Imun muncul pada 28 hari setelah suntikan kedua
5 Maret 2021 20:59 WIB
Wakil Gubernur Steven Kandouw (tengah/batik coklat) berdialog dengan Menkes Budi Gunadi Sadikin (kemeja putih) dan Menparekraf Sandiaga Uni (kemeja lengan pendek biro corak batik) pada acara Pencanangan Vaksinasi COVID-19 Bagi Pelaku Usaha Pariwisata di Provinsi Sulut, Jumat(5/3/2021). ANTARA/Hubmas Pemprov Sulut
Manado (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, efektivitas vaksin atas timbulnya imun baru akan efektif muncul pada 28 hari setelah suntikan kedua.
"Karena itu kesadaran dari masyarakat atas penerapan protokol kesehatan harus benar-benar dijalankan dengan baik," ujar Menkes pada Pencanangan Vaksinasi COVID-19 Bagi Pelaku Usaha Pariwisata di Provinsi Sulut, Jumat.
Vaksinasi itu menurut Menteri, tidak 100 persen memproteksi untuk tidak kena virus, namun dapat menekan probabilitas atau risiko untuk sakit sehingga diharapkan terus menerapkan protokol kesehatan dengan baik.
Wakil Gubernur Steven Kandouw saat mendampingi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan Menkes pada pencanangan tersebut menambahkan, proses vaksinasi di Sulut berjalan baik.
Baca juga: Menkes apresiasi Halodoc dan Gojek bantu edukasi vaksinasi COVID-19
Baca juga: Menkes Budi: 45 juta orang akan dapat vaksin hingga Juni
Di tahap pertama terdapat 22 ribu vaksin yang diterima pemerintah daerah, dan sebanyak 64 ribu di tahap kedua.
"Kita memberi apresiasi karena regulasinya yang cepat, langsung diberikan kepada antara lain pelaku pariwisata. Dengan ini kita ada titik cerah bagi kita semua di Sulut untuk cepat mengatasi permasalahan karena COVID-19 ini," kata Steven Kandouw.
Salah seorang pekerja pariwisata yang menerima vaksin, Olivia, bersyukur karena pelaku usaha pariwisata mendapat prioritas vaksin.
Dia optimistis hal ini akan berdampak positif pada kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya di provinsi berpenduduk lebih dari 2,6 juta jiwa itu.
"Saya merasa senang mendapatkan giliran vaksin, karena kita sering bertemu banyak orang termasuk wisatawan. Dengan adanya vaksin ini saya merasa aman dan merasa safety, meski penerapan protokol kesehatan juga tetap harus dijaga," kata Olivia, pekerja pariwisata di Ibis Manado.
Baca juga: Menkes minta masyarakat yang ingin divaksin untuk bersabar
"Karena itu kesadaran dari masyarakat atas penerapan protokol kesehatan harus benar-benar dijalankan dengan baik," ujar Menkes pada Pencanangan Vaksinasi COVID-19 Bagi Pelaku Usaha Pariwisata di Provinsi Sulut, Jumat.
Vaksinasi itu menurut Menteri, tidak 100 persen memproteksi untuk tidak kena virus, namun dapat menekan probabilitas atau risiko untuk sakit sehingga diharapkan terus menerapkan protokol kesehatan dengan baik.
Wakil Gubernur Steven Kandouw saat mendampingi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan Menkes pada pencanangan tersebut menambahkan, proses vaksinasi di Sulut berjalan baik.
Baca juga: Menkes apresiasi Halodoc dan Gojek bantu edukasi vaksinasi COVID-19
Baca juga: Menkes Budi: 45 juta orang akan dapat vaksin hingga Juni
Di tahap pertama terdapat 22 ribu vaksin yang diterima pemerintah daerah, dan sebanyak 64 ribu di tahap kedua.
"Kita memberi apresiasi karena regulasinya yang cepat, langsung diberikan kepada antara lain pelaku pariwisata. Dengan ini kita ada titik cerah bagi kita semua di Sulut untuk cepat mengatasi permasalahan karena COVID-19 ini," kata Steven Kandouw.
Salah seorang pekerja pariwisata yang menerima vaksin, Olivia, bersyukur karena pelaku usaha pariwisata mendapat prioritas vaksin.
Dia optimistis hal ini akan berdampak positif pada kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya di provinsi berpenduduk lebih dari 2,6 juta jiwa itu.
"Saya merasa senang mendapatkan giliran vaksin, karena kita sering bertemu banyak orang termasuk wisatawan. Dengan adanya vaksin ini saya merasa aman dan merasa safety, meski penerapan protokol kesehatan juga tetap harus dijaga," kata Olivia, pekerja pariwisata di Ibis Manado.
Baca juga: Menkes minta masyarakat yang ingin divaksin untuk bersabar
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021
Tags: