Jakarta (ANTARA) - Bank BTN optimistis terdapat peluang aktivitas sektor perumahan atau properti akan kembali mengalami peningkatan pada tahun ini jika pertumbuhan ekonomi nasional telah kembali positif.

"Kalau pertumbuhan ekonomi telah kembali positif dan daya beli juga kembali meningkat maka aktivitas di sektor perumahan akan kembali meningkat," ujar Head of Investor Relations and Research Division BTN Winang Budoyo dalam seminar daring di Jakarta, Kamis.

Menurut Winang, kalau melihat peluang ke depan sebetulnya belajar dari kondisi pandemi yang terjadi di tahun 2020 dan kemungkinan sebagian juga masih akan mempengaruhi tahun ini, permintaan terhadap perumahan tentu saja merupakan kegiatan yang berkaitan dengan daya beli masyarakat.

Bicara mengenai daya beli masyarakat berarti sesuatu yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi. Seperti diketahui pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi, namun diperkirakan pada tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami rebound atau kembali tumbuh secara positif kemungkinan antara 4 persen sampai 5 persen.

"Jika belajar dari tahun lalu yang masih bisa bertahan hanya KPR subsidi, maka saya rasa di tahun ini untuk segmen KPR non subsidi mulai mengalami peningkatan jadi hal tersebut meningkatkan permintaan," kata Winang.

Di sisi lain sebetulnya yang menarik adalah kalau kita membedah sektor-sektor di dalam PDB maka hanya lima sektor yang mengalami pertumbuhan positif pada kuartal IV tahun 2020 dengan salah satunya yakni sektor real estate.

Dalam paparannya, Head of Investor Relations and Research Division BTN itu menyampaikan bahwa pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali pulih ke level 4,5 persen - 5,3 persen di tahun 2021.

Pertumbuhan ini didorong dengan program vaksinasi oleh pemerintah, sehingga aktivitas ekonomi masyarakat kembali seperti semula. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya demand kredit, terutama sektor perumahan.

Sektor real estat menjadi salah satu sektor yang tumbuh positif, di tengah pertumbuhan ekonomi yang mengalami kontraksi. Sejalan dengan hal tersebut, KPR Nasional masih tetap tumbuh di tengah kontraksi pertumbuhan perbankan nasional.

Terkait peluang dalam aspek stimulus pemerintah di supply dan demand rumah, pemerintah meningkatkan alokasi anggaran subsidi perumahan di
tahun 2021 menjadi 157.500 unit (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan atau FLPP) dan 34.000 unit (Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan atau BP2BT).

Selain hal tersebut, pemerintah memberlakukan kebijakan free PPN untuk rumah tapak dan rumah susun di bawah Rp2 milyar. Kebijakan ini diikuti dengan relaksasi Loan to Value KPR dimana DP 0 persen yang mulai diberlakukan di awal Maret 2021.

"Ketika perekonomian kembali rebound saya rasa ini juga akan mendorong sektor perumahan untuk kembali tumbuh lebih tinggi lagi," kata Winang.

Baca juga: BTN sebut penyaluran KPR subsidi "tidak ada matinya" selama pandemi
Baca juga: BTN rilis Tabungan Investa bidik dana kalangan menengah atas
Baca juga: BTN cetak laba bersih Rp1,6 triliun sepanjang 2020