Mitigasi pandemi oleh pemerintah berkontribusi positif di tenaga kerja
15 Maret 2021 15:21 WIB
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah saat memberikan pemaparan dalam agenda Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI yang disiarkan langsung, Senin (15/3/2021). (ANTARA/Andi Firdaus)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengemukakan serangkaian program mitigasi pemerintah terhadap pandemi COVID-19 sepanjang 2020 telah berkontribusi positif pada pemulihan ekonomi nasional di sektor tenaga kerja.
"Upaya pemerintah memitigasi pandemi di sektor ketenagakerjaan dari program kami maupun dukungan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah menyasar pada 34,6 juta orang. Capaian ini sudah melampaui cakupan penduduk usia kerja terdampak pandemi," katanya dalam acara Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI yang disiarkan langsung, Senin.
Dalam paparan Ida terkait evaluasi penanggulangan COVID-19 selama setahun terakhir disampaikan terdapat 29,12 juta orang penduduk usia kerja yang terdampak pandemi COVID-19 berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS).
Bila dirinci, pengangguran karena COVID-19 mencapai 2,56 juta orang, bukan angkatan kerja karena COVID-19 sebanyak 0,76 juta orang, tidak bekerja karena COVID-19 sebanyak 1,77 juta orang, yang bekerja dengan mengalami pengurangan jam kerja sebanyak 24,03 juta orang.
Dari total penduduk usia kerja sebanyak 203 juta orang, kata Ida, sebanyak 14,28 persennya terdampak pandemi COVID-19.
Baca juga: Pemerintah sampaikan langkah mitigasi COVID-19 sektor ketenagakerjaan
Baca juga: Indonesia paparkan strategi mitigasi ketenagakerjaan di forum AS-ASEAN
Upaya mitigasi yang dilaksanakan Kemenaker di kebijakan penyesuaian iuran Jamsostek selama pandemi, penyesuaian jangka waktu manfaat Jamsostek bagi pekerja selama pandemi dan sejumlah upaya lainnya.
Program Kemenaker yang telah dilaksanakan berupa pelatihan vokasi dengan melakukan training menyasar sebanyak 121 ribu orang serta pemagangan di Industri 19 ribu orang, pelatihan peningkatan produktivitas bagi tenaga kerja sebanyak 11 ribu orang, serta sisanya berupa sertifikasi kompetensi, penempatan tenaga kerja dalam dan luar negeri, pelatihan wirausaha, inkubasi bisnis, Program Padat Karya, hingga Gerakan Pekerja Sehat menyasar total 2,1 juta orang.
Adapun Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang juga menyasar pada sektor ketenagakerjaan antara lain bantuan subsidi upah menyasar 12,2 juta orang, kartu Prakerja 5,5 juta orang, bantuan produktif usaha mikro 12 juta orang, padat karya di berbagai kementerian totalnya menyasar 32,5 juta orang.
"Upaya pemerintah memitigasi pandemi sejauh ini memberikan sinyal positif di sektor perekonomian dan ketenagakerjaan. Pertumbuhan ekonomi sepanjang kwartal 3 dan kwartal 4 berangsur membaik meski masih berada di zona minus," katanya.
Sektor yang paling banyak penyumbang serapan tenaga kerja antara lain pertanian, industri pengolahan dan perdagangan yang juga konsisten menunjukkan data penguatan sepanjang 2020.
"Kita lihat Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI)-nya berangsur membaik pada triwulan 3 dan 4 tahun 2020, meski masih berada di posisi kontraksi pada kwartal pertama 2021, PMI kita diprediksi mencapai 51,14 persen yang artinya ini menunjukkan sinyal ekspansi usaha khususnya industri manufaktur," katanya.
Seiring meningkatnya ekspansi dunia usaha, kata Ida, indeks penggunaan tenaga kerja juga diperkirakan perlahan meningkat pada triwulan 2021.
Kondisi ini menunjukkan optimisme serapan tenaga kerja di Industri manufaktur yang berkontribusi menyerap tenaga kerja di tengah pandemi, kata Ida.
"Lapangan kerja juga terus tumbuh seiring diterapkannya Undang-Undang Cipta Kerja. Dari uraian tersebut bisa disimpulkan upaya pemerintah menanggulangi pandemi sepanjang 2020 berdampak signifikan pada pemulihan ekonomi nasional termasuk sektor ketenagakerjaan," katanya.
Baca juga: Kemnaker terus fokus bantu pekerja terdampak COVID-19
Baca juga: Kemnaker paparkan kebijakan atasi dampak pandemi COVID-19
"Upaya pemerintah memitigasi pandemi di sektor ketenagakerjaan dari program kami maupun dukungan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) telah menyasar pada 34,6 juta orang. Capaian ini sudah melampaui cakupan penduduk usia kerja terdampak pandemi," katanya dalam acara Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI yang disiarkan langsung, Senin.
Dalam paparan Ida terkait evaluasi penanggulangan COVID-19 selama setahun terakhir disampaikan terdapat 29,12 juta orang penduduk usia kerja yang terdampak pandemi COVID-19 berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS).
Bila dirinci, pengangguran karena COVID-19 mencapai 2,56 juta orang, bukan angkatan kerja karena COVID-19 sebanyak 0,76 juta orang, tidak bekerja karena COVID-19 sebanyak 1,77 juta orang, yang bekerja dengan mengalami pengurangan jam kerja sebanyak 24,03 juta orang.
Dari total penduduk usia kerja sebanyak 203 juta orang, kata Ida, sebanyak 14,28 persennya terdampak pandemi COVID-19.
Baca juga: Pemerintah sampaikan langkah mitigasi COVID-19 sektor ketenagakerjaan
Baca juga: Indonesia paparkan strategi mitigasi ketenagakerjaan di forum AS-ASEAN
Upaya mitigasi yang dilaksanakan Kemenaker di kebijakan penyesuaian iuran Jamsostek selama pandemi, penyesuaian jangka waktu manfaat Jamsostek bagi pekerja selama pandemi dan sejumlah upaya lainnya.
Program Kemenaker yang telah dilaksanakan berupa pelatihan vokasi dengan melakukan training menyasar sebanyak 121 ribu orang serta pemagangan di Industri 19 ribu orang, pelatihan peningkatan produktivitas bagi tenaga kerja sebanyak 11 ribu orang, serta sisanya berupa sertifikasi kompetensi, penempatan tenaga kerja dalam dan luar negeri, pelatihan wirausaha, inkubasi bisnis, Program Padat Karya, hingga Gerakan Pekerja Sehat menyasar total 2,1 juta orang.
Adapun Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang juga menyasar pada sektor ketenagakerjaan antara lain bantuan subsidi upah menyasar 12,2 juta orang, kartu Prakerja 5,5 juta orang, bantuan produktif usaha mikro 12 juta orang, padat karya di berbagai kementerian totalnya menyasar 32,5 juta orang.
"Upaya pemerintah memitigasi pandemi sejauh ini memberikan sinyal positif di sektor perekonomian dan ketenagakerjaan. Pertumbuhan ekonomi sepanjang kwartal 3 dan kwartal 4 berangsur membaik meski masih berada di zona minus," katanya.
Sektor yang paling banyak penyumbang serapan tenaga kerja antara lain pertanian, industri pengolahan dan perdagangan yang juga konsisten menunjukkan data penguatan sepanjang 2020.
"Kita lihat Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI)-nya berangsur membaik pada triwulan 3 dan 4 tahun 2020, meski masih berada di posisi kontraksi pada kwartal pertama 2021, PMI kita diprediksi mencapai 51,14 persen yang artinya ini menunjukkan sinyal ekspansi usaha khususnya industri manufaktur," katanya.
Seiring meningkatnya ekspansi dunia usaha, kata Ida, indeks penggunaan tenaga kerja juga diperkirakan perlahan meningkat pada triwulan 2021.
Kondisi ini menunjukkan optimisme serapan tenaga kerja di Industri manufaktur yang berkontribusi menyerap tenaga kerja di tengah pandemi, kata Ida.
"Lapangan kerja juga terus tumbuh seiring diterapkannya Undang-Undang Cipta Kerja. Dari uraian tersebut bisa disimpulkan upaya pemerintah menanggulangi pandemi sepanjang 2020 berdampak signifikan pada pemulihan ekonomi nasional termasuk sektor ketenagakerjaan," katanya.
Baca juga: Kemnaker terus fokus bantu pekerja terdampak COVID-19
Baca juga: Kemnaker paparkan kebijakan atasi dampak pandemi COVID-19
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021
Tags: