BPOM: Uji sampel vaksin AstraZeneca aman dan dapat ditoleransi baik
9 Maret 2021 12:59 WIB
Tangkapan layar saat Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito meluncurkan izin penggunaan darurat Vaksin Astra Zeneca yang disiarkan secara daring, Selasa (9/3/2021). (ANTARA/Andi Firdaus).
Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah melakukan uji klinis Vaksin AstraZeneca terhadap 23.745 subjek dengan laporan hasil yang aman dan dapat ditoleransi dengan baik.
"BPOM sudah melakukan proses evaluasi untuk keamanan khasiat dan mutu vaksin, proses dilakukan bersama tim ahli, dan berbagai klinis terkait," kata Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito dalam siaran pers peluncuran izin penggunaan darurat Vaksin AstraZeneca secara daring, Selasa.
Hasil evaluasi keamanan berdasarkan data uji klinis secara keseluruhan pemberian vaksin dua dosis dengan interval 4-12 pada pada total 23.745 subjek, dinyatakan aman dan dapat ditoleransi dengan baik.
Baca juga: BPOM resmi terbitkan izin penggunaan darurat Vaksin AstraZeneca
Baca juga: BPOM: Negara berpopulasi muslim juga izinkan vaksin AstraZeneca
Kejadian efek samping yang dilaporkan dalam studi klinik, kata Penny, umumnya sedang dan ringan.
Yang dominan dilaporkan adalah reaksi lokal pada lokasi penyuntikan,seperti nyeri, kemerahan, gatal hingga pembengkakan.
Sedangkan reaksi sistemik yang ringan dari efek vaksin tersebut, seperti kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, meriang, nyeri sendi, demam, dan muntah.
Penny menambahkan berdasarkan hasil evaluasi terhadap khasiat, vaksin tersebut dapat merangsang pembentukan antibodi yang baik pada populasi dewasa maupun lansia dengan rata-rata peningkatan antibodi Imunoglobulin M (IgM) berkisar 32 kali setelah dosis kedua usia 18-60 tahun serta 21 kali pada kelompok lansia di atas 65 tahun.
BPOM RI telah menerbitkan persetujuan izin penggunaan darurat atau 'emergency use authorization' (EUA) terhadap produk Vaksin AstraZeneca bernomor EUA 2158100143A1 pada 22 Februari 2021.
Vaksin tiba di Bandara Soekarno Hatta, Senin (8/3) petang dan disaksikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Baca juga: UNICEF dukung vaksinasi Indonesia agar kegiatan anak kembali normal
Baca juga: Indonesia terima kiriman vaksin AstraZeneca pertama
Indonesia menerima pengiriman pertama vaksin AstraZeneca sebanyak 1.113.600 vaksin jadi, dengan total berat 4,1 ton, terdiri dari 11.136 karton vaksin, ujar Menlu Retno.
Dia menyampaikan 1.113.600 vaksin tersebut adalah bagian awal dari 'batch' pertama pemberian vaksin melalui jalur multilateral. Dimana melalui batch pertama Indonesia akan memeroleh 11.704.800 vaksin jadi.
Pengiriman batch pertama akan dilakukan hingga Mei 2021 dan akan diikuti batch selanjutnya.
"BPOM sudah melakukan proses evaluasi untuk keamanan khasiat dan mutu vaksin, proses dilakukan bersama tim ahli, dan berbagai klinis terkait," kata Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito dalam siaran pers peluncuran izin penggunaan darurat Vaksin AstraZeneca secara daring, Selasa.
Hasil evaluasi keamanan berdasarkan data uji klinis secara keseluruhan pemberian vaksin dua dosis dengan interval 4-12 pada pada total 23.745 subjek, dinyatakan aman dan dapat ditoleransi dengan baik.
Baca juga: BPOM resmi terbitkan izin penggunaan darurat Vaksin AstraZeneca
Baca juga: BPOM: Negara berpopulasi muslim juga izinkan vaksin AstraZeneca
Kejadian efek samping yang dilaporkan dalam studi klinik, kata Penny, umumnya sedang dan ringan.
Yang dominan dilaporkan adalah reaksi lokal pada lokasi penyuntikan,seperti nyeri, kemerahan, gatal hingga pembengkakan.
Sedangkan reaksi sistemik yang ringan dari efek vaksin tersebut, seperti kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, meriang, nyeri sendi, demam, dan muntah.
Penny menambahkan berdasarkan hasil evaluasi terhadap khasiat, vaksin tersebut dapat merangsang pembentukan antibodi yang baik pada populasi dewasa maupun lansia dengan rata-rata peningkatan antibodi Imunoglobulin M (IgM) berkisar 32 kali setelah dosis kedua usia 18-60 tahun serta 21 kali pada kelompok lansia di atas 65 tahun.
BPOM RI telah menerbitkan persetujuan izin penggunaan darurat atau 'emergency use authorization' (EUA) terhadap produk Vaksin AstraZeneca bernomor EUA 2158100143A1 pada 22 Februari 2021.
Vaksin tiba di Bandara Soekarno Hatta, Senin (8/3) petang dan disaksikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Baca juga: UNICEF dukung vaksinasi Indonesia agar kegiatan anak kembali normal
Baca juga: Indonesia terima kiriman vaksin AstraZeneca pertama
Indonesia menerima pengiriman pertama vaksin AstraZeneca sebanyak 1.113.600 vaksin jadi, dengan total berat 4,1 ton, terdiri dari 11.136 karton vaksin, ujar Menlu Retno.
Dia menyampaikan 1.113.600 vaksin tersebut adalah bagian awal dari 'batch' pertama pemberian vaksin melalui jalur multilateral. Dimana melalui batch pertama Indonesia akan memeroleh 11.704.800 vaksin jadi.
Pengiriman batch pertama akan dilakukan hingga Mei 2021 dan akan diikuti batch selanjutnya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021
Tags: