Dukung udara bersih, Pertamina luncurkan Program Langit Biru di Ambon
14 Maret 2021 13:32 WIB
Sales Area Manager (SAM) Retail Maluku Wilson Eddi Wijaya (kanan) saat peluncuran Program Langit Biru (PLB) di SPBU Kebun Cengkeh, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Minggu (14/3/2021). ANTARA/Jimmy Ayal/aa.
Ambon (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VIII Maluku-Papua meluncurkan Program Langit Biru (PLB) di Kota Ambon, Maluku, untuk mendorong masyarakat menggunakan bahan bakar minyak (BBM) ramah lingkungan.
Program PLB berupa pembelian BBM ramah lingkungan jenis Pertalite seharga Premium tersebut merupakan upaya Pertamina mendukung pemerintah menciptakan udara bersih.
"Program ini mendorong masyarakat untuk menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan," ujar Sales Area Manager (SAM) Retail Maluku Pertamina MOR VIII Wilson Eddi Wijaya saat peluncuran PLB di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kebun Cengkeh, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Ambon, Minggu.
Selain Ambon, PLB itu juga diluncurkan di Jayapura, Papua dan Manokwari, Papua Barat.
Baca juga: Program Langit Biru diperluas ke Indonesia Timur dinilai positif
Menurut Wilson, penggunaan BBM beroktan rendah seperti Premium, tidak hanya merusak mesin kendaraan, tetapi juga menyebabkan polusi udara.
Di Ambon, program ini diterapkan di lima dari tujuh SPBU yang ada, yakni Belakang Kota dan Kebun Cengkeh di Kecamatan Sirimau, Galala dan Lateri di Kecamatan Baguala, serta Wayame, Kecamatan Teluk Ambon.
Pemakaian BBM oktan rendah membuat pembakaran di dalam mesin kendaraan menjadi tidak sempurna, sehingga menghasilkan gas buangan yang berbahaya, di antaranya karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), dan sulful dioksida (SO2).
"Dampaknya, kualitas udara menurun dan dapat berakibat timbulnya sejumlah penyakit. Kanker menjadi satu yang terburuk," katanya.
Melalui PLB, Pertamina memberikan harga khusus Pertalite kepada konsumen pengguna kendaraan roda dua, roda tiga, dan angkutan umum pelat kuning di kota berjuluk Manise itu.
Pengguna kendaraan roda dua, roda tiga, dan angkutan umum pelat kuning di Kota Ambon memperoleh potongan harga Pertalite sebesar Rp1.400 per liter.
"Pengguna dapat membeli Pertalite dengan harga sama dengan premium yakni Rp6.450 per liter dari harga normalnya Rp7.850 per liter," katanya.
Penggunaan BBM beroktan tinggi yakni Pertalite akan memberikan manfaat besar, baik terhadap kendaraan maupun lingkungan dan kesehatan.
"Dengan PLB ini kami ingin masyarakat tahu bahwa Pertamina memiliki produk BBM beroktan tinggi,emisi yang dikeluarkan kendaraan lebih kecil, dan masyarakat dapat merasakan efek jangka panjang yakni kepada kesehatan," ujarnya.
Dia berharap warga semakin menyadari pentingnya penggunaan BBM beroktan tinggi dengan sejumlah manfaat serta pengaruhnya terhadap lingkungan.
Peluncuran PLB ini didukung penuh mulai dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ambon, akademisi, aktivis lingkungan, pengamat otomotif hingga paramedis.
Seorang dokter spesialis paru di Ambon, Vebiyanti Tentua menyarankan masyarakat menghentikan penggunaan BBM beroktan rendah, jika telah mengetahui dampak negatifnya.
Ia berharap baik masyarakat maupun pemerintah bisa lebih bijak dalam menjaga dan melindungi kesehatan, dengan memilih BBM ramah lingkungan.
Penggunaan BBM beroktan tinggi akan membantu mengurangi polusi penyebab penurunan kualitas udara, sehingga melindungi hak masyarakat menghirup udara bersih.
"Harapannya, harga BBM oktan tinggi ini disesuaikan dengan kemampuan dan daya beli masyarakat," ujar Vebiyanti.
Baca juga: Program Langit Biru edukasi warga gunakan BBM ramah lingkungan
Baca juga: YLKI dorong pemerintah segera implementasikan program langit biru
Program PLB berupa pembelian BBM ramah lingkungan jenis Pertalite seharga Premium tersebut merupakan upaya Pertamina mendukung pemerintah menciptakan udara bersih.
"Program ini mendorong masyarakat untuk menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan," ujar Sales Area Manager (SAM) Retail Maluku Pertamina MOR VIII Wilson Eddi Wijaya saat peluncuran PLB di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kebun Cengkeh, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Ambon, Minggu.
Selain Ambon, PLB itu juga diluncurkan di Jayapura, Papua dan Manokwari, Papua Barat.
Baca juga: Program Langit Biru diperluas ke Indonesia Timur dinilai positif
Menurut Wilson, penggunaan BBM beroktan rendah seperti Premium, tidak hanya merusak mesin kendaraan, tetapi juga menyebabkan polusi udara.
Di Ambon, program ini diterapkan di lima dari tujuh SPBU yang ada, yakni Belakang Kota dan Kebun Cengkeh di Kecamatan Sirimau, Galala dan Lateri di Kecamatan Baguala, serta Wayame, Kecamatan Teluk Ambon.
Pemakaian BBM oktan rendah membuat pembakaran di dalam mesin kendaraan menjadi tidak sempurna, sehingga menghasilkan gas buangan yang berbahaya, di antaranya karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), dan sulful dioksida (SO2).
"Dampaknya, kualitas udara menurun dan dapat berakibat timbulnya sejumlah penyakit. Kanker menjadi satu yang terburuk," katanya.
Melalui PLB, Pertamina memberikan harga khusus Pertalite kepada konsumen pengguna kendaraan roda dua, roda tiga, dan angkutan umum pelat kuning di kota berjuluk Manise itu.
Pengguna kendaraan roda dua, roda tiga, dan angkutan umum pelat kuning di Kota Ambon memperoleh potongan harga Pertalite sebesar Rp1.400 per liter.
"Pengguna dapat membeli Pertalite dengan harga sama dengan premium yakni Rp6.450 per liter dari harga normalnya Rp7.850 per liter," katanya.
Penggunaan BBM beroktan tinggi yakni Pertalite akan memberikan manfaat besar, baik terhadap kendaraan maupun lingkungan dan kesehatan.
"Dengan PLB ini kami ingin masyarakat tahu bahwa Pertamina memiliki produk BBM beroktan tinggi,emisi yang dikeluarkan kendaraan lebih kecil, dan masyarakat dapat merasakan efek jangka panjang yakni kepada kesehatan," ujarnya.
Dia berharap warga semakin menyadari pentingnya penggunaan BBM beroktan tinggi dengan sejumlah manfaat serta pengaruhnya terhadap lingkungan.
Peluncuran PLB ini didukung penuh mulai dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ambon, akademisi, aktivis lingkungan, pengamat otomotif hingga paramedis.
Seorang dokter spesialis paru di Ambon, Vebiyanti Tentua menyarankan masyarakat menghentikan penggunaan BBM beroktan rendah, jika telah mengetahui dampak negatifnya.
Ia berharap baik masyarakat maupun pemerintah bisa lebih bijak dalam menjaga dan melindungi kesehatan, dengan memilih BBM ramah lingkungan.
Penggunaan BBM beroktan tinggi akan membantu mengurangi polusi penyebab penurunan kualitas udara, sehingga melindungi hak masyarakat menghirup udara bersih.
"Harapannya, harga BBM oktan tinggi ini disesuaikan dengan kemampuan dan daya beli masyarakat," ujar Vebiyanti.
Baca juga: Program Langit Biru edukasi warga gunakan BBM ramah lingkungan
Baca juga: YLKI dorong pemerintah segera implementasikan program langit biru
Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: