Korea Utara peringatkan AS untuk hentikan permainan perang
16 Maret 2021 21:34 WIB
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in berbicara dengan Presiden Presidium Majelis Rakyat Tertinggi Korea Utara Kim Yong Nam dan Kim Yo Jong, saudari pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, saat pertemuan kedua negara di Istana Kepresidenan Gedung Biru di Seoul, Korea Selatan, Sabtu (10/2/2018). (Yonhap via REUTERS)
Seoul (ANTARA) - Saudari pemimpin Korea Utara, Kim Yo Jong, mengkritik latihan militer yang sedang berlangsung di Korea Selatan dan memperingatkan pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) bahwa bau mesiu yang melayang di atas perbatasan tidak akan membantu membawa perdamaian.
Pernyataan Kim adalah pesan publik pertama Korea Utara kepada Washington sejak Presiden Joe Biden menjabat pada Januari. Hal itu disampaikan sehari sebelum Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin dijadwalkan tiba di Seoul untuk pembicaraan pertama mereka dengan mitranya di Korea Selatan.
"Kami mengambil kesempatan ini untuk memperingatkan pemerintahan baru AS yang berusaha keras untuk melepaskan bau bubuk (mesiu) di tanah kami," kata Kim dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita negara KCNA, Selasa.
"Jika mereka (pemerintahan baru AS) ingin tidur dengan damai selama empat tahun mendatang, lebih baik tidak menyebarkan bau sejak awal."
Kim menyatakan bahwa latihan perang dan permusuhan tidak pernah akan bisa sejalan dengan dialog dan kerja sama.
Ketika ditanya tentang pernyataan Kim Yo Jong, Blinken mengatakan kepada sebuah pengarahan media di Tokyo bahwa dia mengetahui komentar tersebut, tetapi dia lebih tertarik untuk mendengar apa yang dipikirkan sekutu dan mitra Amerika tentang Korea Utara.
Blinken dan Austin sedang melakukan perjalanan di Asia minggu ini untuk membahas kebijakan luar negeri dan keamanan dengan sekutu di Jepang dan Korea Selatan, di antara perhentian lainnya.
Pemerintahan AS yang baru diharapkan menyelesaikan peninjauan kebijakan Korea Utara dalam beberapa minggu mendatang, dan Blinken mengatakan Washington sedang mempertimbangkan apakah tekanan tambahan terhadap Korea Utara bisa efektif.
Korea Utara sejauh ini menolak permintaan dari AS untuk terlibat dalam dialog, kata Gedung Putih pada Senin (15/3), karena dinginnya hubungan kedua negara yang dimulai sejak pemerintahan Donald Trump telah meluas ke masa kepresidenan Biden.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengadakan tiga pertemuan puncak tingkat tinggi dengan Trump dan bertukar serangkaian surat, tetapi negara bersenjata nuklir itu mengakhiri pembicaraan dan mengatakan tidak akan terlibat lebih jauh kecuali AS mencabut kebijakan permusuhannya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korea Utara tidak tanggapi pendekatan diplomatik pemerintahan Biden
Baca juga: Wisata, baju tradisional dan kuliner Indonesia dipromosikan di Korut
Pernyataan Kim adalah pesan publik pertama Korea Utara kepada Washington sejak Presiden Joe Biden menjabat pada Januari. Hal itu disampaikan sehari sebelum Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin dijadwalkan tiba di Seoul untuk pembicaraan pertama mereka dengan mitranya di Korea Selatan.
"Kami mengambil kesempatan ini untuk memperingatkan pemerintahan baru AS yang berusaha keras untuk melepaskan bau bubuk (mesiu) di tanah kami," kata Kim dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita negara KCNA, Selasa.
"Jika mereka (pemerintahan baru AS) ingin tidur dengan damai selama empat tahun mendatang, lebih baik tidak menyebarkan bau sejak awal."
Kim menyatakan bahwa latihan perang dan permusuhan tidak pernah akan bisa sejalan dengan dialog dan kerja sama.
Ketika ditanya tentang pernyataan Kim Yo Jong, Blinken mengatakan kepada sebuah pengarahan media di Tokyo bahwa dia mengetahui komentar tersebut, tetapi dia lebih tertarik untuk mendengar apa yang dipikirkan sekutu dan mitra Amerika tentang Korea Utara.
Blinken dan Austin sedang melakukan perjalanan di Asia minggu ini untuk membahas kebijakan luar negeri dan keamanan dengan sekutu di Jepang dan Korea Selatan, di antara perhentian lainnya.
Pemerintahan AS yang baru diharapkan menyelesaikan peninjauan kebijakan Korea Utara dalam beberapa minggu mendatang, dan Blinken mengatakan Washington sedang mempertimbangkan apakah tekanan tambahan terhadap Korea Utara bisa efektif.
Korea Utara sejauh ini menolak permintaan dari AS untuk terlibat dalam dialog, kata Gedung Putih pada Senin (15/3), karena dinginnya hubungan kedua negara yang dimulai sejak pemerintahan Donald Trump telah meluas ke masa kepresidenan Biden.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengadakan tiga pertemuan puncak tingkat tinggi dengan Trump dan bertukar serangkaian surat, tetapi negara bersenjata nuklir itu mengakhiri pembicaraan dan mengatakan tidak akan terlibat lebih jauh kecuali AS mencabut kebijakan permusuhannya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korea Utara tidak tanggapi pendekatan diplomatik pemerintahan Biden
Baca juga: Wisata, baju tradisional dan kuliner Indonesia dipromosikan di Korut
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021
Tags: