Jakarta (ANTARA) - Satgas Penanganan COVID-19 mengingatkan bahwa libur panjang cenderung meningkatkan kasus aktif terkonfirmasi positif COVID-19.

"Bukan liburannya yang salah tapi libur ini memberikan peluang orang-orang menjadi berkumpul dalam satu waktu dan tempat yang sama," ujar Ketua Tim Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah dalam talk show bertema "COVID-19 dalam angka: Pembelajaran berharga COVID-19" di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, ketika orang-orang berkumpul maka potensi penularan akan terbuka, apalagi tidak ada kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan.

Baca juga: Laki-laki lebih berisiko meninggal akibat COVID-19, sebut satgas

"Itu akhirnya menjadi waktu untuk terjadinya transmisi virus," ucapnya.

Ia mencontohkan pada Agustus - September 2020, angka kasus COVID-19 meningkat hingga mencapai 45.000 kasus.

"Kemudian ada liburan November - Desember 2020 juga jauh lebih tinggi lagi peningkatannya sampai 75.000. Dan yang Desember 2020 - Januari 2021 peningkatannya 130.000," paparnya.

Baca juga: Satgas: Persentase pelacakan kontak erat positif COVID-19 masih rendah

Dengan demikian, ia menilai ketika ada momen-momen di mana orang memiliki potensi untuk berkerumun maka risiko meningkatkan kasus COVID-19 terbuka lebar.

"Mobilitas itu berperan penting dalam apakah akan menambah atau tidak," katanya.

Pada pekan ini, terdapat dua hari libur nasional, yakni pada Kamis (11/3/2021) yang merupakan peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW dan Minggu (14/3/2021) merupakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1943.

Baca juga: Warga RI divaksin COVID-19 bertambah 237.672 menjadi 3.574.698 orang

Baca juga: Positif COVID-19 RI bertambah 5.633 pasien per 10 Maret