Jakarta (ANTARA) - Ketua Komite Tetap Industri Peternakan dan Kemitraan Kadin Indonesia Yudi Guntara Noor menyampaikan bahwa masyarakat harus mengetahui perbedaan dari daging sapi segar, daging sapi beku, dan daging kerbau beku, karena berpengaruh pada harga jual.

Yudi dalam acara webinar yang diselenggarakan oleh Meat & Livestock Australia (MLA) dipantau di Jakarta, Senin, mengatakan masyarakat tidak mengetahui ada daging kerbau beku, namun sebenarnya daging jenis tersebut dijual di pasaran dan dibeli oleh konsumen di pasar-pasar tradisional.

Dia mengungkapkan pedagang daging di pasar tradisional kerap mencampur antara daging sapi beku ataupun daging kerbau beku hasil impor dari luar negeri dengan daging sapi segar yang dipotong di Indonesia.

Namun seringnya, daging beku tersebut dicairkan dan dijual kepada masyarakat di pasar tradisional sebagai daging sapi segar.

Baca juga: Pemerintah berusaha pulihkan pasokan daging sapi di 2021

"Pedagang 50 persen menjual daging kerbau karena mereka jual sebagai daging sapi," kata Yudi.

Padahal sebenarnya, kata Yudi, terdapat perbedaan kualitas dan harga di antara ketiga jenis daging tersebut.

Daging sapi segar ialah daging yang didapatkan dari sapi yang diternakan dan dipotong di Indonesia, baik itu sapi lokal maupun sapi hidup yang diimpor dari luar negeri.
Daging sapi segar memiliki harga yang lebih mahal karena merupakan daging segar dari sapi yang tak lama dipotong.

Sementara daging sapi beku adalah daging yang diimpor dari negara lain seperti Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, ataupun India. Harga daging sapi beku lebih murah dari daging sapi segar. Daging ini berasal dari sapi yang dipotong dari negara asalnya dan dikirimkan dalam bentuk beku agar bisa tahan lebih lama.

Baca juga: Ketua DPD ingatkan pasar tak naikkan harga daging jelang Ramadhan

Begitu juga dengan daging kerbau beku, berasal dari kerbau yang dipotong di negara importir dan dikirim ke Indonesia dalam bentuk beku untuk meningkatkan waktu simpan. Daging kerbau beku inilah yang harganya paling murah di antara harga daging jenis lain.

Namun, menurut Yudi, perihal seperti ini belum teredukasi dengan baik di kalangan masyarakat.

Yudi mengakui bahwa masyarakat Indonesia lebih senang membeli daging sapi segar ketimbang daging beku hasil impor dari luar negeri. Menurutnya, pencampuran daging sapi segar dan daging sapi beku ini tidak dilakukan di pasar swalayan.

Baca juga: Kementan penuhi kebutuhan daging sapi untuk Idul Fitri dengan impor