BPS: Curah hujan tinggi sebabkan luas panen padi turun pada 2020
1 Maret 2021 14:19 WIB
Ilustrasi - Seorang petani membersihkan rumput liar pada musim tanam pertama tahun 2021 di area persawahan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Kamis (11/2/2021). ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyebut curah hujan yang cukup tinggi memengaruhi turunnya luas panen padi pada 2020 menjadi 10,66 juta hektare (ha) atau turun 0,19 persen dibandingkan luas panen padi pada 2019 yang mencapai 10,68 juta ha.
“Dari hasil KSA (Kerangka Sampel Area), total luas panen padi ada penurunan tipis sekali, hanya 0,19 persen. Ini terjadi karena pada awal musim tanam di 2020 terjadi curah hujan yang cukup tinggi. Pada Februari, Maret, itu ada curah hujan yang cukup tinggi,” kata Suhariyanto saat menggelar konferensi pers virtual di Jakarta, Senin.
Puncak panen padi pada 2020 mengalami pergeseran dibanding 2019. Pada 2020 puncak panen terjadi pada April yaitu mencapai 1,86 juta ha, sementara puncak panen pada 2019 terjadi pada Maret yaitu sebesar 1,72 juta ha.
Pada Januari 2021 luas panen padi mencapai 413,09 ribu ha dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2021 diperkirakan seluas 4,45 juta ha.
Baca juga: BPS: Nilai Tukar Petani Februari 2021 turun 0,15 persen
Dengan demikian total potensi luas panen padi pada putaran Januari–April 2021 mencapai 4,86 juta ha, atau mengalami kenaikan sekitar 1,02 juta ha (26,53 persen) dibandingkan putaran Januari- April 2020 yang sebesar 3,84 juta ha.
Sedangkan produksi padi di Indonesia sepanjang Januari hingga Desember 2020 sekitar 54,65 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau mengalami kenaikan sekitar 45,17 ribu ton (0,08 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 54,60 juta ton GKG.
Produksi padi tertinggi pada 2020 terjadi pada April yaitu sebesar 9,77 juta ton sementara produksi terendah terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar 1,62 juta ton. Berbeda dengan produksi pada 2020 produksi tertinggi pada 2019 terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 9,17 juta ton.
Baca juga: BPS prediksi produksi beras meningkat, capai 31,63 juta ton tahun ini
Meskipun luas panen padi pada 2020 mengalami penurunan dibanding 2019 produksi padi mengalami kenaikan.
Jika dilihat menurut putaran, kenaikan produksi padi terjadi pada putaran Mei-Agustus dan September-Desember 2020 yaitu masing-masing sebesar 1,14 juta ton GKG (6,04 persen) dan 2,68 juta ton GKG (22,54 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2019.
Kenaikan produksi tersebut disumbang oleh kenaikan luas panen yang terjadi pada putaran Mei-Agustus yang sebesar 208.330 ha (5,29 persen) dan pada putaran September–Desember yang sebesar 478.590 hektar (21,82 persen). Sementara itu, penurunan produksi padi hanya terjadi pada putaran Januari–April, yakni sebesar 3,78 juta ton GKG (15,91 persen).
Baca juga: BPS terapkan metode baru penghitungan produksi tanaman pangan
“Dari hasil KSA (Kerangka Sampel Area), total luas panen padi ada penurunan tipis sekali, hanya 0,19 persen. Ini terjadi karena pada awal musim tanam di 2020 terjadi curah hujan yang cukup tinggi. Pada Februari, Maret, itu ada curah hujan yang cukup tinggi,” kata Suhariyanto saat menggelar konferensi pers virtual di Jakarta, Senin.
Puncak panen padi pada 2020 mengalami pergeseran dibanding 2019. Pada 2020 puncak panen terjadi pada April yaitu mencapai 1,86 juta ha, sementara puncak panen pada 2019 terjadi pada Maret yaitu sebesar 1,72 juta ha.
Pada Januari 2021 luas panen padi mencapai 413,09 ribu ha dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2021 diperkirakan seluas 4,45 juta ha.
Baca juga: BPS: Nilai Tukar Petani Februari 2021 turun 0,15 persen
Dengan demikian total potensi luas panen padi pada putaran Januari–April 2021 mencapai 4,86 juta ha, atau mengalami kenaikan sekitar 1,02 juta ha (26,53 persen) dibandingkan putaran Januari- April 2020 yang sebesar 3,84 juta ha.
Sedangkan produksi padi di Indonesia sepanjang Januari hingga Desember 2020 sekitar 54,65 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau mengalami kenaikan sekitar 45,17 ribu ton (0,08 persen) dibandingkan 2019 yang sebesar 54,60 juta ton GKG.
Produksi padi tertinggi pada 2020 terjadi pada April yaitu sebesar 9,77 juta ton sementara produksi terendah terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar 1,62 juta ton. Berbeda dengan produksi pada 2020 produksi tertinggi pada 2019 terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 9,17 juta ton.
Baca juga: BPS prediksi produksi beras meningkat, capai 31,63 juta ton tahun ini
Meskipun luas panen padi pada 2020 mengalami penurunan dibanding 2019 produksi padi mengalami kenaikan.
Jika dilihat menurut putaran, kenaikan produksi padi terjadi pada putaran Mei-Agustus dan September-Desember 2020 yaitu masing-masing sebesar 1,14 juta ton GKG (6,04 persen) dan 2,68 juta ton GKG (22,54 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2019.
Kenaikan produksi tersebut disumbang oleh kenaikan luas panen yang terjadi pada putaran Mei-Agustus yang sebesar 208.330 ha (5,29 persen) dan pada putaran September–Desember yang sebesar 478.590 hektar (21,82 persen). Sementara itu, penurunan produksi padi hanya terjadi pada putaran Januari–April, yakni sebesar 3,78 juta ton GKG (15,91 persen).
Baca juga: BPS terapkan metode baru penghitungan produksi tanaman pangan
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021
Tags: