Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan bahwa berbagai bentuk sertifikasi yang dilakukan pemerintah termasuk oleh KKP bukan dimaksudkan untuk memberatkan nelayan tetapi untuk membantu peningkatan kompetensi dan kesejahteraan masyarakat pesisir.

"Sertifikasi dan training (pelatihan) bukan sesuatu yang memberatkan nelayan," kata Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) KKP Sjarief Widjaja di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, berbagai sertifikasi dan bentuk pelatihan yang dilakukan oleh KKP adalah sebagai bentuk legitimasi bahwa negara itu hadir untuk nelayan.

Baca juga: Menteri: Regulasi turunan UU Ciptaker jaga sumber daya kelautan

Selain itu, ia juga berpendapat bahwa dengan sertifikasi maupun pelatihan itu, nelayan juga bisa menyadari bahwa profesi mereka diakui dan diperhatikan negara.

"Kita pelan-pelan mendorong nelayan agar menyadari bahwa dalam pekerjaannya perlu memiliki kompetensi dan risiko," katanya.

Sementara itu, Plt Dirjen Perikanan Tangkap KKP M Zaini mengingatkan bahwa dari sebanyak 2,3 juta nelayan, sekitar 1,5 juta orang di antaranya dapat dikategorikan sebagai nelayan kecil.

"Untuk nelayan kecil kalau semua harus dilatih semua memerlukan biaya yang sangat besar sehingga akan dilakukan relaksasi seperti persyaratan diturunkan dan semacamnya," kata Zaini.

Baca juga: KKP targetkan pengembangan 25 kampung nelayan tahun ini

KKP melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan mendorong semakin meningkatnya kesadaran terhadap keselamatan di atas kapal bagi nelayan dengan menggelar pelatihan daring.

"Penting bagi kita untuk mempersiapkan diri dengan tahu bagaimana cara menyelamatkan diri apabila terjadi suatu keadaan yang tidak diinginkan. Terutama bagi para nelayan yang kalau ke laut, benar-benar harus mengandalkan dirinya sendiri," kata Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan KKP Lilly Aprilya Pregiwati.

Menurut Lilly, keselamatan di atas kapal merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan nelayan.

Namun, lanjutnya, cuaca ekstrem yang tidak terprediksi saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi nelayan untuk melaut menangkap ikan.

"Kecelakaan di tengah laut harus diantisipasi dengan kemampuan K3 (Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja) yang mumpuni. Dengan kemampuan dasar-dasar keselamatan di atas kapal ini, kita harapkan nelayan dapat bekerja dengan aman dan kembali berkumpul dengan selamat setelah melaut," tuturnya.

Baca juga: KNTI dukung wacana program dana pensiun bagi nelayan

Untuk itu, para nelayan diberikan sejumlah materi dalam pelatihan ini. Beberapa di antaranya yaitu penerapan K3 yang baik dan benar di atas kapal, prosedur penyelamatan diri perorangan (abandoned ship), dan penerapan tindakan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran sesuai SOP.

Dengan begitu, Lilly berharap para nelayan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk menerapkan dasar-dasar keselamatan di atas kapal mereka.