Menkes harapkan 1,5 juta suntikan vaksin per hari di semester kedua
13 Maret 2021 14:51 WIB
Dokumentasi - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc/pri.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengharapkan sekitar 1,5 juta suntikan vaksin COVID-19 per hari bisa diberikan kepada masyarakat pada semester kedua tahun ini yang dimulai Juli untuk tercapainya target program vaksinasi di Indonesia.
"(Sebanyak) 75 persen tersedia vaksin mulai bulan Juli. 181,5 juta orang, 363 juta dosis (vaksin) dibagi 365 hari itu satu juta sehari kalau vaksinnya rata tersedianya. Vaksinnya ini tersedianya di semester kedua yang banyak. Akibatnya, kepepet kita di semester kedua. Hitung-hitungan saya harus 1,5 juta suntik per hari," kata Menkes dalam konferensi pers virtual, Sabtu.
Dia meminta masyarakat Indonesia bersabar menunggu giliran vaksinasi mengingat keterbatasan vaksin saat ini, sehingga hanya 24 persen populasi yang akan disuntik.
Baca juga: Respons Ratu Elizabeth hingga vaksinasi HPV wajib sebelum nikah
Di sisi lain, dia menekankan pemberian vaksin bisa tepat pada sasaran kelompok prioritas yakni tenaga kesehatan dan orang lanjut usia atau lansia yang rentan terkena virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Budi berpesan pada mereka yang sudah divaksin untuk tetap menjalankan protokol kesehatan yakni mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak karena masih berpotensi terkena COVID-19 dan menularkannya kepada orang lain.
Dia mengingatkan, kekebalan bisa optimal pada 28 hari setelah suntikan kedua. Namun, ini tak berarti seseorang menjadi bak manusia super yang kebal terhadap penyakit.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Bambang Brodjonegoro mengatakan pentingnya inovasi dalam pelayanan publik dan soliditas untuk menghadapi pandemi COVID-19 yang sudah menjadi musuh bersama dalam satu tahun terakhir.
Baca juga: Vaksinasi "drive-thru" gratis untuk lansia dan pekerja wisata
Inovasi ini salah satunya bisa berwujud kerja sama sektor privat dan publik dalam pelayanan vaksinasi. Kemudian, pemanfaatan sistem berbasis teknologi digital yang optimal.
Bambang mengapresiasi keterlibatan kalangan muda yang mengunggulkan inovasi ditunjang teknologi digital yang optimal untuk menciptakan layanan publik yang lebih baik khususnya dalam vaksinasi.
"Ini suatu contoh yang baik. Kami berharap program vaksinasi bisa berjalan cepat sehingga program pemulihan ekonomi juga bisa berlangsung lebih cepat, mudah-mudahan memberikan kelegaan bagi kita semua. Paling tidak, dengan protokol kesehatan yang tetap ketat, kita bisa mulai melakukan aktivitas ekonomi seperti yang sebelumnya kita lakukan sebelum pandemi," kata dia.
Dia berharap akan semakin banyak pihak yang ikut terlibat membantu program vaksinasi di tanah air, termasuk sektor-sektor swasta.
Baca juga: Vaksinasi perlu dipercepat sebelum virus bermutasi
Baca juga: Korsel gunakan vaksin AstraZeneca untuk usia 65 ke atas
"(Sebanyak) 75 persen tersedia vaksin mulai bulan Juli. 181,5 juta orang, 363 juta dosis (vaksin) dibagi 365 hari itu satu juta sehari kalau vaksinnya rata tersedianya. Vaksinnya ini tersedianya di semester kedua yang banyak. Akibatnya, kepepet kita di semester kedua. Hitung-hitungan saya harus 1,5 juta suntik per hari," kata Menkes dalam konferensi pers virtual, Sabtu.
Dia meminta masyarakat Indonesia bersabar menunggu giliran vaksinasi mengingat keterbatasan vaksin saat ini, sehingga hanya 24 persen populasi yang akan disuntik.
Baca juga: Respons Ratu Elizabeth hingga vaksinasi HPV wajib sebelum nikah
Di sisi lain, dia menekankan pemberian vaksin bisa tepat pada sasaran kelompok prioritas yakni tenaga kesehatan dan orang lanjut usia atau lansia yang rentan terkena virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Budi berpesan pada mereka yang sudah divaksin untuk tetap menjalankan protokol kesehatan yakni mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak karena masih berpotensi terkena COVID-19 dan menularkannya kepada orang lain.
Dia mengingatkan, kekebalan bisa optimal pada 28 hari setelah suntikan kedua. Namun, ini tak berarti seseorang menjadi bak manusia super yang kebal terhadap penyakit.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Bambang Brodjonegoro mengatakan pentingnya inovasi dalam pelayanan publik dan soliditas untuk menghadapi pandemi COVID-19 yang sudah menjadi musuh bersama dalam satu tahun terakhir.
Baca juga: Vaksinasi "drive-thru" gratis untuk lansia dan pekerja wisata
Inovasi ini salah satunya bisa berwujud kerja sama sektor privat dan publik dalam pelayanan vaksinasi. Kemudian, pemanfaatan sistem berbasis teknologi digital yang optimal.
Bambang mengapresiasi keterlibatan kalangan muda yang mengunggulkan inovasi ditunjang teknologi digital yang optimal untuk menciptakan layanan publik yang lebih baik khususnya dalam vaksinasi.
"Ini suatu contoh yang baik. Kami berharap program vaksinasi bisa berjalan cepat sehingga program pemulihan ekonomi juga bisa berlangsung lebih cepat, mudah-mudahan memberikan kelegaan bagi kita semua. Paling tidak, dengan protokol kesehatan yang tetap ketat, kita bisa mulai melakukan aktivitas ekonomi seperti yang sebelumnya kita lakukan sebelum pandemi," kata dia.
Dia berharap akan semakin banyak pihak yang ikut terlibat membantu program vaksinasi di tanah air, termasuk sektor-sektor swasta.
Baca juga: Vaksinasi perlu dipercepat sebelum virus bermutasi
Baca juga: Korsel gunakan vaksin AstraZeneca untuk usia 65 ke atas
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: