PM Belanda Rutte diperkirakan akan tetap menjabat usai pemilu
17 Maret 2021 21:50 WIB
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di (depan, tengah, baju putih) dan Dubes Belanda untuk Indonesia Lambert Grijs (kiri depan) berfoto bersama jajaran staff Kedubes Belanda di Jakarta, Senin (7/10/2019). ANTARA/Aria Cindyara.
Amsterdam (ANTARA) - Para pemilih Belanda beramai-ramai mendatangi tempat pemungutan suara pada Rabu, dalam hari ketiga dan terakhir pemilihan umum di tengah pandemi virus corona yang diperkirakan akan mengembalikan Perdana Menteri konservatif Mark Rutte ke posisi pemerintahan untuk periode keempat.
Secara luas, pemilu dilihat sebagai referendum terhadap performa pemerintah selama masa krisis.
Dengan jam malam yang berlaku terkait angka penularan yang terus tinggi, dan pelarangan perkumpulan publik di siang hari, sebagian besar kampanye dilakukan melalui debat yang ditayangkan di televisi. Lawan utama Rutte telah mengkritiknya atas penyediaan vaksin yang lamban, namun kesulitan untuk membedakan diri sendiri karena mereka mendukung kebijakan pemerintah.
“Saya telah bertanggung jawab selama 10 tahun terakhir,” kata Rutte, 54 tahun, yang merupakan salah satu politikus Eropa yang menjabat sebagai pemimpin terlama, dalam debat terakhir pada Selasa malam. “ Saya berupaya untuk memimpin, di bawah situasi yang sulit.”
Kurang lebih 13 juta pemilik suara dapat memilih dari puluhan partai yang berupaya memenangkan posisi di 150 kursi parlemen. Jajak pendapat terhadap pemilih yang baru meninggalkan tempat pengambilan suara yang pertama diperkirakan keluar pada pukul 8 malam waktu setempat pada Rabu usai pemungutan suara selesai.
Kelompok rentan dan penduduk lanjut usia, yang diberikan opsi pemberian suara melalui surat atau pemilihan yang diwakili, didorong untuk memilih pada dua hari pertama, dan publik pada Rabu.
Partai tengah-kiri yang menjadi anggota lebih muda dari koalisi Rutte telah mendapatkan peningkatan suara di masa-masa akhir dalam jajak pendapat terkait kekuatan kinerja debat pemimpinnya, Sigrid Kaag, yang menjabat sebagai Koordinator Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Lebanon pada 2015 hingga 2017.
Dua dari sejumlah jajak pendapat terakhir, yang dilakukan setelah pemungutan suara dimulai, menunjukkan partai Rutte mendominasi sekitar 25 persen dari suara, dengan D-66 Kaag mulai sejajar dengan oposisi terbesar, partai Kebebasan dari anggota parlemen anti-Islam Geert Wilders dengan 12 hingga 14 persen.
“Kau terdengar seperti kaset rusak,” kata Kaag pada Wilders dalam debat panas Selasa malam. Wilders kemudian menuduh Kaag melakukan “pengkhianatan” karena mengenakan kerudung saat melakukan kunjungan diplomatik ke Iran.
Sumber: Reuters
Baca juga: Warga Belanda berikan suara dalam pemilihan yang didominasi COVID-19
Baca juga: Mark Rutte berharap kantor dagang Surabaya promosikan circular economy
Baca juga: Perdana Menteri Belanda sanggah isu "Islamophobia" di Eropa
Secara luas, pemilu dilihat sebagai referendum terhadap performa pemerintah selama masa krisis.
Dengan jam malam yang berlaku terkait angka penularan yang terus tinggi, dan pelarangan perkumpulan publik di siang hari, sebagian besar kampanye dilakukan melalui debat yang ditayangkan di televisi. Lawan utama Rutte telah mengkritiknya atas penyediaan vaksin yang lamban, namun kesulitan untuk membedakan diri sendiri karena mereka mendukung kebijakan pemerintah.
“Saya telah bertanggung jawab selama 10 tahun terakhir,” kata Rutte, 54 tahun, yang merupakan salah satu politikus Eropa yang menjabat sebagai pemimpin terlama, dalam debat terakhir pada Selasa malam. “ Saya berupaya untuk memimpin, di bawah situasi yang sulit.”
Kurang lebih 13 juta pemilik suara dapat memilih dari puluhan partai yang berupaya memenangkan posisi di 150 kursi parlemen. Jajak pendapat terhadap pemilih yang baru meninggalkan tempat pengambilan suara yang pertama diperkirakan keluar pada pukul 8 malam waktu setempat pada Rabu usai pemungutan suara selesai.
Kelompok rentan dan penduduk lanjut usia, yang diberikan opsi pemberian suara melalui surat atau pemilihan yang diwakili, didorong untuk memilih pada dua hari pertama, dan publik pada Rabu.
Partai tengah-kiri yang menjadi anggota lebih muda dari koalisi Rutte telah mendapatkan peningkatan suara di masa-masa akhir dalam jajak pendapat terkait kekuatan kinerja debat pemimpinnya, Sigrid Kaag, yang menjabat sebagai Koordinator Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Lebanon pada 2015 hingga 2017.
Dua dari sejumlah jajak pendapat terakhir, yang dilakukan setelah pemungutan suara dimulai, menunjukkan partai Rutte mendominasi sekitar 25 persen dari suara, dengan D-66 Kaag mulai sejajar dengan oposisi terbesar, partai Kebebasan dari anggota parlemen anti-Islam Geert Wilders dengan 12 hingga 14 persen.
“Kau terdengar seperti kaset rusak,” kata Kaag pada Wilders dalam debat panas Selasa malam. Wilders kemudian menuduh Kaag melakukan “pengkhianatan” karena mengenakan kerudung saat melakukan kunjungan diplomatik ke Iran.
Sumber: Reuters
Baca juga: Warga Belanda berikan suara dalam pemilihan yang didominasi COVID-19
Baca juga: Mark Rutte berharap kantor dagang Surabaya promosikan circular economy
Baca juga: Perdana Menteri Belanda sanggah isu "Islamophobia" di Eropa
Penerjemah: Aria Cindyara
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021
Tags: