Kulon Progo (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan Sekolah Lapang Geofisika 2021 di Desa Glagah, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam rangka meningkatkan upaya mitigasi bagi masyarakat di wilayah pesisir.

Kepala BMKG Pusat Dwikorita Karnawati di Kulon Progo, Selasa, mengatakan potensi bencana tsunami dan gempa bumi di wilayah pesisir Kulon Progo memang cukup tinggi, sehingga masyarakat perlu mendapat edukasi dan literasi dalam rangka meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan dalam melakukan mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami.


"Dengan digelarnya Sekolah Lapang Geofisika 2021, pemahaman tentang mitigasi di masyarakat bisa meningkat. Tujuannya Sekolah Lapang 2021 sendiri adalah untuk edukasi dan literasi masyarakat. Bencana itu tidak dapat dicegah, namun korban jiwanya tetap bisa diminimalisir," kata Dwikorita.

Baca juga: Kepala BMKG: Pemahaman cuaca-iklim jadikan kemandirian petani

Baca juga: BMKG gelar Sekolah Lapang secara nasional


Dwi mengatakan mitigasi bencana memang tidak bisa dilakukan dalam sekali pelatihan. Namun perlu diberi materi berkelanjutan dan harus digelar simulasi secara rutin. Sehingga harapannya mitigasi bencana bisa menjadi budaya di masyarakat.


Selain pemahaman masyarakat terhadap mitigasi bencana memerlukan adanya dukungan sarana dan prasarana seperti jalur evakuasi dan peta bencana juga menjadi unsur penting untuk meminimalisir korban jiwa.


"Jalur evakuasi dan peta bencana maka masyarakat bisa lebih cepat menghindar dari bahaya. Sebelum terjadi bencana harus bersiap dan sering berlatih, jangan tunggu sampai bencana. Ini merupakan bekal untuk mengurangi risiko korban dari bahaya gempa bumi dan tsunami," kata Dwi.


Sementara itu, Staf Ahli Bupati Kulon Progo Bambang Sutrisno mengaku pihaknya rutin mengadakan simulasi kebencanaan untuk kesiapan pemkab dalam upaya mitigasi bencana.


"Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan di sektor manapun, baik sisi sumber daya masyarakat (SDM) maupun sarana dan prasarananya. Selain itu, BPBD Kulon Progo sudah memiliki peta potensi bencana. Di tingkat desa juga sudah kami targetkan 75 desa tangguh bencana," katanya.

Baca juga: BMKG: Masyarakat di daerah rawan tsunami harus punya peta evakusi

Baca juga: BMKG minta masyarakat pahami tingkat kebencanaan peringatan tsunami