Jakarta (ANTARA) - Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko menyatakan pandemi virus corona (COVID-19) memaksa manusia untuk mencari terobosan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
"Akibat pandemi, seluruh umat manusia dipaksa berpikir, mencari cara-cara baru untuk mengelola kesehatan, pendidikan, cara kerja, ekonomi hingga perpolitikan," kata Budiman kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Menurut Budiman, sejarah banyak mencatat tentang hubungan antara pandemi dan teknologi. Dimana itu merupakan momentum bagi manusia untuk mencari terobosan-terobosan baru. Karena sistem dan cara berpikir lama dianggap sudah usang.
Baca juga: Budiman: Harus punya Komite Sains Kepresidenan demi kemajuan teknologi
Budiman mencontohkan, saat penyakit den virus HIV puluhan tahun lalu, sampai saat ini belum ada vaksin yang bisa menyembuhkan penyakit itu. Namun berbeda dengan COVID-19 yang telah menjadi pandemi di seluruh dunia, memaksa para peneliti dan ilmuwan untuk menemukan vaksin dari virus tersebut.
"Kurang dari satu tahun, vaksin sudah ditemukan, biasanya vaksin itu butuh belasan tahun," ujarnya.
Baca juga: Inovator 4.0: RI harus kuasai teknologi terkini agar mampu bersaing
Selain itu, kata Budiman, pandemi juga memaksa manusia untuk berpikir ilmiah dan harus berdasarkan data. Ketika masyarakat berpikir ilmiah, akan memudahkan sebuah lingkungan berinovasi untuk kemajuan teknologi.
Komisaris Independen PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V ini menyatakan pandemi juga mengubah sistem kesehatan di masyarakat. Dimana dahulu, fasilitas kesehatan terbatas memberikan pelayanan, namun saat pamdemi, semua masyarakat mendapatkan layanan kesehatan.
"Artinya lebih progresif, lebih pro keadilan, lebih pro kemajuan muncul mendapatkan momentum, mendapatkan kesempatan untuk berkembang," jelas Budiman.
Baca juga: Inovator 4.0 dukung desa-desa maju dengan inovasi
Budiman: Pandemi memaksa manusia untuk mencari terobosan iptek
11 Maret 2021 17:46 WIB
Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko. ANTARA/ Abdu Faisal.
Pewarta: Fauzi
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: