Seoul (ANTARA) - Saham Korea Selatan (Korsel) berakhir melemah selama dua hari berturut-turut hingga Jumat mengikuti penurunan di Wall Street malam sebelumnya, yang disebabkan oleh lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) menyusut 17,23 poin atau 0,57 persen menjadi menetap di 3.026,26. Volume perdagangan mencapai 1,17 miliar saham senilai 16,5 triliun won (14,7 miliar dolar AS).

Indeks KOSPI mengawali perdagangan dengan 0,24 persen lebih rendah dan melanjutkan penurunan hingga jatuh di bawah angka 3.000 poin di sesi pagi.

Investor asing dan institusi menjual saham masing-masing senilai 368,7 miliar won (327,4 juta dolar AS) dan 805,1 miliar won (714,9 juta dolar AS).

Baca juga: Saham Korsel ditutup anjlok, tertekan lonjakan "yield" obligasi AS

Aksi jual terjadi setelah saham AS melemah di tengah naiknya imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun melonjak ke level 1,5 persen semalam, setelah jatuh ke 1,41 persen di awal pekan.

Dow Jones Industrial Average turun 1,11 persen, dan S&P 500 turun 1,34 persen. Indeks Komposit Nasdaq turun 2,11 persen.

Namun, KOSPI memangkas penurunan sebelumnya di sesi sore karena investor ritel membeli saham senilai 1,2 triliun won (1,1 miliar dolar AS) di tengah likuiditas yang cukup.

Baca juga: Saham Korsel dibuka melemah, indeks KOSPI tergerus 0,20 persen

Saham berkapitalisasi besar berakhir beragam. Perusahaan kimia terkemuka LG Chem naik 4,5 persen, dan pembuat mobil Nomor 2 Kia Motors naik 3,1 persen.

Pemimpin pasar Samsung Electronics kehilangan 0,4 persen, dan raksasa chip memori SK hynix turun 1,4 persen. Mesin pencari yang paling banyak digunakan Naver merosot 3,6 persen, tetapi produsen mobil terbesar Hyundai Motor tidak berubah.

Indeks KOSDAQ atas saham berkapitalisasi kecil kehilangan 2,72 poin, atau 0,29 persen, menjadi ditutup pada 923,48.

Mata uang lokal berakhir pada 1.126,1 won terhadap dolar AS, turun 1,0 won dari penutupan sebelumnya. Mata uang Korea Selatan terdepresiasi karena meningkatnya permintaan akan aset yang aman.

Baca juga: Pasar saham Australia menguat 0,56 persen selama sepekan