Waktu terbaik pasien COVID-19 bisa kembali berolahraga
12 Maret 2021 07:08 WIB
Petugas medis (kiri) memimpin senam pagi bersama pasien COVID-19 berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Senin (28/9/2020) ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/wsj.
Jakarta (ANTARA) - Setelah pasien COVID-19 bebas dari gejala setidaknya selama 7 hari, dokter dapat menentukan apakah dia siap untuk rencana latihan dan membantu mereka memulainya secara perlahan, menurut studi terbaru.
Studi yang dipublikasikan secara online di BMJ itu, seperti dikutip dari WebMD, Jumat merekomendasikan pendekatan empat langkah bagi mereka yang menderita COVID-19 ringan hingga sedang.
Khusus untuk pasien yang memiliki gejala sedang, parah atau riwayat komplikasi jantung, diperlukan penilaian lebih lanjut oleh dokter mereka.
Untuk dua pekan pertama, latihan berintensitas rendah disarankan. Pilihannya bisa dengan 5 melakukan tugas-tugas rumah tangga, berkebun, berjalan kaki, peregangan, dan latihan keseimbangan atau yoga. Tingkatkan durasinya 10-15 menit per hari.
Pada tahap berikutnya, pasien diminta berjalan cepat selama 5 menit, naik dan turun tangga, joging, berenang, atau bersepeda. Mereka perlu menambahkan interval per hari apabila kondisi tubuh memungkinkan.
Selanjutnya, terkait koordinasi, kekuatan, dan keseimbangan dengan aktivitas seperti berlari tetapi dengan arah yang bervariasi atau latihan beban.
"Pasien harus memantau adakah gejala tidak bisa pulih 1 jam setelah latihan dan pada hari berikutnya, sesak napas yang tidak normal, detak jantung yang tidak normal, kelelahan atau kelesuan yang berlebihan, dan penanda kesehatan mental yang buruk," kata peneliti.
Masalah mental yang bisa muncul antara lain stres pasca trauma, kecemasan dan depresi. Apabila salah satu dari tanda-tanda ini muncul, pasien harus berkonsultasi dengan dokter.
Setelah menyelesaikan tahapan-tahapan yang disebutkan, pasien mungkin siap untuk kembali setidaknya ke tingkat aktivitas sebelum terkena COVID-19.
Namun, penulis mengingatkan pemulihan penuh mungkin membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan pasien.
Pakar kardiologi di Mount Sinai, New York City, Sam Setareh mengatakan sependapat mengenai perlunya pendekatan untuk menunggu seminggu setelah gejala terakhir dan pasien mulai kembali berolahraga perlahan setelah COVID-19.
Menurut dia, bila pasien tidak dapat kembali ke aktivitas latihan dasar atau mengalami nyeri dada, mereka harus dievaluasi oleh dokter. Nyeri dada yang parah, detak jantung, atau palpitasi perlu diperiksakan ke ahli jantung.
Baca juga: Pasien COVID-19 gejala ringan perlu tetap berolahraga, tapi ada syarat
Baca juga: Dortmund sulap Signal Iduna Park jadi faskes perawatan pasien COVID-19
Baca juga: Maracana dipakai jadi rumah sakit darurat tangani pasien COVID-19
Studi yang dipublikasikan secara online di BMJ itu, seperti dikutip dari WebMD, Jumat merekomendasikan pendekatan empat langkah bagi mereka yang menderita COVID-19 ringan hingga sedang.
Khusus untuk pasien yang memiliki gejala sedang, parah atau riwayat komplikasi jantung, diperlukan penilaian lebih lanjut oleh dokter mereka.
Untuk dua pekan pertama, latihan berintensitas rendah disarankan. Pilihannya bisa dengan 5 melakukan tugas-tugas rumah tangga, berkebun, berjalan kaki, peregangan, dan latihan keseimbangan atau yoga. Tingkatkan durasinya 10-15 menit per hari.
Pada tahap berikutnya, pasien diminta berjalan cepat selama 5 menit, naik dan turun tangga, joging, berenang, atau bersepeda. Mereka perlu menambahkan interval per hari apabila kondisi tubuh memungkinkan.
Selanjutnya, terkait koordinasi, kekuatan, dan keseimbangan dengan aktivitas seperti berlari tetapi dengan arah yang bervariasi atau latihan beban.
"Pasien harus memantau adakah gejala tidak bisa pulih 1 jam setelah latihan dan pada hari berikutnya, sesak napas yang tidak normal, detak jantung yang tidak normal, kelelahan atau kelesuan yang berlebihan, dan penanda kesehatan mental yang buruk," kata peneliti.
Masalah mental yang bisa muncul antara lain stres pasca trauma, kecemasan dan depresi. Apabila salah satu dari tanda-tanda ini muncul, pasien harus berkonsultasi dengan dokter.
Setelah menyelesaikan tahapan-tahapan yang disebutkan, pasien mungkin siap untuk kembali setidaknya ke tingkat aktivitas sebelum terkena COVID-19.
Namun, penulis mengingatkan pemulihan penuh mungkin membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan pasien.
Pakar kardiologi di Mount Sinai, New York City, Sam Setareh mengatakan sependapat mengenai perlunya pendekatan untuk menunggu seminggu setelah gejala terakhir dan pasien mulai kembali berolahraga perlahan setelah COVID-19.
Menurut dia, bila pasien tidak dapat kembali ke aktivitas latihan dasar atau mengalami nyeri dada, mereka harus dievaluasi oleh dokter. Nyeri dada yang parah, detak jantung, atau palpitasi perlu diperiksakan ke ahli jantung.
Baca juga: Pasien COVID-19 gejala ringan perlu tetap berolahraga, tapi ada syarat
Baca juga: Dortmund sulap Signal Iduna Park jadi faskes perawatan pasien COVID-19
Baca juga: Maracana dipakai jadi rumah sakit darurat tangani pasien COVID-19
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021
Tags: