Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat melemah dipengaruhi kenaikan imbal hasil obligasi AS.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah tujuh poin menjadi Rp14.025 per dolar AS dibandingkan sebelumnya di posisi Rp14.018 per dolar AS.

"Rupiah mungkin melemah terhadap dolar AS hari ini karena terus naiknya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS terutama tenor jangka panjang," ujar Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Rupiah ditutup menguat tipis, ditopang testimoni Gubernur Fed AS

Ia mengemukakan untuk tenor 10 tahun, yield (imbal hasil) menembus level 1,56 persen sehingga cenderung mendorong pelaku pasar untuk mengalihkan dananya ke AS.

"Naiknya yield obligasi pemerintah AS ini membuat dolar AS lebih menarik dibanding mata uang negara berkembang," katanya.

Ia menambahkan kenaikan yield obligasi AS untuk tenor jangka panjang itu didukung oleh outlook pemulihan ekonomi dan kenaikan inflasi di AS.

Baca juga: Rupiah Jumat pagi melemah menjadi Rp14.025

Ia memproyeksikan bahwa pergerakan rupiah terhadap dolar AS pada akhir pekan ini (26/2) akan bergerak di kisaran Rp14.050-Rp14130 per dolar AS.

Kendati demikian, Ariston menyampaikan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah dapat tertahan lebih dalam seiring dengan kemajuan program vaksinasi global.

"Sentimen itu bisa membantu penguatan sentimen di aset berisiko," katanya.