Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan saat inipihaknya sedang merancang peraturan mengenai pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual di perguruan tinggi.

“Saat ini kami sedang mendiskusikan rancangan Permendikbud pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual di perguruan tinggi," ujar Nadiem dalam Webinar Perempuan Pemimpin dan Kesetaraan Gender yang dipantau di Jakarta, Senin.

Baca juga: Peningkatan pemberdayaan perempuan disebut solusi pandemi COVID-19

Baca juga: Kowani: Perempuan Indonesia harus merdeka melaksanakan darma


Menurut dia, mekanisme terbaik untuk menerima dan menindaklanjuti laporan tiga dosa besar pendidikan di PAUD, sekolah dasar dan menengah, yang datang dari siswa, guru atau masyarakat, dan mekanisme terbaik untuk mendorong sekolah dan perguruan tinggi untuk membentuk satuan kerja pencegahan kekerasan.

Tiga dosa besar dalam dunia pendidikan tersebut, yakni intoleransi, kekerasan seksual, dan perundungan.

Menurut Nadiem, ketiga dosa besar itu sudah semestinya tidak lagi terjadi di semua jenjang pendidikan dan dialami oleh peserta, khususnya perempuan.

Dia menjelaskan peraturan menteri untuk perguruan tinggi dan mekanisme tersebut, dirancang dengan penuh kehati-hatian dan pertimbangan agar pelaksanaannya nanti dapat berjalan secara tepat dan sesuai dengan harapan.

"Satu hal yang perlu diingat, kami hanya akan menjadi satu ombak kecil di tengah upaya menciptakan lingkungan yang mendukung perempuan," ucapnya.

Hanya dengan kesadaran dan kemauan semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama menebus dosa, katanya, dapat pemantik gelombang. Lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perempuan mulai dari rumah, sekolah, perguruan tinggi, sampai tempat kerja, akan mendorong kemunculan lebih banyak perempuan pemimpin pada masa depan dengan kecerdasan dan karakter unggul.

Baca juga: Peringatan hari perempuan internasional tekankan perlindungan anak

Ia mengatakan bahwa momentum Hari Perempuan Internasional itu menjadi pengingat bagi semua bahwa perjuangan menuju kesetaraan gender masih panjang dan membutuhkan gotong-royong semua golongan untuk mewujudkannya.

“Mari terus pertahankan semangat hari perempuan yang telah hidup selama lebih dari satu abad ini untuk Indonesia setara bersama,” kata Nadiem.