Jakarta (ANTARA) - Pembentukan Pos Komando (Posko) tingkat desa dan kelurahan dinilai efektif menurunkan kasus COVID-19, demikian info dari Satuan Tugas Penanganan COVID-19.

"Saya berikan apresiasi kepada seluruh provinsi yang telah berupaya mengkoordinasikan daerahnya hingga ke tingkat desa dan kelurahan, sehingga posko yang berfungsi sebagai pelaksana PPKM mikro, dapat terbentuk dan berjalan dengan baik," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam siaran pers Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang diterima di Jakarta, Selasa.

Adapun posko desa/kelurahan yang sudah terbentuk mencapai 22.832 posko yang tersebar di 30 provinsi di Indonesia.

Terdapat tiga provinsi dengan jumlah posko desa/kelurahan terbanyak, yakni Jawa Barat sebanyak 6.873 posko, Jawa Tengah 6.475 posko dan Jawa Timur 4.216 posko.

Baca juga: WNA dapat ikut program vaksin gotong-royong

Baca juga: Pemerintah buka ruang swasta untuk kejar produksi vaksin


Saat ini, hal yang telah dilakukan posko adalah edukasi dan sosialisasi protokol kesehatan 3M, pembagian masker dan penegakan disiplin protokol kesehatan.

“Dari seluruh provinsi, Jawa Barat terbanyak melaporkan yaitu melebihi 350 ribu laporan kinerja. Diikuti Banten melebihi 200 ribu laporan kinerja dan DI Yogyakarta dengan lebih dari 170 ribu laporan kinerja,” kata Wiku.

Dari total laporan yang masuk, kegiatan yang paling banyak mendapat teguran dari posko adalah kegiatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan kerumunan seperti pesta pernikahan, kegiatan rapat dan kegiatan keagamaan.

"Ingat, mohon dijaga semangat gotong royong dan bahu membahu dalam menjalankan PPKM mikro hingga tingkat terkecil, tidak hanya pada awal pelaksanaan namun seterusnya hingga kasus dapat kita tekan, dan penananganan di tingkat nasional dapat membaik secara signifikan," kata Wiku.*

Baca juga: Sebagian besar wilayah Indonesia berzona oranye

Baca juga: Pemerintah pastikan vaksin masih efektif lawan mutasi COVID-19 B117