Pengamat nilai adanya peningkatan kualitas program kartu prakerja
26 Februari 2021 21:29 WIB
Warga penerima manfaat menunjukkan Kartu Prakerja miliknya usai bertemu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (15/12/2020). Setelah membuka 11 gelombang pendaftaran Kartu Prakerja dengan 5,9 juta peserta dan total anggaran Rp20 triliun, pemerintah memastikan program Kartu Prakerja berlanjut pada 2021 dengan syarat penerima manfaat pada 2020 tidak bisa lagi ikut serta. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri menilai adanya peningkatan kualitas dari pelaksanaan program kartu prakerja yang selama ini sudah berjalan untuk mengatasi persoalan ketenagakerjaan.
Yose dalam pernyataan di Jakarta, Jumat, mengatakan program ini terbukti telah bermanfaat untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja sesuai dengan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Agustus 2020.
Survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut menyatakan bahwa sebanyak 88,9 persen penerima Kartu Prakerja mengaku telah memperoleh peningkatan keterampilan kerja yang sesuai.
"Kalau surveinya menunjukkan seperti itu berarti memang keterampilannya meningkat. Jadi perlu diteruskan. Tapi memang perlu beberapa catatan," katanya.
Ia menyampaikan catatan yang dapat lebih mendorong perbaikan dari pelaksanaan program ini yaitu adanya peningkatan kuota jumlah penerima kartu prakerja, perlunya jumlah penerima dengan pendidikan SMA ke bawah dan adanya evaluasi peningkatan keterampilan sesuai dengan permintaan.
Kemudian, adanya pola pelatihan dan keterampilan yang lebih serius dengan mulai mengurangi insentif uang serta perlunya program tambahan secara berkelanjutan bagi peserta yang ingin memperdalam skill kerja.
Menurut dia, program kartu prakerja dapat berjalan seiring dengan UU Cipta Kerja untuk menjawab permasalahan ketenagakerjaan mulai dari sisi hulu maupun hilir.
Ia mengatakan keberadaan program kartu prakerja bisa mengatasi persoalan permintaan seperti pasokan suplai maupun peningkatan kualitas tenaga kerja, terutama selama masa pandemi COVID-19.
"Kartu prakerja mencoba menangani dari sisi suplainya. Berusaha meningkatkan keterampilan tenaga kerja yang ada, supaya sesuai dengan permintaan," katanya.
Di sisi lain, menurut dia, adanya UU Cipta Kerja bisa menyelesaikan permasalahan kemudahan berusaha dengan perbaikan regulasi yang dapat mempermudah masuknya investasi ke Indonesia.
"Itu yang dilakukan dengan Undang-Undang Cipta Kerja. Jadi UU Cipta Kerja dengan prakerja satu sama lain saling komplementer," katanya.
Berdasarkan survei BPS, program semibansos ini telah memberikan keterampilan kepada peserta dan melindungi daya beli masyarakat dengan sebanyak 88,9 persen peserta memperoleh peningkatan skill dan 81,2 persen peserta mendapatkan insentif untuk kebutuhan sehari-hari.
Program kartu prakerja juga bermanfaat untuk mengurangi tingkat pengangguran karena bermanfaat untuk mendorong semangat bekerja termasuk kewirausahaan dan bersifat inklusif karena mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Terkait pengembangan kompetensi, survei evaluasi yang dilakukan oleh Manajemen Pelaksana mencatat bahwa 94 persen penerima kartu prakerja mengalami pengembangan kompetensi melalui skilling, upskilling, dan reskilling.
Berdasarkan survei evaluasi tersebut, lebih dari sepertiga penerima kartu prakerja yang semula tidak bekerja berubah menjadi bekerja, baik sebagai karyawan maupun pelaku wirausaha.
Untuk itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto secara resmi membuka pendaftaran gelombang ke-12 program kartu prakerja dengan kuota sebanyak 600.000 peserta dengan target para pencari kerja atau pekerja yang ingin meningkatkan keterampilan.
Pendaftaran program kartu prakerja bisa dilakukan melalui laman resmi www.prakerja.go.id, dan informasi terkait program kartu prakerja bisa diakses di akun media sosial resmi Instagram @prakerja.go.id.
Sebelumnya, sebanyak 5,5 juta peserta sudah menerima kartu prakerja dari 11 gelombang pendaftaran pada 2020 yang tersebar di 514 kabupaten kota dan 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Baca juga: Airlangga sebut layanan digital kartu prakerja jadi reformasi inovasi
Baca juga: Pemerintah buka pendaftaran gelombang ke-12 program kartu prakerja
Baca juga: Menaker: Tidak ada BSU, insentif pekerja lewat Kartu Prakerja
Baca juga: DPD harapkan program Kartu Prakerja tahun 2021 lebih tepat sasaran
Yose dalam pernyataan di Jakarta, Jumat, mengatakan program ini terbukti telah bermanfaat untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja sesuai dengan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Agustus 2020.
Survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut menyatakan bahwa sebanyak 88,9 persen penerima Kartu Prakerja mengaku telah memperoleh peningkatan keterampilan kerja yang sesuai.
"Kalau surveinya menunjukkan seperti itu berarti memang keterampilannya meningkat. Jadi perlu diteruskan. Tapi memang perlu beberapa catatan," katanya.
Ia menyampaikan catatan yang dapat lebih mendorong perbaikan dari pelaksanaan program ini yaitu adanya peningkatan kuota jumlah penerima kartu prakerja, perlunya jumlah penerima dengan pendidikan SMA ke bawah dan adanya evaluasi peningkatan keterampilan sesuai dengan permintaan.
Kemudian, adanya pola pelatihan dan keterampilan yang lebih serius dengan mulai mengurangi insentif uang serta perlunya program tambahan secara berkelanjutan bagi peserta yang ingin memperdalam skill kerja.
Menurut dia, program kartu prakerja dapat berjalan seiring dengan UU Cipta Kerja untuk menjawab permasalahan ketenagakerjaan mulai dari sisi hulu maupun hilir.
Ia mengatakan keberadaan program kartu prakerja bisa mengatasi persoalan permintaan seperti pasokan suplai maupun peningkatan kualitas tenaga kerja, terutama selama masa pandemi COVID-19.
"Kartu prakerja mencoba menangani dari sisi suplainya. Berusaha meningkatkan keterampilan tenaga kerja yang ada, supaya sesuai dengan permintaan," katanya.
Di sisi lain, menurut dia, adanya UU Cipta Kerja bisa menyelesaikan permasalahan kemudahan berusaha dengan perbaikan regulasi yang dapat mempermudah masuknya investasi ke Indonesia.
"Itu yang dilakukan dengan Undang-Undang Cipta Kerja. Jadi UU Cipta Kerja dengan prakerja satu sama lain saling komplementer," katanya.
Berdasarkan survei BPS, program semibansos ini telah memberikan keterampilan kepada peserta dan melindungi daya beli masyarakat dengan sebanyak 88,9 persen peserta memperoleh peningkatan skill dan 81,2 persen peserta mendapatkan insentif untuk kebutuhan sehari-hari.
Program kartu prakerja juga bermanfaat untuk mengurangi tingkat pengangguran karena bermanfaat untuk mendorong semangat bekerja termasuk kewirausahaan dan bersifat inklusif karena mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Terkait pengembangan kompetensi, survei evaluasi yang dilakukan oleh Manajemen Pelaksana mencatat bahwa 94 persen penerima kartu prakerja mengalami pengembangan kompetensi melalui skilling, upskilling, dan reskilling.
Berdasarkan survei evaluasi tersebut, lebih dari sepertiga penerima kartu prakerja yang semula tidak bekerja berubah menjadi bekerja, baik sebagai karyawan maupun pelaku wirausaha.
Untuk itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto secara resmi membuka pendaftaran gelombang ke-12 program kartu prakerja dengan kuota sebanyak 600.000 peserta dengan target para pencari kerja atau pekerja yang ingin meningkatkan keterampilan.
Pendaftaran program kartu prakerja bisa dilakukan melalui laman resmi www.prakerja.go.id, dan informasi terkait program kartu prakerja bisa diakses di akun media sosial resmi Instagram @prakerja.go.id.
Sebelumnya, sebanyak 5,5 juta peserta sudah menerima kartu prakerja dari 11 gelombang pendaftaran pada 2020 yang tersebar di 514 kabupaten kota dan 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Baca juga: Airlangga sebut layanan digital kartu prakerja jadi reformasi inovasi
Baca juga: Pemerintah buka pendaftaran gelombang ke-12 program kartu prakerja
Baca juga: Menaker: Tidak ada BSU, insentif pekerja lewat Kartu Prakerja
Baca juga: DPD harapkan program Kartu Prakerja tahun 2021 lebih tepat sasaran
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021
Tags: