Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan ditutup turun tipis seiring kekhawatiran terhadap pergerakan imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat (AS).

IHSG ditutup melemah 10,28 poin atau 0,16 persen ke posisi 6.248,47. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 1,13 poin atau 0,12 persen ke posisi 940,24.

Analis Phillip Sekuritas Indonesia Anugerah Zamzami Nasr di Jakarta, Senin, mengatakan, IHSG sempat menguat di sesi pertama, namun akhirnya ditutup terkoreksi terseret pelemahan bursa regional.

"Meski data keluar hari ini cukup baik, meski masih di bawah 100, yaitu Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2021 naik ke 85,8 dari bulan sebelumnya yang sebesar 84.9. Tapi kekhawatiran dari yield US Treasury masih jadi perhatian, seiring senat yang sudah meloloskan stimulus 1,9 triliun dolar AS dan akan di-vote di House," ujar
Anugerah.

Baca juga: Rupiah Senin sore terkoreksi tajam, tertekan faktor eksternal dari AS

Hal tersebut, lanjutnya, dikhawatirkan memicu inflasi tinggi dan berimplikasi terhadap berapa lamanya bank sentral AS, Federal Reserve (Fed) akan menahan suku bunga rendah saat ini. Data inflasi dan lelang obligasi pemerintah AS juga akan diperhatikan pada minggu ini.

"Sektor keuangan dan tambang jadi penekan indeks hari ini. Spesifik per saham saham-saham big caps seperti saham BBCA, BBRI, ANTM, INCO dan UNVR menjadi penekan utama indeks hari ini, yang mana mereka sempat menguat di sesi satu sebelum berbalik arah dan ditutup melemah di sesi dua," kata Anugerah.

Dibuka menguat, IHSG masih bertahan di zona hijau namun melemah satu jam sebelum penutupan sesi pertama. Pada sesi kedua, IHSG lebih banyak menghabiskan waktu di zona merah hingga akhirnya ditutup turun.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, enam sektor terkoreksi dengan sektor teknologi turun paling dalam yaitu minus 0,97 persen, diikuti sektor barang baku dan sektor energi masing-masing minus 0,75 persen dan minus 0,61 persen.

Baca juga: IHSG Senin dibuka menguat 45,25 poin jadi 6.304

Sedangkan lima sektor meningkat dengan sektor transportasi dan logistik naik paling tinggi yaitu 4,4 persen, diikuti sektor perindustrian dan sektor kesehatan masing-masing 1,31 persen dan 0,81 persen.

Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp469,63 miliar.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.299.418 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 25,81 miliar lembar saham senilai Rp10,85 triliun. Sebanyak 220 saham naik, 255 saham menurun, dan 159 saham tidak bergerak nilainya.

Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei melemah 121,07 poin atau 0,42 persen ke 28.743,25, Indeks Hang Seng turun 557,46 poin atau 1,92 persen ke 28.540,83, dan Indeks Straits Times meningkat 57,9 atau 1,92 persen poin ke 3.071,75.

Baca juga: Saham China ditutup merosot, Indeks Shanghai anjlok 2,3 persen

Baca juga: Saham Inggris dibuka naik 0,5 persen, ditopang pelonggaran karantina