Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, mengapresiasi Presiden Joko Widodo yang sudah meresmikan Bandara Kabir di Pulau Pantar karena akan membuka isolasi bagi masyarakat yang berada di pulau terluar.

Bupati Alor Amon Djobo dihubungi Antara dari Kupang, Kamis malam, mengatakan bahwa selain membuka isolasi transportasi bagi masyarakat Alor, keberadaan bandara yang baru diresmikan itu juga akan meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Tentunya peningkatan perekonomian akan terlihat di Pantar. Mengingat selama ni kalau mau ke Pantar masyarakat harus menggunakan kapal laut melalui jalur laut yang memakan waktu yang lama," katanya.

Baca juga: Presiden Jokowi resmikan Bandara Pantar, dukung konektivitas Alor NTT

Menurut Amon keberadaan bandara ini harus dimanfaatkan oleh masyarakat di daerah itu untuk keluar dari daerah yang terisolir, mengingat selama ini Pulau Pantar adalah pulau yang terpisah dari pulau besar Alor.

Dari sisi ekonomi, kata dia masyarakat di sekitar bandara sudah pasti akan mendapatkan pekerjaan baru atau juga membuka warung-warung kecil untuk berjualan.

Selain itu juga keberadaan bandara yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo itu dapat meningkatkan pendapatan per kapita.

Baca juga: Menhub: Peresmian dua bandara dukung sektor pariwisata

Untuk selanjutnya tambah dia, karena saat ini belum ada maskapai penerbangan yang terbang menuju ke bandara yang baru diresmikan itu, pihaknya tidak akan menunggu lama lagi untuk mengajukan permintaan ke Kementerian Perhubungan untuk memberikan izin penerbangan bagi maskapai yang hendak melayani rute tersebut.

"Kabupaten Alor ini cukup strategis yang berada berbatasan laut langsung dengan Timor Leste, tentunya akan memberikan nilai plus tersendiri bagi Alor," ujar dia.

Dengan adanya Bandara Kabir di pPlau Pantar, saat ini Kabupaten Alor memiliki dua bandara yang salah satunya lagi adalah Nandara Mali di Pulau Alor.

Bandara di Pulau Pantar yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo memiliki panjang landasan 900 meter dengan lebar 30 meter. Bandara tersebut dibangun selama lima tahun sejak 2014 dengan menelan biaya Rp103 miliar.

Bandara itu juga sudah dilengkapi dengan terminal penumpang dan juga tower pemantau.