Jakarta (ANTARA) - ​​​​​Pemanfaatan teknologi berbasis Internet of Things (IoT) semakin mempermudah bisnis dalam berbagai sektor, termasuk di bidang akuakultur yang dapat mendorong peningkatan kualitas pada hasil produksi budi daya ikan dan udang.

Salah satu perusahaan rintisan (startup) yang ikut berperan dalam terciptanya kesuksesan para pelaku usaha akuakultur, yaitu agriculture technology (agritech) eFishery.

“Melalui teknologi e-Fishery, pembudidaya ikan maupun udang dapat mengintegrasikan sistem pemberian pakan, mulai dari jadwal pemberian pakan, jumlah pakan yang ditebar, hingga pemantauan pertumbuhan hewan di tambak, semua dikelola akurat secara online,” kata Yeni Rahayu (40), seorang pelaku usaha akuakultur dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.

eFishery dikenal atas inovasi yang diciptakan berupa alat pemberi pakan untuk ikan maupun udang dengan berbasis internet.

Menurut Yeni, melalui alat eFishery dapat mengatur jadwal pemberian pakan secara lebih mudah melalui dosis pakan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Sedangkan untuk proses pemantauan pemberian pakan, dapat dikendalikan melalui aplikasi yang telah terinstal pada ponsel pintar.

Penggunaan feeder ini mampu menurunkan angka FCR (feed conversion rate) dan meningkatkan ADG (average daily growth) sehingga siklus panen menjadi lebih singkat.

Selain feeder, eFishery juga memiliki produk Disease Prevention System yang mampu meningkatkan ketahanan udang budi daya terhadap penyakit tersebut sehingga dapat mencegah terjadinya kegagalan panen.

Yeni Rahayu, sebelumnya adalah seorang wanita karir, namun sejak tahun 2017 banting setir menjadi pelaku budi daya udang vaname.

Saat ini, Yeni mengaku mampu meraup omzet hingga Rp1 miliar dalam satu kali panen, terutama dengan bantuan teknologi dari eFishery.

Sementara itu, pelaku usaha akuakultur lainnya Mastria, mengatakan eFisheryFeeder sangat membantu dalam mengefisienkan waktu serta jumlah pakan yang diberikan pada ternak ikan lelenya.

"Biasanya 1 kuintal pakan diberikan sekaligus, tapi dengan alat eFishery pakannya bisa dibagi 4 bagian. Ini yang membuat ikan tidak mudah terkena penyakit, sementara kalau pakai manual hanya bisa dibagi sampai 2 bagian," kata Mastria.

Mastria pun berharap eFishery dapat terus mengembangkan teknologi digitalnya, sehingga pelaku budi daya ikan seperti dirinya semakin memperoleh manfaat yang baik dan meningkatkan kualitas produksi.

Startup eFishery didirikan tahun 2013, merupakan perusahaan Aquaculture Intelligence pertama yang mengembangkan inovasi membangun ekosistem akuakultur di Indonesia yang tidak hanya menguntungkan seluruh stakeholders tetapi juga berkelanjutan bagi pembudidaya ikan dan udang Indonesia.

Kini produk eFishery telah mendukung puluhan ribu kolam ikan di lebih dari 180 kota, yang berpusat di 24 provinsi di seluruh Indonesia. Ribuan unit eFisheryFeeder telah tersebar dan memberikan manfaat bagi pembudidaya ikan dan udang di seluruh Indonesia.

Baca juga: Asosiasi Akuakultur: Probiotik tingkatkan daya tahan komoditas udang
Baca juga: Menteri Kelautan targetkan RI jadi produsen udang vaname terbesar
Baca juga: Indonesia dipersiapkan jadi pusat budi daya udang jerbung-putih dunia