Forkopimda Jatim canangkan "Gerakan Santri Bermasker"
25 Februari 2021 21:29 WIB
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta dan Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto saat mencanangkan Gerakan Jatim Bermasker di Mapolda setempat, Surabaya, Kamis (25/2/2021). (ANTARA/HO/WI)
Surabaya (ANTARA) - Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jawa Timur mencanangkan "Gerakan Santri Bermasker" untuk menekan angka penyebaran COVID-19 khususnya di lingkungan pondok pesantren.
"Jatim memang banyak pondok pesantren yang jumlah santrinya ribuan. Jadi dengan gerakan yang diinisiasi Pak Kapolda Irjen Pol Nico Afinta)bersama Pak Pangdam Mayjen TNI Suharyanto dan Pangkoarmada II Laksda TNI I.N.G Sudihartawan mengajak para santri untuk selalu menggunakan masker," ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Mapolda Jatim di Surabaya, Kamis
Gubernur Khofifah menjelaskan gerakan tersebut juga sebagai langkah preventif agar ponpes tidak menjadi klaster baru COVID-19.
Baca juga: KRI Semarang angkut 11,6 juta masker dari Singapura untuk Indonesia
"Kami mengajak para kiai dan ulama di Jatim untuk ikut membantu agar gerakan ini bisa membantu menekan angka penyebaran COVID-19. Ada perwakilan dari PWNU, PW Muhammadiyah, MUI Jatim, dan Kemenag Jatim yang dilibatkan," ucapnya.
Mantan Menteri Sosial itu berharap dengan penguatan bermasker bagi para santri bisa menjadi bagian dari pelaksanaan disiplin protokol kesehatan.
"Kegiatan di pesantren ini banyak hal yang memang harus terus terkawal protokol kesehatannya. Terutama bagaimana bermasker dengan benar dan menjaga jarak serta mencuci tangan, 3M bahkan sekarang 5M," ujarnya.
Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, pencanangan "Gerakan Santri Bermasker" merupakan bagian penting dalam penanganan COVID-19 di wilayah setempat.
Mantan Kapolda Kalimantan Selatan tersebut meyakini dengan jumlah pesantren dan santri di Jatim yang jumlahnya ribuan itu bisa memutus mata rantai COVID-19.
"Kami mempunyai pemikiran bahwa santri akan menjadi basis yang kuat dan penting dalam menghadapi COVID-19," kata Nico.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolda Nico secara simbolis membagikan sebanyak 1,2 juta masker yang diterima oleh perwakilan santri.
Ia pun mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Jatim, para kyai, ulama, dan santri atas sinergitas yang telah dibangun bersama TNI, Polri dan pemda yang berjalan kondusif dan baik.
"Saya mengajak seluruh masyarakat Jatim untuk bermunajat dan berdoa bersama-sama memohon pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Semoga kita semua dapat terbebas dari COVID-19 demi terwujudnya Jatim bangkit dan Indonesia maju," tutur dia.
Baca juga: Pedagang keliling jadi duta kampanye tertib bermasker di Cianjur
Baca juga: Nyanyi Indonesia Raya hingga menghapal Al Quran sanksi prokes di Aceh
Baca juga: Menperin: Produksi 35 juta masker gratis dorong produktivitas IKM
"Jatim memang banyak pondok pesantren yang jumlah santrinya ribuan. Jadi dengan gerakan yang diinisiasi Pak Kapolda Irjen Pol Nico Afinta)bersama Pak Pangdam Mayjen TNI Suharyanto dan Pangkoarmada II Laksda TNI I.N.G Sudihartawan mengajak para santri untuk selalu menggunakan masker," ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Mapolda Jatim di Surabaya, Kamis
Gubernur Khofifah menjelaskan gerakan tersebut juga sebagai langkah preventif agar ponpes tidak menjadi klaster baru COVID-19.
Baca juga: KRI Semarang angkut 11,6 juta masker dari Singapura untuk Indonesia
"Kami mengajak para kiai dan ulama di Jatim untuk ikut membantu agar gerakan ini bisa membantu menekan angka penyebaran COVID-19. Ada perwakilan dari PWNU, PW Muhammadiyah, MUI Jatim, dan Kemenag Jatim yang dilibatkan," ucapnya.
Mantan Menteri Sosial itu berharap dengan penguatan bermasker bagi para santri bisa menjadi bagian dari pelaksanaan disiplin protokol kesehatan.
"Kegiatan di pesantren ini banyak hal yang memang harus terus terkawal protokol kesehatannya. Terutama bagaimana bermasker dengan benar dan menjaga jarak serta mencuci tangan, 3M bahkan sekarang 5M," ujarnya.
Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, pencanangan "Gerakan Santri Bermasker" merupakan bagian penting dalam penanganan COVID-19 di wilayah setempat.
Mantan Kapolda Kalimantan Selatan tersebut meyakini dengan jumlah pesantren dan santri di Jatim yang jumlahnya ribuan itu bisa memutus mata rantai COVID-19.
"Kami mempunyai pemikiran bahwa santri akan menjadi basis yang kuat dan penting dalam menghadapi COVID-19," kata Nico.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolda Nico secara simbolis membagikan sebanyak 1,2 juta masker yang diterima oleh perwakilan santri.
Ia pun mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Jatim, para kyai, ulama, dan santri atas sinergitas yang telah dibangun bersama TNI, Polri dan pemda yang berjalan kondusif dan baik.
"Saya mengajak seluruh masyarakat Jatim untuk bermunajat dan berdoa bersama-sama memohon pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Semoga kita semua dapat terbebas dari COVID-19 demi terwujudnya Jatim bangkit dan Indonesia maju," tutur dia.
Baca juga: Pedagang keliling jadi duta kampanye tertib bermasker di Cianjur
Baca juga: Nyanyi Indonesia Raya hingga menghapal Al Quran sanksi prokes di Aceh
Baca juga: Menperin: Produksi 35 juta masker gratis dorong produktivitas IKM
Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021
Tags: