Industri ponsel China hadapi tantangan baru setelah pandemi
12 Maret 2021 12:13 WIB
Konsumen menggunakan gawai pintar terbaru Huawei P30 usai penjualan Huwaei P30 dan P30 Pro dimulai di Toko Huwaei, Beijing, Cina, Kamis (11/4/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Jason Lee/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Pengiriman ponsel di China mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu, namun, juga mengalami tantangan baru setelah dilanda pandemi virus corona.
Awal 2020 lalu, manufaktur ponsel di China mengalami gangguan dan daya beli konsumen menurun karena pandemi COVID-19, dikutip dari Reuters, Jumat.
Industri ponsel dan perekonomian di China sebagian besar sudah pulih, namun, perusahaan kini menghadapi tantangan berupa kekurangan pasokan chip.
Baca juga: Apple kekurangan pasokan "chip" iPhone
Baca juga: Microsoft garap chip sendiri untuk PC dan server
Berbagai faktor mempengaruhi pasokan chip yang turun, antara lain salah perhitungan permintaan, pabrik tutup dan perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.
Sejumlah perusahaan otomotif melaporkan kendala pasokan chip pada akhir Desember lalu.
Kekurangan chip ini melanda berbagai tipe perangkat keras, termasuk ponsel.
Akhir Februari lalu, wakil direktur di Xiaomi Corp, Lu Weibing mengunggah di media sosial China soal "kekurangan ekstrem" untuk pasokan chip.
Xiaomi merupakan salah satu produsen yang memperbanyak produksi pada akhir tahun lalu, untuk memenuhi penjualan yang kuat karena sanksi AS terhadap Huawei Technologies Co Ltd.
Analis berpendapat kenaikan produksi ini berkontribusi terhadap kekurangan pasokan chip.
Pengiriman ponsel pintar di China naik 236,6 persen secara tahunan, menjadi 21,3 juta unit pada Februari lalu, berdasarkan data China Academy of Information adn Communication.
Angka tersebut naik dibandingkan Februari 2020 yang sebanyak 6,3 juta unit, dan lebih tinggi dibandingkan pencapaian Februari 2019 yaitu sebesar 14,9 juta.
Pasar ponsel pintar di China sudah kembali seperti sebelum dilanda pandemi COVID-19.
Baca juga: Industri chip AS minta pemerintahan Biden danai pabrik
Baca juga: Vw perkirakan krisis pasokan chip masih akan berlanjut
Baca juga: Subaru kekurangan komponen, pangkas produksi di Jepang dan AS
Awal 2020 lalu, manufaktur ponsel di China mengalami gangguan dan daya beli konsumen menurun karena pandemi COVID-19, dikutip dari Reuters, Jumat.
Industri ponsel dan perekonomian di China sebagian besar sudah pulih, namun, perusahaan kini menghadapi tantangan berupa kekurangan pasokan chip.
Baca juga: Apple kekurangan pasokan "chip" iPhone
Baca juga: Microsoft garap chip sendiri untuk PC dan server
Berbagai faktor mempengaruhi pasokan chip yang turun, antara lain salah perhitungan permintaan, pabrik tutup dan perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.
Sejumlah perusahaan otomotif melaporkan kendala pasokan chip pada akhir Desember lalu.
Kekurangan chip ini melanda berbagai tipe perangkat keras, termasuk ponsel.
Akhir Februari lalu, wakil direktur di Xiaomi Corp, Lu Weibing mengunggah di media sosial China soal "kekurangan ekstrem" untuk pasokan chip.
Xiaomi merupakan salah satu produsen yang memperbanyak produksi pada akhir tahun lalu, untuk memenuhi penjualan yang kuat karena sanksi AS terhadap Huawei Technologies Co Ltd.
Analis berpendapat kenaikan produksi ini berkontribusi terhadap kekurangan pasokan chip.
Pengiriman ponsel pintar di China naik 236,6 persen secara tahunan, menjadi 21,3 juta unit pada Februari lalu, berdasarkan data China Academy of Information adn Communication.
Angka tersebut naik dibandingkan Februari 2020 yang sebanyak 6,3 juta unit, dan lebih tinggi dibandingkan pencapaian Februari 2019 yaitu sebesar 14,9 juta.
Pasar ponsel pintar di China sudah kembali seperti sebelum dilanda pandemi COVID-19.
Baca juga: Industri chip AS minta pemerintahan Biden danai pabrik
Baca juga: Vw perkirakan krisis pasokan chip masih akan berlanjut
Baca juga: Subaru kekurangan komponen, pangkas produksi di Jepang dan AS
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021
Tags: