Praha (ANTARA) - Republik Ceko, yang berjuang melawan lonjakan infeksi COVID-19 terburuk di dunia, mengerahkan lebih banyak petugas polisi dan tentara pada Senin untuk membantu menegakkan langkah-langkah penguncian baru yang berusaha untuk membatasi sebagian besar orang di distrik asal mereka.

Perdana Menteri Andrej Babis mengatakan sistem perawatan kesehatan menghadapi kehancuran tanpa pembatasan baru karena sejumlah pasien dalam kondisi serius.

Negara berpenduduk 10,7 juta itu telah mencatat tingkat infeksi per kapita tertinggi di dunia selama seminggu terakhir, menurut situs Our World in Data, 11 kali lebih tinggi daripada tetangganya Jerman.

Baca juga: Ceko larang perjalanan ke Afrika Selatan, Brazil gegara varian COVID
Baca juga: Republik Ceko konfimasi temuan varian baru COVID Inggris


Tepat setahun sejak kasus COVID-19 pertama dilaporkan, pihak berwenang mengerahkan sekitar 26.000 petugas polisi dan 3.800 tentara untuk menegakkan perintah tiga minggu yang membatasi pergerakan bebas, meskipun ada pengecualian untuk perjalanan terkait pekerjaan.

Mereka juga menutup taman kanak-kanak dan kelas untuk siswa kelas satu dan dua. Murid lain sudah belajar dari rumah.

"Masyarakat tidak ingin mematuhi aturan sebelum hari ini dan itulah sebabnya COVID ada di sini. Mungkin ini akan membantu," kata Pavel Novotny, seorang kondektur kereta api, di luar stasiun yang sebagian besar kosong di Praha.

Pabrik tetap dibuka

Babis telah melihat popularitasnya merosot sebelum pemilihan Oktober dan menghadapi kritik bahwa langkah-langkah baru tidak cukup jauh karena pabrik tetap buka.

Dia menyeimbangkan ini dengan frustrasi publik atas penguncian yang telah membuat toko-toko, restoran, dan hiburan non-esensial sebagian besar ditutup sejak Oktober.

Babis telah menolak seruan untuk menutup industri, dengan mengatakan ini akan menyebabkan hilangnya pekerjaan.

Sebagai gantinya, pemerintah menyetujui tes COVID wajib pada Senin untuk perusahaan dengan setidaknya 50 karyawan dalam sebuah langkah yang bertujuan untuk mencapai sekitar 2 juta pekerja dalam dua minggu ke depan.

Wakil Perdana Menteri Jan Hamacek, mengatakan tanpa kendali atas perusahaan "kami akan berakhir persis seperti sekarang ini" dalam sebulan.

Korban meninggal berlipat ganda sejak pertengahan Desember menjadi 20.469.

Robin Sin, koordinator vaksinasi regional mengatakan kebijakan yang salah seperti membuka toko sebelum Natal menambah kesengsaraan negara.

Menutup beberapa industri nonesensial untuk sementara waktu dapat membantu, kata Sin, menambahkan: "Membatasi pergerakan antardistrik sama sekali tidak cukup."

Sumber : Reuters

Baca juga: Tiga negara bagian Jerman kirim 15 ribu dosis vaksin COVID ke Ceko
Baca juga: Pemerintah Ceko perketat penguncian, batasi pergerakan lawan COVID