Atourin dan Kemendes bikin kompetisi "itinerary" dan video wisata desa
8 Maret 2021 22:27 WIB
Dirjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Eko Sri Haryanto dalam konferensi pers Atourin membahas kompetisi pembuatan itinerary dan video wisata desa secara daring di Jakarta, Senin (8/3/2021). (ANTARA/Virna P Setyorini)
Jakarta (ANTARA) - Startup Atourin bersama Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menggelar kompetisi pembuatan itinerary tour (rencana perjalanan) dan video protokol kesehatan wisata desa untuk memunculkan daya tarik alam pedesaan.
COO Atourin Reza Permadi dalam konferensi pers secara virtual yang diakses di Jakarta, Senin, mengatakan program Inspirasi Desa untuk Indonesia muncul setelah 124 mitra pemandu wisata Atourin dalam pertemuan daring sebelumnya menyampaikan kesulitan mereka untuk dapat meyakinkan wisatawan datang ke desa.
Selain itu mereka juga mengatakan membutuhkan inovasi dan akses memasarkan produk dan jasanya. Menurut Reza, memang sudah ada kementerian dan lembaga yang mendukung pengembangan wisata desa, namun tetap masih ada yang kurang maksimal.
Keberadaan mereka yang bukan berada di lima destinasi super prioritas, membuat mereka meminta pendampingan agar wisata desanya juga dapat berjalan, katanya.
Baca juga: Menparekraf terapkan 6 strategi percepat pemulihan sektor parekraf
Baca juga: Ketua DPR: Budaya Osing diminati wisatawan asing
Sementara itu, Dirjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Eko Sri Haryanto mengatakan pelatihan yang dilakukan melalui kerja sama mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia di desa wisata, seperti pelatihan virtual tour yang memungkinkan desa wisata mempromosikan tempatnya kepada masyarakat lebih luas.
Edukasi, menurut dia, sangat penting diberikan supaya mereka tahu cara mengelola desa dengan baik. Kerja sama dengan Atourin harapannya dapat menaikkan pengetahuan mereka, apalagi saat ini sudah masuk era industri 4.0, sehingga dunia virtual penting dikuasai karena memiliki akses lebih murah dan luas menjangkau masyarakat.
"Kalau milenial sudah suka akan hal itu, itu potensi besar karena pengaruhnya juga besar di kancah sosial mereka bergaul, sehingga mempercepat pengenalan wilayah wisata sesuai kondisinya," ujar dia.
Kompetisi dibagi menjadi dua, yakni membuat itinerary bertema Inspirasi dari Desa, dan membuat video protokol kesehatan berbasis pada Cleaness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) atau CHSE yang bertema Nyaman Berlebaran di Desa. Panitia menyediakan hadiah total jutaan rupiah bagi para pemenang.
Periode pendaftaran kompetisi membuat itinerary dibuka sejak 8 hingga 22 Maret 2021, penjurian dilakukan pada 23-30 Maret, dan pengumuman dilakukan pada 31 Maret.
Pendaftaran pembuatan video protokol CHSE dibuka pada 5 hingga 19 April 2021, batas mengunggah video pada 20 April, penjurian dilakukan pada 1 sampai dengan 7 Mei, dan pengumuman pemenang dilakukan 10 Mei.
Mereka yang tertarik mengikuti lomba dapat melihat lebih lengkap persyaratan yang diberikan untuk bisa berkompetisi di https://atourin.com/inspirasi-desa.
Baca juga: Menparekraf apresiasi penerapan prokes di Desa Wisata Penglipuran Bali
Baca juga: Bupati Maluku Tenggara apresiasi wisata virtual Desa Ngilngof
COO Atourin Reza Permadi dalam konferensi pers secara virtual yang diakses di Jakarta, Senin, mengatakan program Inspirasi Desa untuk Indonesia muncul setelah 124 mitra pemandu wisata Atourin dalam pertemuan daring sebelumnya menyampaikan kesulitan mereka untuk dapat meyakinkan wisatawan datang ke desa.
Selain itu mereka juga mengatakan membutuhkan inovasi dan akses memasarkan produk dan jasanya. Menurut Reza, memang sudah ada kementerian dan lembaga yang mendukung pengembangan wisata desa, namun tetap masih ada yang kurang maksimal.
Keberadaan mereka yang bukan berada di lima destinasi super prioritas, membuat mereka meminta pendampingan agar wisata desanya juga dapat berjalan, katanya.
Baca juga: Menparekraf terapkan 6 strategi percepat pemulihan sektor parekraf
Baca juga: Ketua DPR: Budaya Osing diminati wisatawan asing
Sementara itu, Dirjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Eko Sri Haryanto mengatakan pelatihan yang dilakukan melalui kerja sama mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia di desa wisata, seperti pelatihan virtual tour yang memungkinkan desa wisata mempromosikan tempatnya kepada masyarakat lebih luas.
Edukasi, menurut dia, sangat penting diberikan supaya mereka tahu cara mengelola desa dengan baik. Kerja sama dengan Atourin harapannya dapat menaikkan pengetahuan mereka, apalagi saat ini sudah masuk era industri 4.0, sehingga dunia virtual penting dikuasai karena memiliki akses lebih murah dan luas menjangkau masyarakat.
"Kalau milenial sudah suka akan hal itu, itu potensi besar karena pengaruhnya juga besar di kancah sosial mereka bergaul, sehingga mempercepat pengenalan wilayah wisata sesuai kondisinya," ujar dia.
Kompetisi dibagi menjadi dua, yakni membuat itinerary bertema Inspirasi dari Desa, dan membuat video protokol kesehatan berbasis pada Cleaness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) atau CHSE yang bertema Nyaman Berlebaran di Desa. Panitia menyediakan hadiah total jutaan rupiah bagi para pemenang.
Periode pendaftaran kompetisi membuat itinerary dibuka sejak 8 hingga 22 Maret 2021, penjurian dilakukan pada 23-30 Maret, dan pengumuman dilakukan pada 31 Maret.
Pendaftaran pembuatan video protokol CHSE dibuka pada 5 hingga 19 April 2021, batas mengunggah video pada 20 April, penjurian dilakukan pada 1 sampai dengan 7 Mei, dan pengumuman pemenang dilakukan 10 Mei.
Mereka yang tertarik mengikuti lomba dapat melihat lebih lengkap persyaratan yang diberikan untuk bisa berkompetisi di https://atourin.com/inspirasi-desa.
Baca juga: Menparekraf apresiasi penerapan prokes di Desa Wisata Penglipuran Bali
Baca juga: Bupati Maluku Tenggara apresiasi wisata virtual Desa Ngilngof
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021
Tags: