Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia, Hasto Wardoyo, mendukung kampanye vaksinasi HPV dengan mengupayakan vaksin tersebut sebagai bagian dari skrining wajib pranikah.

Salah satu upaya yang dilakukan BKKBN adalah dengan melakukan audiensi bersama Menteri Agama Yaqut Cholil beberapa waktu lalu, untuk menjelaskan perihal platform skrining tiga bulan sebelum menikah.

Baca juga: Waktu tepat dapatkan vaksinasi HPV untuk cegah kanker serviks

"Saya mohon ijin kepada beliau, Bapak Menteri Agama, bahwa BKKBN ada program skrining 3 bulan sebelum nikah, di dalamnya termasuk vaksinasi tetanus toksoid, dan saya minta vaksinasi HPV juga masuk di dalamnya karena itu penting sekali," ujar Hasto dalam diskusi virtual terkait kampanye vaksinasi HPV pada Rabu.

Menurut Hasto vaksinasi HPV menjadi salah satu upaya yang harus dilakukan untuk mencapai visi dan misi BKKBN yaitu mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas dengan cara menyelenggarakan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.

"Upaya pencegahan menjadi sangat penting. Maka kami terus menerus mendukung kampanye vaksinasi HPV ini, karena penyakit akibat virus ini sangat mematikan bagi kaum perempuan, dan ternyata juga bisa menyerang kaum laki-laki," jelas Hasto.

Lebih lanjut Hasto menjelaskan bahwa pada prinsipnya BKKBN ingin membentuk keluarga yang berkualitas. Oleh sebab itu pihaknya ingin memenuhi peran perlindungan dari 8 fungsi keluarga, dalam bentuk vaksinasi HPV yang dinilainya sebagai bagian dari pemenuhan hak perempuan untuk hidup sehat dan berkualitas.

Baca juga: HPV penyebab kanker serviks juga bisa menyerang pria

"Untuk itu, Kami sangat mendukung kampanye ini dan berharap semoga akan ada lebih banyak keluarga di Indonesia yang menyadari pentingnya vaksinasi HPV serta melakukan deteksi dini kanker serviks demi perlindungan diri sendiri dan keluarga," katanya.

Menurut data GLOBOCAN 2020, kanker serviks adalah kanker perempuan terbanyak kedua dengan jumlah kasus 36.633 (17,2 persen) di Indonesia, dan membunuh 57 perempuan Indonesia setiap harinya.

Angka tersebut meningkat hampir 15 persen dari tahun 2018, atau lebih dari 21.000 keluarga di Indonesia setiap tahunnya ditinggalkan oleh ibu, anak perempuan atau istri karena kanker serviks yang mengakibatkan beban sosial begitu besar bagi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga Indonesia ke depannya. Padahal, kanker serviks merupakan satu-satunya kanker yang dapat dicegah dengan vaksinasi HPV.

Rekomendasi vaksinasi HPV juga sejalan dengan strategi global WHO untuk mencakup hingga 90 persen vaksinasi HPV, 70 persen cakupan skrining, dan 90 persen akses ke perawatan terkait di semua negara. Selain itu, vaksinasi HPV tidak hanya mencegah bahaya kanker serviks, tetapi juga penyakit terkait HPV lainnya, seperti beberapa penyakit kulit dan kelamin pada pria.


Baca juga: Keputihan tidak biasa bisa jadi gejala kanker serviks

Baca juga: Kapan anak perempuan perlu diberi vaksin HPV?

Baca juga: Kanker serviks bisa dicegah lewat deteksi dini