Presiden Jokowi minta transportasi massal masa depan ramah lingkungan
1 Maret 2021 11:27 WIB
Sejumlah penumpang menggunakan KRL Yogyakarta-Solo yang telah beroperasi secara penuh pada Rabu (10/2/2021). ANTARA/Eka Arifa Rusqiyati/am.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meminta agar moda transportasi massal di Indonesia pada masa depan adalah yang ramah lingkungan.
"Saya kira moda transportasi di negara kita ke depan harus semuanya mengarah kepada kereta, transportasi massal yang ramah lingkungan," kata Presiden Jokowi di stasiun Yogyakarta Jakarta, Senin.
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam peresmian pengoperasian kereta rel listrik (KRL) lintas Yogyakarta-Solo yang juga dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta pejabat terkait lainnya.
"Juga kendaraan-kendaraan, semuanya ke depan harus ramah lingkungan yaitu listrik," tambah Presiden.
Menurut Presiden Jokowi, KRL Yogyakarta-Solo ini juga sangat efisien.
"Ini adalah sebuah transportasi massal yang ramah lingkungan, tadi saya diberitahu bahwa KRL ini lebih cepat dibandingkan Prameks, terpaut berapa menit Pak? kira-kira 10 menit lebih cepat," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi juga berharap KRL Yogyakarta-Solo dapat meningkatkan mobilitas orang maupun barang dari Yogyakarta ke Solo dan sebaliknya sehingga dapat meningkatkan pariwisata dan ekonomi.
KRL Yogyakarta-Solo sudah mulai dioperasikan sejak 10 Februari 2021 dengan 20 perjalanan setiap harinya.
KRL melayani naik dan turun penumpang di 11 stasiun yaitu stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, Maguwo, Brambanan, Srowot, Klaten, Ceper, Delanggu, Gawok, Purwosari, dan Solo Balapan.
Rata-rata waktu tempuh perjalanan KRL 68 menit, lebih cepat waktunya dibandingkan perjalanan KA Prameks dengan waktu tempuh rata-rata 75 menit dengan pemberhentian di 7 stasiun.
Kapasitas penumpang pun bertambah karena KRL memiliki 4 kereta sehingga dapat melayani 1.600 orang dalam satu kali perjalanan, namun pada masa pandemi ini KAI Commuter mengatur kapasitas pengguna maksimal 74 orang per kereta.
Kecepatan maksimal KRL Yogyakarta-Solo adalah 90 kilometer/jam, lebih cepat dibanding kecepatan maksimal KA Prameks yaitu 78-80 kilometer/jam.
Tiket untuk KRL Yogyakarta – Solo menggunakan Kartu Multi Trip (KMT) dari KAI Commuter maupun kartu uang elektronik. Tarif satu kali perjalanan KRL adalah Rp8.000 (tarif flat) atau sama dengan tarif KA Prameks relasi Yogyakarta–Solo.
Kereta Rel Diesel (KRD) Prambanan Ekspres (Prameks) juga tetap dioperasikan namun relasinya berubah menjadi Kutoarjo–Yogyakarta PP dengan jumlah 8 perjalanan per hari.
Waktu tempuh KA Prameks ini sekitar 75 menit setiap perjalanan dan melayani naik dan turun penggunanya di 5 stasiun yaitu Yogyakarta, Wates, Wojo, Jenar, dan Kutoarjo.
Baca juga: INKA uji operasional bus listrik di Jakarta
Baca juga: KCI siap diberi kesempatan siapkan kereta listrik di ibu kota baru
Baca juga: Investasi elektrifikasi KRL Yogyakarta-Solo capai Rp1,2 triliun
"Saya kira moda transportasi di negara kita ke depan harus semuanya mengarah kepada kereta, transportasi massal yang ramah lingkungan," kata Presiden Jokowi di stasiun Yogyakarta Jakarta, Senin.
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam peresmian pengoperasian kereta rel listrik (KRL) lintas Yogyakarta-Solo yang juga dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta pejabat terkait lainnya.
"Juga kendaraan-kendaraan, semuanya ke depan harus ramah lingkungan yaitu listrik," tambah Presiden.
Menurut Presiden Jokowi, KRL Yogyakarta-Solo ini juga sangat efisien.
"Ini adalah sebuah transportasi massal yang ramah lingkungan, tadi saya diberitahu bahwa KRL ini lebih cepat dibandingkan Prameks, terpaut berapa menit Pak? kira-kira 10 menit lebih cepat," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi juga berharap KRL Yogyakarta-Solo dapat meningkatkan mobilitas orang maupun barang dari Yogyakarta ke Solo dan sebaliknya sehingga dapat meningkatkan pariwisata dan ekonomi.
KRL Yogyakarta-Solo sudah mulai dioperasikan sejak 10 Februari 2021 dengan 20 perjalanan setiap harinya.
KRL melayani naik dan turun penumpang di 11 stasiun yaitu stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, Maguwo, Brambanan, Srowot, Klaten, Ceper, Delanggu, Gawok, Purwosari, dan Solo Balapan.
Rata-rata waktu tempuh perjalanan KRL 68 menit, lebih cepat waktunya dibandingkan perjalanan KA Prameks dengan waktu tempuh rata-rata 75 menit dengan pemberhentian di 7 stasiun.
Kapasitas penumpang pun bertambah karena KRL memiliki 4 kereta sehingga dapat melayani 1.600 orang dalam satu kali perjalanan, namun pada masa pandemi ini KAI Commuter mengatur kapasitas pengguna maksimal 74 orang per kereta.
Kecepatan maksimal KRL Yogyakarta-Solo adalah 90 kilometer/jam, lebih cepat dibanding kecepatan maksimal KA Prameks yaitu 78-80 kilometer/jam.
Tiket untuk KRL Yogyakarta – Solo menggunakan Kartu Multi Trip (KMT) dari KAI Commuter maupun kartu uang elektronik. Tarif satu kali perjalanan KRL adalah Rp8.000 (tarif flat) atau sama dengan tarif KA Prameks relasi Yogyakarta–Solo.
Kereta Rel Diesel (KRD) Prambanan Ekspres (Prameks) juga tetap dioperasikan namun relasinya berubah menjadi Kutoarjo–Yogyakarta PP dengan jumlah 8 perjalanan per hari.
Waktu tempuh KA Prameks ini sekitar 75 menit setiap perjalanan dan melayani naik dan turun penggunanya di 5 stasiun yaitu Yogyakarta, Wates, Wojo, Jenar, dan Kutoarjo.
Baca juga: INKA uji operasional bus listrik di Jakarta
Baca juga: KCI siap diberi kesempatan siapkan kereta listrik di ibu kota baru
Baca juga: Investasi elektrifikasi KRL Yogyakarta-Solo capai Rp1,2 triliun
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: