Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta Polri melipatgandakan pengawasan distribusi vaksin COVID-19 di Indonesia, terkait informasi Badan Koordinasi Kepolisian Global interpol tentang temuan adanya sindikat distributor vaksin COVID-19 palsu global di China dan Afrika selatan.

"Adanya isu terkait vaksin palsu yang tersebar di beberapa negara di Asia dan Afrika ini sungguh mengkhawatirkan. Memang untuk saat ini vaksin palsu tidak ditemukan di Indonesia, tetapi dengan ada informasi tersebut kita perlu waspada," kata Sahroni dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Dia meminta Polri mengawal penuh, mengawasi jalur distribusi, serta melakukan upaya mitigasi mencegah peredaran vaksin palsu tersebut.

Sahroni juga menjelaskan, meskipun vaksin palsu belum ditemukan, Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan mendapatkan vaksin palsu tersebut.

Baca juga: Interpol: Ratusan vaksin COVID-19 palsu disita di Afrika Selatan

Baca juga: Penipu tawarkan 400 juta vaksin COVID "mambang" di EU


"Besarnya penduduk Indonesia yang harus diberikan vaksin membuat potensi orang-orang jahat yang ingin memasukkan vaksin palsu sangat besar. Banyak permintaan, pasokan-nya juga masih sedikit, hingga peluang vaksin palsu juga semakin tinggi," ujarnya.

Politisi Partai NasDem itu menilai pengawasan itu sangat penting untuk mengantisipasi jangan sampai munculnya kasus vaksin palsu menurunkan kepercayaan masyarakat Indonesia untuk melakukan vaksinasi.

Dia menegaskan bahwa pemerintah Indonesia sedang berupaya menyosialisasikan pentingnya melakukan vaksin COVID-19 sehingga jangan sampai temuan vaksin palsu tersebut menimbulkan rasa ketakutan dan ketidakpercayaan masyarakat Indonesia untuk melakukan vaksin.

Karena itu dia menilai, peredaran vaksin palsu tersebut perlu diantisipasi khususnya dari institusi Kepolisian.

Baca juga: Cek Fakta: Para pemimpin dunia gunakan jarum suntik palsu saat vaksinasi COVID-19?

Baca juga: China tangkap jaringan vaksin palsu, sita 3.000 dosis