Buenos Aires (ANTARA) - Menteri kesehatan Argentina yang baru diangkat, Carla Vizzotti, mengatakan pada Jumat bahwa dia telah dites positif COVID-19, satu pekan setelah pendahulunya mengundurkan diri menyusul laporan bahwa para elite di negara Amerika Selatan itu telah melanggar batas aturan menerima lebih awal suntikan vaksin.

Vizzotti, yang menggantikan mantan menteri Gonz¡lez Garca, mengatakan di media sosial dia akan mengarantina selama beberapa hari setelah sembuh dari penyakitnya. Kepala staf Presiden Alberto Fernandezs Santiago Cafiero mengatakan dia juga akan melakukan karantina sebagai tindakan pencegahan setelah pertemuan baru-baru ini dengan Vizzotti.

Warga Argentina semakin frustrasi dengan program vaksinasi yang berjalan lambat yang disertai skandal. Sejak Desember, Argentina telah menggunakan terutama vaksin Sputnik V Rusia untuk menyuntik petugas kesehatan garis depan, dan pengirimannya jauh di belakang proyeksi awal.

Negara ini juga baru-baru ini menerima pengiriman dari perusahaan farmasi China Sinopharm, serta Indian Serum Institute of COVISHIELD, nama mereknya untuk vaksin AstraZeneca.

Tapi pengiriman terbaru itu dengan cepat dibayangi oleh laporan dan pernyataan pemerintah yang mengungkapkan anggota keluarga dari politisi terkemuka telah menerima vaksin lebih dini.

Vizzotti telah menjanjikan transparansi yang lebih besar dalam program tersebut, sementara Pengacara Investigasi Administratif telah membuka arsip untuk melihat apakah ada penyalahgunaan kekuasaan.

Dua pesawat Aerolineas Argentinas berangkat ke Rusia pada Jumat malam untuk membawa ke Argentina kemasan baru vaksin Sputnik V melawan COVID-19, kata maskapai penerbangan negara itu dalam sebuah pernyataan, yang menginspirasi harapan baru.

Argentina, produsen biji-bijian global teratas, telah melaporkan 2,1 juta kasus COVID-19 sejak Maret 2020, dan lebih dari 51.000 kematian akibat penyakit itu.

Sumber: Reuters

Baca juga: Menkes Argentina mundur karena beri vaksin tanpa mengikuti aturan

Baca juga: Argentina beri izin pakai darurat vaksin COVID-19 buatan Rusia