Institut Serum India akan tunda lanjutan pengiriman vaksin ke Brazil
21 Maret 2021 18:44 WIB
Seorang polisi wanita bereaksi saat menerima suntikan vaksin COVID-19, COVISHIELD yang diproduksi oleh Institut Serum India, di Rumah Sakit Umum di Ahmedabad, India, Minggu (31/1/2021). REUTERS/Amit Dave/HP/djo (REUTERS/AMIT DAVE)
New Delhi (ANTARA) - Institut Serum India (SII) mengatakan pada Brazil, Arab Saudi, dan Maroko bahwa pasokan lanjutan vaksin COVID-19 AstraZeneca akan tertunda akibat permintaan yang melonjak di dalam negeri dan saat Serum mengupayakan perluasan kapasitas, kata seorang sumber dengan pengetahuan langsung tentang hal tersebut kepada Reuters.
Kabar tersebut muncul ketika India, produsen vaksin terbesar di dunia, dikritik di dalam negeri karena menyumbangkan atau menjual lebih banyak dosis daripada vaksinasi yang dilakukan di dalam negeri, meskipun negara itu mencatat jumlah infeksi virus corona terbanyak setelah Amerika Serikat dan Brazil. India saat ini mengalami lonjakan kedua dalam jumlah kasus corona, sehingga totalnya menjadi sekitar 11,6 juta.
Baca juga: India mengaku miliki banyak vaksin COVID untuk rakyatnya sendiri
Baca juga: PM India terima suntikan vaksin virus corona produksi dalam negeri
Penundaan terbaru, pertama kali dilaporkan oleh harian Times of India, terjadi beberapa hari setelah Inggris mengatakan harus memperlambat peluncuran vaksin COVID-19 bulan depan karena Institut Serum India kemungkinan akan memberikan tambahan dosis lebih lambat dari yang diharapkan.
SII telah memasok setengah dari 10 juta dosis yang baru-baru ini dipesan oleh Inggris.
Brazil telah menerima 4 juta dosis dari SII, Arab Saudi 3 juta dosis dan Maroko 7 juta, menurut kementerian luar negeri India. Ketiga negara itu masing-masing memesan 20 juta.
Reuters tidak dapat menghubungi perwakilan negara-negara tersebut atau menentukan apakah mereka telah menyetujui jadwal pengiriman yang direvisi.
SII, pembuat vaksin terbesar, menolak berkomentar. Institut tersebut telah bermitra dengan AstraZeneca, Yayasan Gates dan aliansi vaksin Gavi untuk membuat hingga satu miliar dosis untuk negara-negara miskin.
Sumber tersebut, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan SII sedang bekerja untuk meningkatkan produksi bulanannya menjadi 100 juta dosis pada April atau Mei, dari 60 juta menjadi 70 juta sekarang, menunjukkan bahwa persediaan dapat meningkat pada saat itu.
SII pada awalnya seharusnya menjual vaksin hanya ke negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah, terutama di Asia dan Afrika, tetapi masalah produksi di fasilitas AstraZeneca lainnya memaksanya untuk mengirim ke banyak negara lain juga atas nama perusahaan Inggris tersebut.
India sejauh ini telah menyumbangkan 8 juta dosis dan menjual hampir 52 juta dosis ke total 75 negara, terutama suntikan AstraZeneca yang dibuat oleh SII. India telah memberikan lebih dari 44 juta dosis sejak memulai kampanye imunisasi pada pertengahan Januari.
Sumber: Reuters
Baca juga: PM Modi pilih vaksin "buatan India" ketimbang AstraZeneca
Baca juga: Inggris terima 10 juta dosis vaksin COVID-19 dari Institut Serum India
Kabar tersebut muncul ketika India, produsen vaksin terbesar di dunia, dikritik di dalam negeri karena menyumbangkan atau menjual lebih banyak dosis daripada vaksinasi yang dilakukan di dalam negeri, meskipun negara itu mencatat jumlah infeksi virus corona terbanyak setelah Amerika Serikat dan Brazil. India saat ini mengalami lonjakan kedua dalam jumlah kasus corona, sehingga totalnya menjadi sekitar 11,6 juta.
Baca juga: India mengaku miliki banyak vaksin COVID untuk rakyatnya sendiri
Baca juga: PM India terima suntikan vaksin virus corona produksi dalam negeri
Penundaan terbaru, pertama kali dilaporkan oleh harian Times of India, terjadi beberapa hari setelah Inggris mengatakan harus memperlambat peluncuran vaksin COVID-19 bulan depan karena Institut Serum India kemungkinan akan memberikan tambahan dosis lebih lambat dari yang diharapkan.
SII telah memasok setengah dari 10 juta dosis yang baru-baru ini dipesan oleh Inggris.
Brazil telah menerima 4 juta dosis dari SII, Arab Saudi 3 juta dosis dan Maroko 7 juta, menurut kementerian luar negeri India. Ketiga negara itu masing-masing memesan 20 juta.
Reuters tidak dapat menghubungi perwakilan negara-negara tersebut atau menentukan apakah mereka telah menyetujui jadwal pengiriman yang direvisi.
SII, pembuat vaksin terbesar, menolak berkomentar. Institut tersebut telah bermitra dengan AstraZeneca, Yayasan Gates dan aliansi vaksin Gavi untuk membuat hingga satu miliar dosis untuk negara-negara miskin.
Sumber tersebut, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan SII sedang bekerja untuk meningkatkan produksi bulanannya menjadi 100 juta dosis pada April atau Mei, dari 60 juta menjadi 70 juta sekarang, menunjukkan bahwa persediaan dapat meningkat pada saat itu.
SII pada awalnya seharusnya menjual vaksin hanya ke negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah, terutama di Asia dan Afrika, tetapi masalah produksi di fasilitas AstraZeneca lainnya memaksanya untuk mengirim ke banyak negara lain juga atas nama perusahaan Inggris tersebut.
India sejauh ini telah menyumbangkan 8 juta dosis dan menjual hampir 52 juta dosis ke total 75 negara, terutama suntikan AstraZeneca yang dibuat oleh SII. India telah memberikan lebih dari 44 juta dosis sejak memulai kampanye imunisasi pada pertengahan Januari.
Sumber: Reuters
Baca juga: PM Modi pilih vaksin "buatan India" ketimbang AstraZeneca
Baca juga: Inggris terima 10 juta dosis vaksin COVID-19 dari Institut Serum India
Penerjemah: Aria Cindyara
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: