Pakar: Vaksin COVID-19 di Indonesia masih efektif tangkal varian baru
12 Maret 2021 15:52 WIB
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio (tengah) saat menjadi pembicara pada webinar "Pemantauan Genomik Varian Baru SARS-Cov2 di Indonesia", Jumat (12/3/2021). (ANTARA/Andi Firdaus).
Jakarta (ANTARA) - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof. Amin Soebandrio, dr., PhD., SpMK(K) mengemukakan Vaksin COVID-19 yang saat ini beredar di Indonesia masih efektif dalam menangkal varian baru virus tipe B117 yang dilaporkan mulai masuk ke Tanah Air sejak Februari 2021.
"Memang ada kekhawatiran varian virus B117 ini tidak bisa dinetralisasi antibodi yang terbentuk pascavaksinasi. Namun produsen vaksin yang beredar di Indonesia saat ini telah memastikan vaksinnya masih efektif untuk melawan varian virus ini," katanya, saat menjadi pembicara pada webinar "Pemantauan Genomik Varian Baru SARS-Cov2 di Indonesia" yang dipantau di Jakarta, Jumat siang.
Untuk memastikannya, ada rencana dari lembaga itu untuk melakukan pemantauan terhadap sejumlah sampel yang telah menyelesaikan vaksinasi dosis keduanya.
"Pemantauan dilakukan untuk melihat berapa tinggi kekebalan yang terbentuk pascavaksinasi. Ini demi memastikan herd immunity bisa tercapai," katanya.
Hanya saja, dikarenakan virus corona terus melakukan mutasi, maka diharapkan vaksinasi di seluruh dunia bisa diselesaikan lebih cepat. Hal ini demi mengantisipasi munculnya varian baru virus hasil mutasi yang lebih ganas.
Baca juga: Satgas: Corona B117 yang ditemukan di Indonesia sudah teratasi
"Memang dari keseluruhan mutasi virus, hanya sekira 4 persennya yang menjadi varian dengan keganasan yang lebih berbahaya. Tipe B117 yang kasusnya sudah ditemukan di Indonesia, termasuk yang memiliki karakteristik sel mampu menginfeksi manusia lebih cepat sehingga penyebarannya juga lebih cepat," katanya.
Baca juga: Pakar tegaskan vaksin Sinovac bisa diandalkan tangkal B117
Atas dasar karakteristik varian baru virus itu pula, Amin mengingatkan kepada mereka yang telah mendapatkan dua kali dosis vaksinasi untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan air dan sabun, serta menjauhi kerumunan.
Baca juga: Menkes: Ada tambahan empat kasus terkonfirmasi varian B117
"Adapun kepada yang akan mendapatkan kesempatan divaksin, tolong jangan menolak atau menundanya," ucapnya.
"Memang ada kekhawatiran varian virus B117 ini tidak bisa dinetralisasi antibodi yang terbentuk pascavaksinasi. Namun produsen vaksin yang beredar di Indonesia saat ini telah memastikan vaksinnya masih efektif untuk melawan varian virus ini," katanya, saat menjadi pembicara pada webinar "Pemantauan Genomik Varian Baru SARS-Cov2 di Indonesia" yang dipantau di Jakarta, Jumat siang.
Untuk memastikannya, ada rencana dari lembaga itu untuk melakukan pemantauan terhadap sejumlah sampel yang telah menyelesaikan vaksinasi dosis keduanya.
"Pemantauan dilakukan untuk melihat berapa tinggi kekebalan yang terbentuk pascavaksinasi. Ini demi memastikan herd immunity bisa tercapai," katanya.
Hanya saja, dikarenakan virus corona terus melakukan mutasi, maka diharapkan vaksinasi di seluruh dunia bisa diselesaikan lebih cepat. Hal ini demi mengantisipasi munculnya varian baru virus hasil mutasi yang lebih ganas.
Baca juga: Satgas: Corona B117 yang ditemukan di Indonesia sudah teratasi
"Memang dari keseluruhan mutasi virus, hanya sekira 4 persennya yang menjadi varian dengan keganasan yang lebih berbahaya. Tipe B117 yang kasusnya sudah ditemukan di Indonesia, termasuk yang memiliki karakteristik sel mampu menginfeksi manusia lebih cepat sehingga penyebarannya juga lebih cepat," katanya.
Baca juga: Pakar tegaskan vaksin Sinovac bisa diandalkan tangkal B117
Atas dasar karakteristik varian baru virus itu pula, Amin mengingatkan kepada mereka yang telah mendapatkan dua kali dosis vaksinasi untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan air dan sabun, serta menjauhi kerumunan.
Baca juga: Menkes: Ada tambahan empat kasus terkonfirmasi varian B117
"Adapun kepada yang akan mendapatkan kesempatan divaksin, tolong jangan menolak atau menundanya," ucapnya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021
Tags: