Sandiaga: Pemda jadi ujung tombak pemulihan pariwisata
27 Februari 2021 18:24 WIB
Dokumentasi - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, dalam acara Launching Banyuwangi Festival 2021, secara hybrid di Jakarta, Rabu (17/2/2021). ANTARA/HO-Kemenparekraf/pri.
Banyuwangi (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga S Uno mengatakan ujung tombak pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif pada masa dan pascapandemi COVID-19 berada di tangan pemerintah daerah.
"Saat ini, untuk sektor pariwisata paradigmanya harus berubah. Dibutuhkan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. Kepala daerah menjadi ujung tombaknya. Contohnya, datanglah ke Banyuwangi," kata Sandiaga Uno di acara bedah buku karya mantan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang digelar secara virtual di Universitas PGRI Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu.
Pihaknya juga selalu mendukung upaya daerah yang terus berinovasi mengatasi masalah yang timbul selama pandemi. Sandiaga juga mengaku baru saja terlibat dalam aktivitas upaya pemulihan pariwisata yang dilakukan Banyuwangi.
Baca juga: Menparekraf ajak pramuwisata pahami konsep pariwisata berkelanjutan
Sandiaga menjelaskan pariwisata dan ekonomi kreatif memang mendapat tantangan yang luar biasa. Pemulihan memang membutuhkan waktu yang lama, karena itu butuh crisis collaboration untuk percepatan.
"Crisis collaboration ini sangat dibutuhkan. Dengan kolaborasi, berpikir secara out of the box akan terbuka mulai dari desa, kabupaten sampai pusat. Di sini lah mengapa perlunya kolaborasi, seperti yang tertuang di buku karya Pak Azwar Anas 'Creative Collaboration'. Kami pun meminta Banyuwangi untuk bersama-sama membangun energi untuk bangkit," ucapnya.
Sandiaga menyebutkan, ada tiga kunci yang berperan dalam keberhasilan Banyuwangi. "Tiga hal itu adalah adaptasi, kolaborasi, dan semangat inovasinya. Tiga prinsip ini pun sangat relevan dalam menghadapi situasi pandemi seperti ini," tuturnya.
Sebelumnya, Sandiaga meluncurkan kalender pariwisata (calendar of event) Banyuwangi Festival 2021 pada 17 Februari lalu. Sandiaga berharap Banyuwangi Festival yang digelar dengan konsep hybrid alias memadukan online dan offline, menjadi salah satu cara inovatif daerah untuk kembali menggeliatkan sektor UMKM, ekonomi kreatif, dan pariwisata secara bertahap.
"Banyuwangi ini memang tidak ada habisnya. Geliatnya sangat nyata. Kami menunggu atraksi dan aksi wisata inovatif lainnya di bawah kepemimpinan bupati baru (istri Abdullah Azwar Anas)," tuturnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas menyatakan siap berkolaborasi dengan pemerintah pusat dalam pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif. Kata Ipuk, pihaknya telah memiliki berbagai program untuk pemulihan ekonomi dan sosial akibat pandemi.
"Masa pandemi ini adalah tantangan berat untuk semua pemimpin. Kami harus tetap berinovasi. Ditambah dengan semangat kerja keras dan kerja bersama, menjadi cara bisa keluar dari situasi pandemi ini. Mudah-mudahan Banyuwangi bisa melaluinya dengan baik," ujarnya.
Menurut Ipuk, dari buku-buku yang ditulis Azwar Anas, mengajarkan tiga hal. Pertama bagaimana Banyuwangi harus terus berinovasi, kedua harus bisa berkolaborasi, dan yang ketiga tentang pemasaran (marketing).
"Tiga modal inilah yang membuat Banyuwangi bisa bergerak sejauh ini," ucapnya.
Baca juga: Menparekraf: Banyuwangi sukses kawinkan pariwisata-ekonomi kreatif
Baca juga: Banyuwangi Festival 2021 agendakan 102 kegiatan
"Saat ini, untuk sektor pariwisata paradigmanya harus berubah. Dibutuhkan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. Kepala daerah menjadi ujung tombaknya. Contohnya, datanglah ke Banyuwangi," kata Sandiaga Uno di acara bedah buku karya mantan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang digelar secara virtual di Universitas PGRI Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu.
Pihaknya juga selalu mendukung upaya daerah yang terus berinovasi mengatasi masalah yang timbul selama pandemi. Sandiaga juga mengaku baru saja terlibat dalam aktivitas upaya pemulihan pariwisata yang dilakukan Banyuwangi.
Baca juga: Menparekraf ajak pramuwisata pahami konsep pariwisata berkelanjutan
Sandiaga menjelaskan pariwisata dan ekonomi kreatif memang mendapat tantangan yang luar biasa. Pemulihan memang membutuhkan waktu yang lama, karena itu butuh crisis collaboration untuk percepatan.
"Crisis collaboration ini sangat dibutuhkan. Dengan kolaborasi, berpikir secara out of the box akan terbuka mulai dari desa, kabupaten sampai pusat. Di sini lah mengapa perlunya kolaborasi, seperti yang tertuang di buku karya Pak Azwar Anas 'Creative Collaboration'. Kami pun meminta Banyuwangi untuk bersama-sama membangun energi untuk bangkit," ucapnya.
Sandiaga menyebutkan, ada tiga kunci yang berperan dalam keberhasilan Banyuwangi. "Tiga hal itu adalah adaptasi, kolaborasi, dan semangat inovasinya. Tiga prinsip ini pun sangat relevan dalam menghadapi situasi pandemi seperti ini," tuturnya.
Sebelumnya, Sandiaga meluncurkan kalender pariwisata (calendar of event) Banyuwangi Festival 2021 pada 17 Februari lalu. Sandiaga berharap Banyuwangi Festival yang digelar dengan konsep hybrid alias memadukan online dan offline, menjadi salah satu cara inovatif daerah untuk kembali menggeliatkan sektor UMKM, ekonomi kreatif, dan pariwisata secara bertahap.
"Banyuwangi ini memang tidak ada habisnya. Geliatnya sangat nyata. Kami menunggu atraksi dan aksi wisata inovatif lainnya di bawah kepemimpinan bupati baru (istri Abdullah Azwar Anas)," tuturnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas menyatakan siap berkolaborasi dengan pemerintah pusat dalam pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif. Kata Ipuk, pihaknya telah memiliki berbagai program untuk pemulihan ekonomi dan sosial akibat pandemi.
"Masa pandemi ini adalah tantangan berat untuk semua pemimpin. Kami harus tetap berinovasi. Ditambah dengan semangat kerja keras dan kerja bersama, menjadi cara bisa keluar dari situasi pandemi ini. Mudah-mudahan Banyuwangi bisa melaluinya dengan baik," ujarnya.
Menurut Ipuk, dari buku-buku yang ditulis Azwar Anas, mengajarkan tiga hal. Pertama bagaimana Banyuwangi harus terus berinovasi, kedua harus bisa berkolaborasi, dan yang ketiga tentang pemasaran (marketing).
"Tiga modal inilah yang membuat Banyuwangi bisa bergerak sejauh ini," ucapnya.
Baca juga: Menparekraf: Banyuwangi sukses kawinkan pariwisata-ekonomi kreatif
Baca juga: Banyuwangi Festival 2021 agendakan 102 kegiatan
Pewarta: Masuki M. Astro/Novi Husdinariyanto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021
Tags: