Jakarta (ANTARA) - Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar mengatakan penting membangun ekosistem suplai dan permintaan (demand) pasar yang baik untuk mendukung kegiatan ekonomi sirkular agar berkelanjutan.

"Jadi sirkular ekonomi ini juga tidak akan bisa berjalan dengan baik kalau ekosistem tidak tumbuh dengan baik, suplai demand-nya tidak berkembang dengan baik," kata Novrizal dalam seminar virtual (webinar) Inovasi Ekonomi Sirkular dan Produk Inovasi Biokonversi, Jakarta, Jumat.

Novrizal menuturkan ekosistem suplai dan permintaan pasar tersebut harus terbangun dengan baik agar bisnis pengolahan limbah menjadi pupuk (waste to fertilizer) tetap berkelanjutan sehingga suplai tidak menjadi sia-sia. "Kegiatan pengolahan limbah menjadi pupuk hayati cair biokonversi merupakan suatu kegiatan ekonomi sirkular," katanya.

Ia berharap agar pupuk hayati cair biokonversi dengan mengolah sampah tersebut bisa terserap penuh di sektor pertanian Tanah Air.

"Demand-nya yang perlu kita perkuat dalam konteks waste to fertilizer," ujar Novrizal.

Baca juga: Menteri : Ekonomi sirkular jadi arus utama mitigasi perubahan iklim
Baca juga: Bappenas: Ekonomi sirkular bisa tambah PDB 638 triliun pada 2030


Novrizal mencontohkan industri daur ulang kertas menghadapi tantangan suplai yang tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan. Industri kertas memiliki permintaan tinggi yakni butuh 7 juta-7,5 juta ton sampah kertas setahun, tetapi suplai belum maksimal karena sistem pengumpulan sampahnya yang masih belum baik.

Dia berharap itu tidak terjadi pada industri pengolahan sampah menjadi pupuk hayati cair biokonversi.

Oleh karenanya, suplai yang sudah tumbuh dengan baik saat ini harus didukung dengan permintaan yang berkembang agar industri itu bisa tumbuh. Pupuk hayati cair itu diharapkan bisa mengisi kebutuhan pupuk yang banyak di sektor pertanian dalam negeri, yang mana saat ini masih didominasi penggunaan pupuk kimia.

Baca juga: Pegiat: Kesuksesan ekonomi sirkular dorong peningkatan green jobs
Baca juga: Menciptakan mata rantai ekonomi dari pengelolaan sampah