Jerman laporkan lonjakan terbesar kasus COVID-19 dalam dua bulan
18 Maret 2021 19:41 WIB
Seorang warga berpose di depan Katedral Cologne setelah perayaan karnaval dibatalkan akibat pandemi virus corona (COVID-19) di Cologne, Jerman, Kamis (11/2/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Thilo Schmuelgen/AWW/djo
Berlin (ANTARA) - Jerman pada Kamis melaporkan lonjakan harian terbesar kasus COVID-19 dalam dua bulan, yaitu sejak 22 Januari, dengan mencatatkan 17.504 kasus baru.
Berdasarkan data Robert Koch Institute (RKI), dengan demikian jumlah keseluruhan infeksi virus corona di negara tersebut menjadi 2.612.268 kasus.
Korban jiwa yang dilaporkan bertambah 227 menjadi 74.132 orang.
Sementara, jumlah kasus baru per 100.000 orang selama tujuh hari naik menjadi 90, dibandingkan dengan 86 orang pada hari sebelumnya.
Jerman berada dalam gelombang ketiga pandemi, yang diakibatkan oleh pelonggaran pembatasan dalam beberapa pekan terakhir --bersamaan saat varian yang lebih menular telah menyebar, kata RKI.
Lembaga tersebut memprediksi lonjakan besar kasus akan terjadi dalam beberapa minggu mendatang.
Keadaan itu belum terbantu oleh program vaksinasi, yang berjalan lamban dan diperburuk dengan keputusan minggu ini untuk menangguhkan penggunaan dosis AstraZeneca atas kekhawatiran akan keamanan vaksin tersebut.
Kanselir Angela Merkel dan para pemimpin negara bagian pada awal Maret telah menyetujui bahwa pembatasan akan dilonggarkan secara bertahap.
Pelonggaran bertahap itu akan diterapkan bersama dengan "rem darurat" --untuk memungkinkan pihak berwenang memberlakukan kembali pembatasan jika jumlah kasus naik di atas 100 orang per 100.000 penduduk selama tiga hari berturut-turut.
Para pejabat tinggi pemerintah itu akan kembali melakukan pertemuan pada 22 Maret.
Beberapa ahli menyerukan agar pemerintah mengalihkan fokus pada tingkat insiden.
Kalangan ahli memperhatikan bahwa, semakin banyak tes dilakukan, akan semakin banyak orang yang terbukti positif terpapar virus corona, bahkan meskipun jumlah orang lanjut usia yang terinfeksi turun berkat vaksinasi.
"Angka ini sangat bermasalah," kata Juergen Windeler, kepala Institut Kualitas dan Efisiensi dalam Perawatan Kesehatan (IQWIG), kepada surat kabar Neue Berliner Redaktionsgesellschaft.
Merkel dan pemimpin 16 negara bagian federal pada Jumat (19/3) akan melakukan pembahasan menyangkut gerakan vaksinasi, khususnya dengan mengerahkan dokter keluarga untuk menyuntikkan vaksin COVID-19.
Merkel mengatakan semua warga Jerman sudah akan ditawari untuk disuntik vaksin pada 21 September --lima hari sebelum pemilihan federal berlangsung.
Sumber: Reuters
Baca juga: Jerman akan hentikan penggunaan vaksin AstraZeneca
Baca juga: Jerman batasi perjalanan dari negara-negara dengan varian baru corona
Baca juga: Khawatir varian COVID-19, Jerman perketat aturan bekerja di rumah
Berdasarkan data Robert Koch Institute (RKI), dengan demikian jumlah keseluruhan infeksi virus corona di negara tersebut menjadi 2.612.268 kasus.
Korban jiwa yang dilaporkan bertambah 227 menjadi 74.132 orang.
Sementara, jumlah kasus baru per 100.000 orang selama tujuh hari naik menjadi 90, dibandingkan dengan 86 orang pada hari sebelumnya.
Jerman berada dalam gelombang ketiga pandemi, yang diakibatkan oleh pelonggaran pembatasan dalam beberapa pekan terakhir --bersamaan saat varian yang lebih menular telah menyebar, kata RKI.
Lembaga tersebut memprediksi lonjakan besar kasus akan terjadi dalam beberapa minggu mendatang.
Keadaan itu belum terbantu oleh program vaksinasi, yang berjalan lamban dan diperburuk dengan keputusan minggu ini untuk menangguhkan penggunaan dosis AstraZeneca atas kekhawatiran akan keamanan vaksin tersebut.
Kanselir Angela Merkel dan para pemimpin negara bagian pada awal Maret telah menyetujui bahwa pembatasan akan dilonggarkan secara bertahap.
Pelonggaran bertahap itu akan diterapkan bersama dengan "rem darurat" --untuk memungkinkan pihak berwenang memberlakukan kembali pembatasan jika jumlah kasus naik di atas 100 orang per 100.000 penduduk selama tiga hari berturut-turut.
Para pejabat tinggi pemerintah itu akan kembali melakukan pertemuan pada 22 Maret.
Beberapa ahli menyerukan agar pemerintah mengalihkan fokus pada tingkat insiden.
Kalangan ahli memperhatikan bahwa, semakin banyak tes dilakukan, akan semakin banyak orang yang terbukti positif terpapar virus corona, bahkan meskipun jumlah orang lanjut usia yang terinfeksi turun berkat vaksinasi.
"Angka ini sangat bermasalah," kata Juergen Windeler, kepala Institut Kualitas dan Efisiensi dalam Perawatan Kesehatan (IQWIG), kepada surat kabar Neue Berliner Redaktionsgesellschaft.
Merkel dan pemimpin 16 negara bagian federal pada Jumat (19/3) akan melakukan pembahasan menyangkut gerakan vaksinasi, khususnya dengan mengerahkan dokter keluarga untuk menyuntikkan vaksin COVID-19.
Merkel mengatakan semua warga Jerman sudah akan ditawari untuk disuntik vaksin pada 21 September --lima hari sebelum pemilihan federal berlangsung.
Sumber: Reuters
Baca juga: Jerman akan hentikan penggunaan vaksin AstraZeneca
Baca juga: Jerman batasi perjalanan dari negara-negara dengan varian baru corona
Baca juga: Khawatir varian COVID-19, Jerman perketat aturan bekerja di rumah
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021
Tags: