Kuala Lumpur (ANTARA) - Oposisi Pakatan Harapan memandang serius situasi yang dialami rakyat Malaysia yang terpaksa berbaris panjang dan lama di luar Suruhanjaya Tinggi Malaysia di Singapura.

"Dugaan yang dihadapi rakyat kita dalam mencari rezeki di luar tanah air sendiri karena ekonomi negara tidak mampu menawarkan bayaran yang lebih tinggi sangat menyayat hati," dalam pernyataan di Kuala Lumpur, Jumat.

Pernyataan ditandatangani Shamsul Iskandar Mohd Akin (Partai Keadilan Rakyat), Khalid Samad (Partai Amanah Negara) dan Liew Chin Tong (Partai Tindakan Demokratik/DAP).

"Pemerintah Perikatan Nasional, terutama Menteri Luar Dato’ Seri Hishammuddin Hussein sepatutnya perlu menunjukkan rasa simpati terhadap mereka ini," katanya.

Mereka menyatakan Kemenlu perlu memberi penjelasan segera berkenaan dengan situasi yang sedang terjadi.

"Masalah yang sedang dihadapi rakyat kita di Singapura bisa diselesaikan dengan menugaskan lebih banyak pegawai selain menggunakan teknologi secara lebih bijak supaya sekiranya perlu, warganegara bisa menyelesaikan masalah mereka secara online," katanya.

Sementara itu Departemen Imigrasi Malaysia (JIM) merujuk kepada laporan media mengenai isu kesulitan memperbarui Paspor Malaysia Internasional (PMA) di Kedubes Malaysia (STM) di Singapura.

"Kesesakan dan barisan yang panjang adalah disebabkan oleh gangguan sistem dan kerusakan salah satu mesin pencetak paspor," katanya.

Kesesakan di STM juga disebabkan oleh jumlah permohonan paspor yang meningkat secara mendadak dan pemohon datang secara walk-in tanpa membuat janji melalui Sistem Janji Online (STO).

Baca juga: Proyek kereta api cepat Malaysia-Singapura dibatalkan Baca juga: PM Malaysia dan Singapura bicarakan proyek HSR