Hindari kebosanan audiens dengan layanan online inovatif
6 Maret 2021 15:35 WIB
Founder & CEO Iconomics Bram S. Putro membuka webinar The Iconomics PR Outlook 2021: Outlook PR Pasca 'Game Changer' Vaksinasi Covid-19" di Jakarta, Jumat (5/3/2021) ANTARA/HO-Iconomics/am.
Jakarta (ANTARA) - Sudah setahun sejak merebaknya pandemi COVID-19 di tanah air mengakibatkan hampir seluruh kegiatan yang sebelumnya dilakukan dengan pertemuan secara langsung atau tatap muka kini harus digelar secara daring.
Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk menghindari penyebaran virus corona baru agar tidak semakin meluas melalui jalur pertemuan antarindividu.
Namun berbagai kegiatan seperti seminar, pertemuan, diskusi ataupun konferensi yang dilakukan secara daring diakui atau tidak kerap menimbulkan kebosanan bagi para peserta atau audiens.
Untuk mengatasi hal itu, Wakil Ketua Umum III BPP Perhumas Boy Kelana Soebroto mengatakan, kalangan pelaku public relations (PR) dituntut melakukan berbagai inovasi layanan online untuk menyelenggarakan acara-acara yang bersifat daring.
"Banyak sekali layanan online yang menjamur setahun belakangan dan rasanya sebagai audiens akan bosan bila itu saja acaranya. Sebagai insan PR harus menyiapkan pengalaman PR yang lebih baik lagi, misalkan dengan layanan online yang lebih inovatif," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Selain itu, insan PR juga harus optimasi touchpoint offline yang memberikan pengalaman yang menyenangkan (delightful experience) kepada customer.
Dan yang terakhir, tambahnya, adalah memberikan superior customer experience kepada seluruh customer di masa seperti ini.
"Artinya ekspektasinya itu akan meningkat dari audiensi kita, sehingga kita harus memberikan experience mereka semua," kata Boy dalam webinar The Iconomics PR Outlook 2021: Outlook PR Pasca 'Game Changer' Vaksinasi Covid-19".
Sementara itu Founder & CEO Iconomics Bram S. Putro menyatakan adanya Covid-19 mengharuskan para praktisi PR untuk memaksimalkan berbagai platform media, khususnya platform-platform digital.
"Komunikasi-komunikasi yang sebelumnya bertatap muka langsung bergeser menjadi tatap muka online. Tidak ada pilihan lain selain beradaptasi. Humas harus beradaptasi, mengadopsi teknologi baru," ujarnya.
Menurut dia, PR harus memanfaatkan momentum saat ini, dimana komunikasi dan interaksi dengan stakeholder menggunakan teknologi digital.
"Pada momentum inilah maka jangkauan komunikasi tersebut tidak terbatas oleh ruang dan waktu, jauh maupun dekat," ujar Bram.
Baca juga: SPBE suatu optimalisasi pelayanan publik di tengah pandemi
Baca juga: OJK jelaskan beda pinjaman daring dengan layanan urun dana
Baca juga: Lebih aman dapatkan kebutuhan dengan layanan cicilan tanpa kartu kredit
Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk menghindari penyebaran virus corona baru agar tidak semakin meluas melalui jalur pertemuan antarindividu.
Namun berbagai kegiatan seperti seminar, pertemuan, diskusi ataupun konferensi yang dilakukan secara daring diakui atau tidak kerap menimbulkan kebosanan bagi para peserta atau audiens.
Untuk mengatasi hal itu, Wakil Ketua Umum III BPP Perhumas Boy Kelana Soebroto mengatakan, kalangan pelaku public relations (PR) dituntut melakukan berbagai inovasi layanan online untuk menyelenggarakan acara-acara yang bersifat daring.
"Banyak sekali layanan online yang menjamur setahun belakangan dan rasanya sebagai audiens akan bosan bila itu saja acaranya. Sebagai insan PR harus menyiapkan pengalaman PR yang lebih baik lagi, misalkan dengan layanan online yang lebih inovatif," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.
Selain itu, insan PR juga harus optimasi touchpoint offline yang memberikan pengalaman yang menyenangkan (delightful experience) kepada customer.
Dan yang terakhir, tambahnya, adalah memberikan superior customer experience kepada seluruh customer di masa seperti ini.
"Artinya ekspektasinya itu akan meningkat dari audiensi kita, sehingga kita harus memberikan experience mereka semua," kata Boy dalam webinar The Iconomics PR Outlook 2021: Outlook PR Pasca 'Game Changer' Vaksinasi Covid-19".
Sementara itu Founder & CEO Iconomics Bram S. Putro menyatakan adanya Covid-19 mengharuskan para praktisi PR untuk memaksimalkan berbagai platform media, khususnya platform-platform digital.
"Komunikasi-komunikasi yang sebelumnya bertatap muka langsung bergeser menjadi tatap muka online. Tidak ada pilihan lain selain beradaptasi. Humas harus beradaptasi, mengadopsi teknologi baru," ujarnya.
Menurut dia, PR harus memanfaatkan momentum saat ini, dimana komunikasi dan interaksi dengan stakeholder menggunakan teknologi digital.
"Pada momentum inilah maka jangkauan komunikasi tersebut tidak terbatas oleh ruang dan waktu, jauh maupun dekat," ujar Bram.
Baca juga: SPBE suatu optimalisasi pelayanan publik di tengah pandemi
Baca juga: OJK jelaskan beda pinjaman daring dengan layanan urun dana
Baca juga: Lebih aman dapatkan kebutuhan dengan layanan cicilan tanpa kartu kredit
Pewarta: Subagyo
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021
Tags: