Kudus (ANTARA) - Puluhan hektare areal sawah di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, masih tergenang banjir sehingga petani belum bisa mengolah lahan untuk ditanami padi, meskipun intensitas hujan mulai reda.

"Beberapa daerah tercatat hingga kini masih ada genangan, seperti di Desa Temulus (Mejobo), Karangrowo, Undaan Lor, dan Ngemplak (Kecamatan Undaan)," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Catur Sulistiyanto di Kudus, Jumat.

Untuk sementara ini data areal sawah yang masih tergenang banjir, kata dia, berkisar 827 hektare dan dimungkinkan masih bisa berubah karena sebagian genangan ada yang mulai surut, menyusul adanya bantuan mesin pompa untuk menyedot genangan banjir.

Areal persawahan warga yang sudah dibantu penyedotan banjir, yakni di Desa Kirig (Kecamatan Mejobo) dan Desa Setrokalangan (Kecamatan Kaliwungu) dengan luas areal mencapai 65 hektare.

Baca juga: Delapan pompa sedot air yang genangi sawah di Kudus

Lahan sawah yang tergenang yang menjadi sasaran penyedotan air genangannya juga mempertimbangkan kedekatan lokasi pembuangan airnya serta efektivitasnya.

Kades Temulus Suharto mengakui di wilayahnya memang masih ada areal pertanian yang masih tergenang air, meskipun intensitas hujan mulai berkurang dan debit air sungai setempat juga menurun sehingga tidak ada lagi limpasan air ke persawahan.

Meskipun demikian, di desanya masih banyak areal pertanian yang masih tergenang, baik yang ditanami tanaman tebu maupun padi.

Khusus areal persawahan mulai tergenang sejak Desember 2020 ketika baru ditanami tanaman padi dengan umur tanaman sekitar enam hari.

"Maklum, mayoritas areal persawahan yang ada di Desa Temulus memang daerah rendah dan berawa-rawa," ujarnya.

Adapun luas sawah yang masih tergenang bisa mencapai 45 hektare, sedangkan tanaman tebu bisa mencapai 60-an hektare dan mayoritas belum bisa dipanen karena tergenang air.

Beberapa petani memang ada yang mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang memberikan jaminan atas lahan garapan petani ketika dilanda banjir atau serangan hama.

Dinas Pertanian dan Pangan Kudus sendiri pernah menghitung potensi kerugian yang dialami petani selama banjir melanda Kabupaten Kudus, mencapai Rp20 miliar.

Potensi kerugian sebanyak itu berasal dari 3.010 hektare tanaman padi petani yang puso setelah lama tergenang banjir.

Besar kecilnya potensi kerugian disesuaikan dengan umur tanaman, karena usia tanaman kurang dari 60 hari kerugian per hektarenya berkisar Rp7,5 juta, sedangkan usia tanaman lebih dari 60 hari potensi kerugiannya bisa mencapai Rp15 juta.

Baca juga: Jumlah wilayah terdampak banjir di Kabupaten Kudus mencapai 16 desa