Portugal berjuang lawan COVID, PM peringatkan warga patuhi aturan
3 Maret 2021 09:50 WIB
Dua orang wanita berbincang sesaat sebelum pengumuman lockdown karena pandemi penyakit coronavirus (COVID-19) di Lisbon, Portugal, Rabu (13/1/2021). ANTARA FOTO/ REUTERS / Pedro Nunes/rwa.
Lisbon (ANTARA) - Portugal memiliki pasien COVID-19 paling sedikit di rumah sakit dalam empat bulan, berdasarkan data pada Selasa, saat Perdana Menteri Antonio Costa memperingatkan warganya untuk mematuhi aturan pembatasan sosial.
PM Costa menekankan bahwa pemberlakuan pembatasan da penguncian tetap penting di Portugal yang sebulan lalu sempat melampaui tingkat kematian global akibat COVID.
Selama beberapa pekan pada Januari, layanan kesehatan Portugal kewalahan karena adanya lonjakan kasus infeksi virus corona dan kematian per kapita terburuk di dunia akibat COVID.
Namun, penguncian nasional yang diberlakukan pada 15 Januari telah dengan cepat menurunkan angka-angka kasus dan kematian itu.
Sebanyak 38 korban jiwa dan 691 kasus baru COVID yang tercatat pada Selasa (2/3) kembali setara dengan rata-rata kasus dan angka kematian yang tercatat pada Oktober tahun lalu, ketika bisnis masih buka.
Otoritas kesehatan DGS mengatakan 1.997 pasien menerima perawatan untuk COVID-19 di bangsal rumah sakit non-ICU, yang merupakan jumlah terendah sejak 31 Oktober.
Angka itu juga menunjukkan penurunan tajam dari jumlah sebelumnya, yakni 6.869 pasien yang dirawat di rumah sakit pada awal Februari.
Ada 446 pasien perawatan intensif pada Selasa, atau turun sebanyak 23 orang dari Senin, kata DGS.
Menurut publikasi daring Our World In Data, total gabungan pasien rawat inap saat ini di Portugal adalah yang terendah sejak 1 November.
Berdiri di luar sebuah rumah sakit di Lisbon, Perdana Menteri Antonio Costa mendesak warga untuk terus mematuhi aturan pembatasan sosial agar penguncian (lockdown) dapat dicabut secara bertahap.
"Gagasan bahwa sebuah tragedi tidak terulang adalah salah. Hal itu bisa terjadi lagi jika manusia mengulangi perilaku yang sama," kata Costa
Para pejabat Portugis menyebut bahwa lonjakan kasus COVID pada Januari disebabkan oleh infeksi virus corona varian baru yang lebih menular yang pertama kali terdeteksi di Inggris, namun juga mengakui bahwa pelonggaran pembatasan pergerakan selama Natal juga turut menyebabkan lonjakan kasus itu.
"Kami tidak bisa membuat kesalahan itu lagi," kata Costa.
Rencana untuk melonggarkan penguncian secara perlahan diharapkan akan diumumkan pada 11 Maret.
"Ada lebih banyak orang yang telah divaksin daripada mereka yang terinfeksi dan itu seharusnya membuat kita melihat ke masa depan dengan harapan baru," kata Menteri Kesehatan Marta Temido.
Dari populasi Portugal yang berjumlah lebih dari 10 juta orang, sebanyak 885.109 orang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID.
Sumber: Reuters
Baca juga: ASEAN serukan solusi damai untuk penyelesaian krisis Myanmar
Baca juga: Kasus COVID-19 varian Brazil muncul di Portugal
PM Costa menekankan bahwa pemberlakuan pembatasan da penguncian tetap penting di Portugal yang sebulan lalu sempat melampaui tingkat kematian global akibat COVID.
Selama beberapa pekan pada Januari, layanan kesehatan Portugal kewalahan karena adanya lonjakan kasus infeksi virus corona dan kematian per kapita terburuk di dunia akibat COVID.
Namun, penguncian nasional yang diberlakukan pada 15 Januari telah dengan cepat menurunkan angka-angka kasus dan kematian itu.
Sebanyak 38 korban jiwa dan 691 kasus baru COVID yang tercatat pada Selasa (2/3) kembali setara dengan rata-rata kasus dan angka kematian yang tercatat pada Oktober tahun lalu, ketika bisnis masih buka.
Otoritas kesehatan DGS mengatakan 1.997 pasien menerima perawatan untuk COVID-19 di bangsal rumah sakit non-ICU, yang merupakan jumlah terendah sejak 31 Oktober.
Angka itu juga menunjukkan penurunan tajam dari jumlah sebelumnya, yakni 6.869 pasien yang dirawat di rumah sakit pada awal Februari.
Ada 446 pasien perawatan intensif pada Selasa, atau turun sebanyak 23 orang dari Senin, kata DGS.
Menurut publikasi daring Our World In Data, total gabungan pasien rawat inap saat ini di Portugal adalah yang terendah sejak 1 November.
Berdiri di luar sebuah rumah sakit di Lisbon, Perdana Menteri Antonio Costa mendesak warga untuk terus mematuhi aturan pembatasan sosial agar penguncian (lockdown) dapat dicabut secara bertahap.
"Gagasan bahwa sebuah tragedi tidak terulang adalah salah. Hal itu bisa terjadi lagi jika manusia mengulangi perilaku yang sama," kata Costa
Para pejabat Portugis menyebut bahwa lonjakan kasus COVID pada Januari disebabkan oleh infeksi virus corona varian baru yang lebih menular yang pertama kali terdeteksi di Inggris, namun juga mengakui bahwa pelonggaran pembatasan pergerakan selama Natal juga turut menyebabkan lonjakan kasus itu.
"Kami tidak bisa membuat kesalahan itu lagi," kata Costa.
Rencana untuk melonggarkan penguncian secara perlahan diharapkan akan diumumkan pada 11 Maret.
"Ada lebih banyak orang yang telah divaksin daripada mereka yang terinfeksi dan itu seharusnya membuat kita melihat ke masa depan dengan harapan baru," kata Menteri Kesehatan Marta Temido.
Dari populasi Portugal yang berjumlah lebih dari 10 juta orang, sebanyak 885.109 orang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID.
Sumber: Reuters
Baca juga: ASEAN serukan solusi damai untuk penyelesaian krisis Myanmar
Baca juga: Kasus COVID-19 varian Brazil muncul di Portugal
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021
Tags: