Produk makanan dan minuman RI raup 12 juta dolar AS di pameran Jepang
15 Maret 2021 21:34 WIB
Produk makanan dan minuman RI yang tampil di pameran Foodex 2021 yang dilaksanakan selama 4 hari dan dihadiri lebih dari 26 ribu pengunjung dari kalangan buyers, tradings, retailers, hingga produsen makanan dan minuman di wilayah Jepang dan sekitarnya. ANTARA/HO-Biro Humas Kementerian Perdagangan
Jakarta (ANTARA) - Produk makanan dan minuman Indonesia meraup transaksi dagang 12 juta dolar AS atau Rp173,11 miliar dalam pameran The 46th International Food and Beverage Exhibitions (Foodex) 2021 di Jepang di tengah status state of emergency (SOE) Jepang.
"Transaksi dagang sebesar 12 juta dolar AS dalam Foodex 2021 tersebut merupakan kontribusi dari transaksi produk ayam kaarage beku dan durian palu beku dalam kemasan sebesar 9 juta dolar AS; serta produk camilan, saos sambal, dan bumbu-bumbu yang mendapatkan order hingga 3 juta dolar AS," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Kasan lewat keterangan resmi diterima di Jakarta, Senin.
Menurut Kasan, pemberlakuan SOE di Jepang telah menggeser kebiasaan masyarakat untuk mengkonsumsi mamin yang praktis atau sekali pakai hingga makanan beku dalam kemasan menjadi primadona pada Foodex yang digelar di Chiba, Jepang, 9-12 Maret 2021.
“Selain itu, kondisi geografis yang rawan bencana dan demografi Jepang yang mulai menua serta mayoritas wanita Jepang yang juga turut aktif sebagai pekerja kantoran, membuat makanan beku menjadi tren dan semakin digemari di Jepang,” imbuh Kasan.
Foodex 2021 yang dilaksanakan selama 4 hari tersebut dihadiri lebih dari 26 ribu pengunjung dari kalangan buyers, tradings, retailers, hingga produsen makanan-minuman di wilayah Jepang dan sekitarnya.
Baca juga: Kemendag: Produk makanan dan minuman siap gebrak pasar Timur Tengah
Pameran yang diselenggarakan di pusat pertemuan Makuharie Messe ini diikuti lebih dari 40 negara, termasuk Indonesia. Indonesia menghadirkan Paviliun Indonesia dan diikuti perwakilan dari 17 produsen serta pelaku usaha makanan dan minuman Indonesia.
Secara terpisah, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjelaskan, partisipasi Indonesia di dalam gelaran Foodex ke-46 merupakan salah satu prioritas Kementerian Perdagangan di masa pandemi, yaitu mendorong ekspor produk makanan dan minuman yang biasanya bertahan, bahkan cenderung meningkat.
Mendag menambahkan, permintaan yang besar ini perlu didukung pemangku kepentingan lain seperti perbankan terkait bantuan pembiayaan/permodalan ekspornya; serta produsen terkait ketersediaan, kualitas, dan kontinuitas barang.
Baca juga: Kemenperin dorong industri makanan kembangkan produk dan teknologi
Selain itu, peran perwakilan perdagangan di luar negeri diharapkan akan mendorong terjadinya transaksi dan kerja sama yang saling menguntungkan dalam rangka menggenjot ekspor Indonesia.
Kunjungan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga ke Indonesia pada Oktober tahun lalu berdampak secara tidak langsung dengan ramainya Paviliun Indonesia selama pameran.
Kunjungan tersebut menandakan arti penting Indonesia dan kawasan Asia Tenggara lainnya sebagai refleksi komitmen bersama kemitraan strategis antara Jepang dan Indonesia.
"Transaksi dagang sebesar 12 juta dolar AS dalam Foodex 2021 tersebut merupakan kontribusi dari transaksi produk ayam kaarage beku dan durian palu beku dalam kemasan sebesar 9 juta dolar AS; serta produk camilan, saos sambal, dan bumbu-bumbu yang mendapatkan order hingga 3 juta dolar AS," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Kasan lewat keterangan resmi diterima di Jakarta, Senin.
Menurut Kasan, pemberlakuan SOE di Jepang telah menggeser kebiasaan masyarakat untuk mengkonsumsi mamin yang praktis atau sekali pakai hingga makanan beku dalam kemasan menjadi primadona pada Foodex yang digelar di Chiba, Jepang, 9-12 Maret 2021.
“Selain itu, kondisi geografis yang rawan bencana dan demografi Jepang yang mulai menua serta mayoritas wanita Jepang yang juga turut aktif sebagai pekerja kantoran, membuat makanan beku menjadi tren dan semakin digemari di Jepang,” imbuh Kasan.
Foodex 2021 yang dilaksanakan selama 4 hari tersebut dihadiri lebih dari 26 ribu pengunjung dari kalangan buyers, tradings, retailers, hingga produsen makanan-minuman di wilayah Jepang dan sekitarnya.
Baca juga: Kemendag: Produk makanan dan minuman siap gebrak pasar Timur Tengah
Pameran yang diselenggarakan di pusat pertemuan Makuharie Messe ini diikuti lebih dari 40 negara, termasuk Indonesia. Indonesia menghadirkan Paviliun Indonesia dan diikuti perwakilan dari 17 produsen serta pelaku usaha makanan dan minuman Indonesia.
Secara terpisah, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjelaskan, partisipasi Indonesia di dalam gelaran Foodex ke-46 merupakan salah satu prioritas Kementerian Perdagangan di masa pandemi, yaitu mendorong ekspor produk makanan dan minuman yang biasanya bertahan, bahkan cenderung meningkat.
Mendag menambahkan, permintaan yang besar ini perlu didukung pemangku kepentingan lain seperti perbankan terkait bantuan pembiayaan/permodalan ekspornya; serta produsen terkait ketersediaan, kualitas, dan kontinuitas barang.
Baca juga: Kemenperin dorong industri makanan kembangkan produk dan teknologi
Selain itu, peran perwakilan perdagangan di luar negeri diharapkan akan mendorong terjadinya transaksi dan kerja sama yang saling menguntungkan dalam rangka menggenjot ekspor Indonesia.
Kunjungan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga ke Indonesia pada Oktober tahun lalu berdampak secara tidak langsung dengan ramainya Paviliun Indonesia selama pameran.
Kunjungan tersebut menandakan arti penting Indonesia dan kawasan Asia Tenggara lainnya sebagai refleksi komitmen bersama kemitraan strategis antara Jepang dan Indonesia.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2021
Tags: