Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan mengoptimalkan kegiatan pengerukan endapan lumpur dan sampah di sungai dan saluran air untuk mengantisipasi banjir saat musim hujan.

"Kita optimalkan pengerukan, kalau perlu buat sodetan, kita bikin sodetan," kata Pelaksana Tugas Wali Kota Jakarta Selatan Isnawa Adji ditemui di kantornya di Jakarta Selatan, Jumat.

Baca juga: Banjir di Jakarta Selatan sudah surut seluruhnya

Menurut dia, pengerukan merupakan salah satu bahan evaluasi dari peristiwa luapan air sungai hingga banjir saat hujan deras beberapa waktu lalu.

Endapan lumpur dan material sampah yang terjebak di dasar sungai, merupakan salah satu faktor yang membuat air sungai sering meluap.

Baca juga: Banjir di wilayah Jakarta Selatan tersisa di dua lokasi

"Kami mengevaluasi kejadian banjir yang lalu termasuk melihat apa saluran masih banyak sampah atau material lumpur," imbuhnya.

Pemkot Administrasi Jakarta Selatan, kata dia, juga sudah memetakan beberapa titik yang harus segera dituntaskan baik pengerukan maupun perbaikan tanggul jebol di antaranya di Jatipadang, Pasar Minggu serta di Lebak Bulus, Cilandak.

Ia juga mendorong warga di bantaran sungai untuk tidak mendirikan bangunan dan harus mematuhi jarak sepadan sungai yakni sekitar 6-7 meter.

Baca juga: Sudinhub Jaksel kerahkan 17 mobil derek bantu warga terdampak banjir

Pasalnya, lanjut dia, masih banyak ditemukan warga yang mendirikan bangunan permanen dan semi permanen di bantaran sungai.

"Kita temukan banyak rumah permanen atau semi permanen yang ada di bantaran sungai, akibatnya saat banjir mereka terendam satu sampai dua meter. Harapan kami, mereka pindah dari lokasi itu," katanya.

Sementara itu, hingga saat ini Pemkot Jakarta Selatan menggencarkan pengerukan hingga pembersihan sungai atau saluran air dari lumpur dan sampah di permukiman warga.

Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta terus berupaya melakukan kegiatan pengerukan kali atau waduk melalui kegiatan Gerebek Lumpur di seluruh wilayah DKI Jakarta.