Gubernur Banten: KH Mas Abdurrahman layak jadi pahlawan nasional
15 Maret 2021 19:42 WIB
Gubernur Banten Wahidin Halim (berkemeja putih) usai menerima audiensi Panitia Muktamar XX Mathla'ul Anwar di Serang Banten, Senin (15/3/2021). (Foto: ANTARA/ Istimewa)
Serang, Banten (ANTARA) - Gubernur Banten Wahidin Halim menilai KH Mas Abdurrahman bin Jamal Al-Janakawi layak menjadi pahlawan nasional karena salah satu pendiri Ormas Mathla’ul Anwar itu telah banyak berjasa dalam turut mencerdaskan umat dan bangsa.
"Maka, tidak ada alasan untuk tidak mendukung KH Mas Abdurrahman menjadi Pahlawan Nasional, dan saya mendorong agar juga lahir pahlawan-pahlawan nasional yang lain dari Banten," katanya di Serang, Banten, Senin.
Gubernur Banten mengemukakan keterangan tersebut ketika menerima audiensi Panitia Muktamar ke-20 dan HUT ke-105 Mathla'ul Anwar di rumah dinasnya di Serang, Banten. Pertemuan tersebut difasilitasi oleh Wakil Sekjen Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) yang juga Koordinator Presidium KAHMI Banten Udin Saparudin.
Pada pertemuan itu hadir Andi Yudi Hendriawan selaku Ketua Panitia Pelaksana Muktamar, Dhona El Furqon selaku Pengasuh Pesantren KH Mas Abdurrahman Matha'ul Anwar, Sarda Surana dari Perguruan Mathla’ul Anwar Menes, Ulfi Kadafi selaku Direktur Pembangunan UNMA, dan Syaifullah selaku Penasehat Hukum PBMA.
Audiensi dan diskusi itu diawali dengan doa bersama dan pembacaan surat Al-Fatihah untuk para tokoh pendiri Mathla’ul Anwar serta untuk suksesnya Muktamar ke-20 dan HUT ke-105 Mathla'ul Anwar yang akan dilaksanakan di Bogor pada 1-3 April 2021. Gubernur juga menyatakan siap hadir pada pembukaan muktamar tersebut.
Mathla’ul Anwar adalah Ormas Islam yang didirikan pada 1916 oleh KH E Mohammad Yasin, KH Tb Mohammad Sholeh, dan KH Mas Abdurrahman di daerah Menes, Pandeglang, Banten.
Saat ini Mathla’ul Anwar mempunyai perwakilan di hampir semua provinsi di Indonesia dan di beberapa negara sahabat serta mengelola ribuan satuan pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
Gubernur Banten lebih lanjut mengemukakan, KH Mas Abdurrahman adalah figur dan tokoh nasional yang harus dicontoh dan diteladani oleh generasi muda, terutama di kalangan Mathla’ul Anwar.
Wahidin Halim juga percaya bahwa usulan KH Mas Abdurrahman sebagai pahlawan nasional adalah wujud penghargaan warga Mathla’ul Anwar kepada salah satu pendiri Ormas Islam tersebut.
"Saya yakin karya-karya beliau pasti banyak, dan mohon agar tulisan-tulisan beliau itu dikumpulkan. Kami akan berikan tempat di Museum Banten agar dapat dibaca oleh masyarakat luas," ujarnya, menambahkan.
Usulan agar KH Mas Abdurrahman menjadi pahlawan nasional sudah disampaikan kepada pemerintah pada 2020, namun belum berhasil karena adanya beberapa kendala teknis. Usulan tersebut akan ditindaklanjuti pada kepengurusan baru Mathla’ul Anwar hasil Muktamar 2021.
Pada acara audiensi itu Gubernur Banten juga memuji ketokohan Ketua Majelis Amanah PBMA dan salah satu pendiri Provinsi Banten HM Irsjad Djuwaeli yang baru meninggal beberapa waktu berselang.
"Bapak almarhum HM Irsjad Djuwaeli adalah mitra strategis saya dalam menjalankan pemerintahan di Banten, sehingga saya secara pribadi sangat kehilangan sosok beliau," katanya.
Wahidin juga mengapresiasi aktivitas Irsjad Djuwaeli sejak masa tahun 66-an yang sangat aktif di Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) serta mengenangnya sebagai orang yang konsisten berorganisasi, bahkan di masa senjanya, terutama dalam membesarkan Mathla’ul Anwar.
"Maka, tidak ada alasan untuk tidak mendukung KH Mas Abdurrahman menjadi Pahlawan Nasional, dan saya mendorong agar juga lahir pahlawan-pahlawan nasional yang lain dari Banten," katanya di Serang, Banten, Senin.
Gubernur Banten mengemukakan keterangan tersebut ketika menerima audiensi Panitia Muktamar ke-20 dan HUT ke-105 Mathla'ul Anwar di rumah dinasnya di Serang, Banten. Pertemuan tersebut difasilitasi oleh Wakil Sekjen Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) yang juga Koordinator Presidium KAHMI Banten Udin Saparudin.
Pada pertemuan itu hadir Andi Yudi Hendriawan selaku Ketua Panitia Pelaksana Muktamar, Dhona El Furqon selaku Pengasuh Pesantren KH Mas Abdurrahman Matha'ul Anwar, Sarda Surana dari Perguruan Mathla’ul Anwar Menes, Ulfi Kadafi selaku Direktur Pembangunan UNMA, dan Syaifullah selaku Penasehat Hukum PBMA.
Audiensi dan diskusi itu diawali dengan doa bersama dan pembacaan surat Al-Fatihah untuk para tokoh pendiri Mathla’ul Anwar serta untuk suksesnya Muktamar ke-20 dan HUT ke-105 Mathla'ul Anwar yang akan dilaksanakan di Bogor pada 1-3 April 2021. Gubernur juga menyatakan siap hadir pada pembukaan muktamar tersebut.
Mathla’ul Anwar adalah Ormas Islam yang didirikan pada 1916 oleh KH E Mohammad Yasin, KH Tb Mohammad Sholeh, dan KH Mas Abdurrahman di daerah Menes, Pandeglang, Banten.
Saat ini Mathla’ul Anwar mempunyai perwakilan di hampir semua provinsi di Indonesia dan di beberapa negara sahabat serta mengelola ribuan satuan pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
Gubernur Banten lebih lanjut mengemukakan, KH Mas Abdurrahman adalah figur dan tokoh nasional yang harus dicontoh dan diteladani oleh generasi muda, terutama di kalangan Mathla’ul Anwar.
Wahidin Halim juga percaya bahwa usulan KH Mas Abdurrahman sebagai pahlawan nasional adalah wujud penghargaan warga Mathla’ul Anwar kepada salah satu pendiri Ormas Islam tersebut.
"Saya yakin karya-karya beliau pasti banyak, dan mohon agar tulisan-tulisan beliau itu dikumpulkan. Kami akan berikan tempat di Museum Banten agar dapat dibaca oleh masyarakat luas," ujarnya, menambahkan.
Usulan agar KH Mas Abdurrahman menjadi pahlawan nasional sudah disampaikan kepada pemerintah pada 2020, namun belum berhasil karena adanya beberapa kendala teknis. Usulan tersebut akan ditindaklanjuti pada kepengurusan baru Mathla’ul Anwar hasil Muktamar 2021.
Pada acara audiensi itu Gubernur Banten juga memuji ketokohan Ketua Majelis Amanah PBMA dan salah satu pendiri Provinsi Banten HM Irsjad Djuwaeli yang baru meninggal beberapa waktu berselang.
"Bapak almarhum HM Irsjad Djuwaeli adalah mitra strategis saya dalam menjalankan pemerintahan di Banten, sehingga saya secara pribadi sangat kehilangan sosok beliau," katanya.
Wahidin juga mengapresiasi aktivitas Irsjad Djuwaeli sejak masa tahun 66-an yang sangat aktif di Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) serta mengenangnya sebagai orang yang konsisten berorganisasi, bahkan di masa senjanya, terutama dalam membesarkan Mathla’ul Anwar.
Pewarta: Lukman Hakim/Sambas
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021
Tags: