Gunung Sinabung erupsi lanjutan, tapi luncuran awan panas tak teramati
3 Maret 2021 18:59 WIB
Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara (FOTO ANTARA/HO-dok BPBD Kabupaten Karo)
Medan (ANTARA) - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, Rabu, sekitar pukul 08.52 WIB mengalami erupsi lanjutan, namun luncuran awan panas yang terjadi di puncak gunung api itu tidak teramati.
"Erupsi lanjutan dengan amplitudo 120 mm, dan durasi 332 detik arah angin barat," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo Natanail Perangin-angin saat dihubungi dari Medan, Rabu malam.
Sebelumnya, Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Selasa (2/3) sekitar pukul 07.15 WIB, mengalami erupsi lanjutan dengan ditandai keluarnya awan panas guguran dari puncaknya dengan jarak luncur 4.500 meter ke arah tenggara-timur, dengan tinggi kolom mencapai 5.000 meter.
Sekitar pukul 07.11 WIB terjadi awan panas guguran akibat kubah lava yang membeku di puncak Gunung Sinabung dengan jarak luncuran 3.000 meter ke arah tenggara-timur.
Selain itu sekitar pukul 07.07 WIB terjadi awan panas guguran akibat kubah lava yang membeku di puncak Gunung Sinabung dengan jarak luncuran 2.000 meter ke arah tenggara-timur.
Saat ini, Gunung Sinabung berada pada status Level III (Siaga) dengan rekomendasi warga dan petani agar tidak melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi serta di lokasi dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Selain itu, pada radius sektoral lima kilometer untuk sektor selatan-timur dan empat kilometer untuk sektor timur-utara.Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker saat ke luar rumah untuk mengurangi dampak terhadap gangguan kesehatan dari abu vulkanik.
Pihaknya juga meminta masyarakat mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.
"Masyarakat yang berada di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung juga diminta tetap waspada terhadap bahaya lahar dingin," demikian Natanail Perangin-angin.
Baca juga: Cuaca mendung, jarak luncuran guguran abu Sinabung tak teramati
Baca juga: Warga diminta waspadai aktivitas Gunung Sinabung
Baca juga: Abu vulkanik erupsi Gunung Sinabung sampai ke Aceh
"Erupsi lanjutan dengan amplitudo 120 mm, dan durasi 332 detik arah angin barat," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo Natanail Perangin-angin saat dihubungi dari Medan, Rabu malam.
Sebelumnya, Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Selasa (2/3) sekitar pukul 07.15 WIB, mengalami erupsi lanjutan dengan ditandai keluarnya awan panas guguran dari puncaknya dengan jarak luncur 4.500 meter ke arah tenggara-timur, dengan tinggi kolom mencapai 5.000 meter.
Sekitar pukul 07.11 WIB terjadi awan panas guguran akibat kubah lava yang membeku di puncak Gunung Sinabung dengan jarak luncuran 3.000 meter ke arah tenggara-timur.
Selain itu sekitar pukul 07.07 WIB terjadi awan panas guguran akibat kubah lava yang membeku di puncak Gunung Sinabung dengan jarak luncuran 2.000 meter ke arah tenggara-timur.
Saat ini, Gunung Sinabung berada pada status Level III (Siaga) dengan rekomendasi warga dan petani agar tidak melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi serta di lokasi dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.
Selain itu, pada radius sektoral lima kilometer untuk sektor selatan-timur dan empat kilometer untuk sektor timur-utara.Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker saat ke luar rumah untuk mengurangi dampak terhadap gangguan kesehatan dari abu vulkanik.
Pihaknya juga meminta masyarakat mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.
"Masyarakat yang berada di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung juga diminta tetap waspada terhadap bahaya lahar dingin," demikian Natanail Perangin-angin.
Baca juga: Cuaca mendung, jarak luncuran guguran abu Sinabung tak teramati
Baca juga: Warga diminta waspadai aktivitas Gunung Sinabung
Baca juga: Abu vulkanik erupsi Gunung Sinabung sampai ke Aceh
Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021
Tags: