Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengakui pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Indonesia masih berjalan lamban dengan jumlah dosis yang diberikan sebanyak 80-90 ribu per hari atau kurang dari 10 persen target nasional yaitu satu juta vaksin per hari.
"Memang untuk (tahap) pertama kali ini masih lamban, sekitar 80-90 ribu per hari, sementara target yang ingin dicapai itu satu juta dalam satu hari," kata Wapres Ma’ruf dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Wapres: Regulasi vaksin mandiri diharapkan selesai awal Maret
Wapres menilai berbagai persoalan yang dihadapi dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19 tahap pertama antara lain terkait registrasi penerima vaksin, distribusi vaksin, pendataan penerima vaksin, dan jumlah vaksinator.
Menurut dia, pemerintah akan mengevaluasi persoalan-persoalan di lapangan tersebut, sehingga pelaksanaan vaksinasi COVID-19 tahap kedua mulai April mendatang dapat mempercepat capaian target penerima vaksin.
Baca juga: Wapres: Pemerintah jamin ketersediaan vaksin COVID-19 bagi masyarakat
"Masalah-masalah yang terus mengganggu ini terus dibenahi, masalah teknis ya misalnya soal registrasi nanti disederhanakan, soal distribusi mulai dibenahi supaya itu cepat sampai dan soal data penerima vaksin juga terus dibenahi," katanya.
Pemerintah juga akan terus menambah jumlah dosis vaksin COVID-19 sesuai kebutuhan masyarakat di Indonesia. Selain itu, tenaga kesehatan penyuntik vaksin atau vaksinator akan ditambah supaya mempercepat vaksinasi.
Baca juga: Wapres: Vaksinasi atlet diprioritaskan bagi yang segera berkompetisi
"Memang sekarang dari impor (vaksin) itu masih sedikit, tetapi produksi yang dibuat di dalam negeri sudah mulai. Disamping itu juga ada tambahan, selain dari Sinovac ada juga dari AstraZeneca dan merek-merek lain. Lalu vaksinator juga akan diperbanyak, termasuk dari TNI dan Polri juga menyediakan vaksinator," ujarnya.
Wapres akui vaksinasi COVID-19 masih lamban
26 Februari 2021 15:14 WIB
Wakil Presiden Ma'ruf Amin di rumah dinas wapres Jakarta, Selasa (16/2/2021). ANTARA/Asdep KIP Setwapres.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2021
Tags: