Penurunan suku bunga, reksa dana dinilai tetap jadi opsi investasi
26 Februari 2021 18:56 WIB
Direktur Utama Danareksa Investment Management (DIM) Marsangap P. Tamba (Kanan) berbincang dengan Komisaris Utama DIM Lukman Nur Azis. (ANTARA/HO-Danareksa Investment Management)
Jakarta (ANTARA) - PT Danareksa Investment Management (DIM) menyampaikan bahwa reksa dana masih tetap menjadi opsi investasi di tengah penurunan suku bunga acuan BI 7 days Reverse Repo Rate.
Pada Kamis (18/2), Bank Indonesia (BI) menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI Seven Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 25 basis poin menjadi 3,5 persen.
"Di tengah terjadinya penurunan suku bunga, reksa dana pasar uang tetap dapat menjadi opsi investasi, terutama dengan karakteristiknya yang highly liquid dan low risk," ujar Direktur Utama PT Danareksa Investment Management (DIM) Marsangap P. Tamba dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Ia mengemukakan bahwa reksa dana pasar uang merupakan jenis reksa dana yang dana kelolaannya diinvestasikan seluruhnya di instrumen pasar uang dengan profil risiko konservatif atau yang memiliki tujuan investasi jangka pendek.
Baca juga: OJK: Peninjauan reksa dana investor tunggal ciptakan investasi sehat
Reksa dana jenis itu, lanjut dia, merupakan salah satu jenis investasi yang likuid, aman dan cocok untuk investor yang ingin memulai untuk berinvestasi.
Di sisi lain, ia juga menyampaikan, turunnya suku bunga juga membuka jangkauan investasi para investor untuk melihat kembali reksa dana pendapatan tetap maupun reksa dana saham.
Marsangap mengatakan BI 7-day Reverse Repo Rate kini berada di posisi terendah sejak diperkenalkan pada Agustus 2016 menggantikan BI Rate. Adanya penurunan suku bunga disambut positif pelaku pasar.
Secara umum, menurut dia, penurunan suku bunga biasanya akan membawa keuntungan untuk pasar saham dan obligasi karena penurunan ini berimbas pada penurunan cost of fund sehingga diharapkan dapat menggairahkan pertumbuhan.
"Reksa dana pasar uang sesuai untuk investasi kurang dari setahun, namun kembali ke perencanaan keuangan, tentunya kita perlu mengalokasikan dana untuk kebutuhan jangka menengah hingga jangka panjang, salah satunya melalui reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana saham," katanya.
Baca juga: Analis nilai iklim investasi di Indonesia akan stabil di 2020
Ia menyebutkan, DIM memiliki produk reksa dana pasar uang, yakni Danareksa Seruni Pasar Uang III, per 22 Februari 2021 memberikan imbal hasil sebesar 5,42 persen YoY.
Sementara salah satu reksa dana saham DIM yakni Danareksa Mawar yang memiliki underlying saham-saham LQ 45 memberikan imbal hasil hampir 20 persen dalam enam bulan terakhir seiring pemulihan pasar.
"Luasnya cakupan produk DIM menjadi salah satu kekuatan DIM dalam melayani kebutuhan investor dengan profil risiko berbeda. Hal ini menuntut DIM sebagai Manajer Investasi menjalankan prinsip kehati-hatian dalam melakukan pemilihan underlying asset sesuai kebijakan investasi setiap produk," kata Marsangap.
Baca juga: Sinarmas Asset Management imbau nasabah reksadana tidak khawatir
Baca juga: Analis ingatkan otoritas lebih tegas untuk jaga kepercayaan investor
Pada Kamis (18/2), Bank Indonesia (BI) menurunkan tingkat suku bunga acuan atau BI Seven Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) sebesar 25 basis poin menjadi 3,5 persen.
"Di tengah terjadinya penurunan suku bunga, reksa dana pasar uang tetap dapat menjadi opsi investasi, terutama dengan karakteristiknya yang highly liquid dan low risk," ujar Direktur Utama PT Danareksa Investment Management (DIM) Marsangap P. Tamba dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Ia mengemukakan bahwa reksa dana pasar uang merupakan jenis reksa dana yang dana kelolaannya diinvestasikan seluruhnya di instrumen pasar uang dengan profil risiko konservatif atau yang memiliki tujuan investasi jangka pendek.
Baca juga: OJK: Peninjauan reksa dana investor tunggal ciptakan investasi sehat
Reksa dana jenis itu, lanjut dia, merupakan salah satu jenis investasi yang likuid, aman dan cocok untuk investor yang ingin memulai untuk berinvestasi.
Di sisi lain, ia juga menyampaikan, turunnya suku bunga juga membuka jangkauan investasi para investor untuk melihat kembali reksa dana pendapatan tetap maupun reksa dana saham.
Marsangap mengatakan BI 7-day Reverse Repo Rate kini berada di posisi terendah sejak diperkenalkan pada Agustus 2016 menggantikan BI Rate. Adanya penurunan suku bunga disambut positif pelaku pasar.
Secara umum, menurut dia, penurunan suku bunga biasanya akan membawa keuntungan untuk pasar saham dan obligasi karena penurunan ini berimbas pada penurunan cost of fund sehingga diharapkan dapat menggairahkan pertumbuhan.
"Reksa dana pasar uang sesuai untuk investasi kurang dari setahun, namun kembali ke perencanaan keuangan, tentunya kita perlu mengalokasikan dana untuk kebutuhan jangka menengah hingga jangka panjang, salah satunya melalui reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana saham," katanya.
Baca juga: Analis nilai iklim investasi di Indonesia akan stabil di 2020
Ia menyebutkan, DIM memiliki produk reksa dana pasar uang, yakni Danareksa Seruni Pasar Uang III, per 22 Februari 2021 memberikan imbal hasil sebesar 5,42 persen YoY.
Sementara salah satu reksa dana saham DIM yakni Danareksa Mawar yang memiliki underlying saham-saham LQ 45 memberikan imbal hasil hampir 20 persen dalam enam bulan terakhir seiring pemulihan pasar.
"Luasnya cakupan produk DIM menjadi salah satu kekuatan DIM dalam melayani kebutuhan investor dengan profil risiko berbeda. Hal ini menuntut DIM sebagai Manajer Investasi menjalankan prinsip kehati-hatian dalam melakukan pemilihan underlying asset sesuai kebijakan investasi setiap produk," kata Marsangap.
Baca juga: Sinarmas Asset Management imbau nasabah reksadana tidak khawatir
Baca juga: Analis ingatkan otoritas lebih tegas untuk jaga kepercayaan investor
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021
Tags: