BMKG deteksi sembilan titik panas kategori sedang di Aceh
10 Maret 2021 20:12 WIB
Petugas gabungan memadamkan api yang membakar lahan gambut saat kunjungan Kapolda Aceh Irjen Pol Wahyu Widada di kawasan perbatasan Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Nagan Raya, Aceh, Selasa (2/3/2021). (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/foc)
Banda Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar mendeteksi sembilan titik panas kategori sedang di wilayah provinsi paling barat Indonesia itu pada Rabu sore.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Rabu, mengatakan hasil pantauan sensor modis dari Satelit Tera, Aqua dan Suomi NPP bahwa terdeteksi sejumlah titik panas yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota.
“Hasil pantauan titik panas pada 10 Maret 2021 sejak pukul 00.00-16.00 WIB bahwa terdapat sembilan titik panas di wilayah Aceh, dengan tingkat kepercayaan sedang," kata Zakaria.
Baca juga: Lahan gambut Rimbo Panjang-Riau terbakar, tim berjibaku memadamkan
Ia menjelaskan titik panas dengan kategori sedang itu terpantau dua titik di Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya, dua titik di Kecamatan Trumon Timur, Kabupaten Aceh Selatan.
Selanjutnya dua titik di Kecamatan Pantebidari, Kabupaten Aceh Timur dan masing-masing satu titik di Kecamatan Birembayeun dan Serbajadi Kabupaten Aceh Timur, serta satu titik terpantau di Kecamatan Muaratiga Kabupaten Pidie.
Zakaria menjelaskan titik panas dengan tingkat kepercayaan sedang tersebut artinya belum dapat dipastikan bahwa titik panas tersebut adalah titik api.
Baca juga: Jet tempur F-16 ikut patroli karhutla di Riau
Kendati demikian, lanjut Zakaria, warga tetap diminta waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Warga dilarang membuka lahan perkebunan dengan cara membakar.
“Kalau titik panas yang muncul sudah berwarna merah, tingkat kepercayaannya sudah pada kategori tinggi, itu kita perkirakan titik panas tersebut sudah berupa kebakaran,” katanya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyatakan bahwa karhutla menjadi bencana paling dominan terjadi di Aceh sepanjang Februari 2021. Total lahan yang terbakar dengan luas 107 hektare di sejumlah daerah.
Baca juga: BPBD: 95 persen Karhutla di Aceh Barat sudah padam
“Karhutla menjadi bencana yang mendominasi yakni sebanyak 37 kali kejadian,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas di Banda Aceh.
Menurut data dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBA, sejak Januari hingga 1 Maret 2021 tercatat 46 kali kejadian karhutla di wilayah provinsi berjulukan Tanah Rencong tersebut, dengan luas hutan dan lahan terbakar 130,3 hektare serta kerugian diperkirakan mencapai Rp16,9 miliar.
Baca juga: Luas Karhutla di Nagan Raya Aceh sudah mencapai 17,5 hektare
Baca juga: Ular sepanjang 2 meter mati terpanggang akibat karhutla di Siak
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Rabu, mengatakan hasil pantauan sensor modis dari Satelit Tera, Aqua dan Suomi NPP bahwa terdeteksi sejumlah titik panas yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota.
“Hasil pantauan titik panas pada 10 Maret 2021 sejak pukul 00.00-16.00 WIB bahwa terdapat sembilan titik panas di wilayah Aceh, dengan tingkat kepercayaan sedang," kata Zakaria.
Baca juga: Lahan gambut Rimbo Panjang-Riau terbakar, tim berjibaku memadamkan
Ia menjelaskan titik panas dengan kategori sedang itu terpantau dua titik di Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya, dua titik di Kecamatan Trumon Timur, Kabupaten Aceh Selatan.
Selanjutnya dua titik di Kecamatan Pantebidari, Kabupaten Aceh Timur dan masing-masing satu titik di Kecamatan Birembayeun dan Serbajadi Kabupaten Aceh Timur, serta satu titik terpantau di Kecamatan Muaratiga Kabupaten Pidie.
Zakaria menjelaskan titik panas dengan tingkat kepercayaan sedang tersebut artinya belum dapat dipastikan bahwa titik panas tersebut adalah titik api.
Baca juga: Jet tempur F-16 ikut patroli karhutla di Riau
Kendati demikian, lanjut Zakaria, warga tetap diminta waspada terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Warga dilarang membuka lahan perkebunan dengan cara membakar.
“Kalau titik panas yang muncul sudah berwarna merah, tingkat kepercayaannya sudah pada kategori tinggi, itu kita perkirakan titik panas tersebut sudah berupa kebakaran,” katanya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyatakan bahwa karhutla menjadi bencana paling dominan terjadi di Aceh sepanjang Februari 2021. Total lahan yang terbakar dengan luas 107 hektare di sejumlah daerah.
Baca juga: BPBD: 95 persen Karhutla di Aceh Barat sudah padam
“Karhutla menjadi bencana yang mendominasi yakni sebanyak 37 kali kejadian,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas di Banda Aceh.
Menurut data dari Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBA, sejak Januari hingga 1 Maret 2021 tercatat 46 kali kejadian karhutla di wilayah provinsi berjulukan Tanah Rencong tersebut, dengan luas hutan dan lahan terbakar 130,3 hektare serta kerugian diperkirakan mencapai Rp16,9 miliar.
Baca juga: Luas Karhutla di Nagan Raya Aceh sudah mencapai 17,5 hektare
Baca juga: Ular sepanjang 2 meter mati terpanggang akibat karhutla di Siak
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021
Tags: