berteman dengan buku. Maka tak heran jika ia selalu suka jika secara pribadi maupun Pemerintah Jawa Tengah harus mencari buku untuk maksud pembudayaan budaya baca.

Baca juga: Kemendagri: Perlu usaha terintegrasi perkuat budaya literasi

“Saya itu paling suka dimintain buku. Pasti saya cariin. Kadang saya kontak penerbit untuk minta buku. Mereka punya banyak stok yang bisa dibeli dengan diskon dan bahkan banyak yang menghibahkannya. Kita bisa bantu teman-teman supaya bisa mendapatkan buku baru,” sambung dia.

Secara khusus pada masa pandemi ini, kata Ganjar, pihaknya tak berhenti menyuarakan gerakan literasi dan budaya baca, tentu melalui saluran daring, melalui beberapa gerakan seperti Ruang Belajar Modern, kursus daring gratis yang diadakan oleh perpustakaan provinsi Jawa Tengah, juga membaca melalui i-Jateng.

Hasil dari segala upaya dalam mendukung kegemaran membaca dan meningkatkan indeks literasi masyarakat Jawa Tengah tersebut membuahkan hasil. Jawa Tengah meraih angka yang cukup signifikan dalam kunjungan ke perpustakaan baik luring maupun daring yang terhitung pada Desember 2020, mencapai 2.935.761 pengunjung.

“Mengajak orang membaca itu butuh usaha lebih, ketimbang mengajak mereka untuk menonton. Jadi walaupun indeksnya sedang, itu sudah cukup memuaskan,” kata Ganjar lagi.***3***

Baca juga: Sekolah leluasa gunakan dana BOS untuk beli buku
Baca juga: Insan perpustakaan diminta kuatkan peran dalam transfer pengetahuan
Baca juga: Pemerintah dorong pemanfaatan Dana Desa kembangkan perpustakaan desa