Aparat TNI-Polri dukung puskesmas jalankan 3T untuk mengatasi COVID-19
25 Februari 2021 14:20 WIB
Arsip Foto. Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul mengambil sampel cairan saluran nafas dalam pemeriksaan untuk mendeteksi penularan COVID-19 di pendopo Rumah Dinas Bupati Bantul.(ANTARA/Hery Sidik)
Bantul (ANTARA) - Aparat TNI dan Polri mendukung puskesmas menjalankan pemeriksaan, penelusuran riwayat kontak, dan perawatan pasien atau 3T (testing, tracing, treatment) untuk mengatasi penularan COVID-19, kata tenaga ahli menteri kesehatan.
"Yang penting itu bagaimana upaya 3T dinaikkan, dan langkah yang paling dramatis adalah sekarang Pak Menteri melibatkan TNI-Polri untuk tracing berkolaborasi dengan puskesmas," kata Tenaga Ahli Menteri Kesehatan Andani Eka Putra di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis.
Di setiap daerah, ia menjelaskan, tenaga kesehatan puskesmas dengan dukungan dari aparat TNI dan Polri bergerak untuk menelusuri riwayat kontak pasien COVID-19.
"Targetnya adalah minimal, paling tidak (dari) satu pasien positif bisa tracing (melacak) 15 orang yang kontak erat, jadi tetap dicari," katanya.
"Dan sekarang ada perubahan, semua yang kontak erat diperiksa. Kalau dulu kontak erat tidak bergejala tidak diperiksa, sekarang bergejala dan tidak diperiksa," ia menambahkan.
Ia mengatakan, orang-orang yang melakukan kontak erat dengan pasien COVID-19 akan diperiksa. Dalam hal ini, pemeriksaan untuk mendeteksi penularan virus corona bisa dilakukan menggunakan metode RT PCR maupun pemeriksaan antigen.
"Hasil tes antigen itu kalau positif ya positif, jadi tidak ada masalah, sudah divalidasi oleh Kemenkes, bahwa itu (tes antigen) cukup bagus, WHO juga sudah mengakui," katanya.
Dia mengatakan bahwa pemerintah berusaha mengintensifkan pelaksanaan 3T guna mengendalikan penularan virus corona penyebab COVID-19.
"Upaya kita menaikkan testing, tracing, paling tidak 200 ribu sehari di Indonesia," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharjo menyatakan siap mengintensifkan pelaksanaan 3T guna mempercepat penemuan kasus baru serta penanganan pasien COVID-19.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul berencana menjadikan Bambanglipuro dan Banguntapan sebagai proyek percontohan akselerasi 3T.
"Perintah dari Pak Menkes melalui Tenaga Ahli bahwa kita harus meningkatkan, akselerasi lagi untuk 3T, dan di Bantul ini upaya untuk 3T sudah luar biasa, punya selter di desa, dusun, sehingga kalau dapat yang positif banyak bisa dikarantina," katanya.
Baca juga:
Epidemiolog: Pelaksanaan 3T harus terus diintensifkan
Kemenkes dorong percepatan 3T untuk kendalikan COVID-19
"Yang penting itu bagaimana upaya 3T dinaikkan, dan langkah yang paling dramatis adalah sekarang Pak Menteri melibatkan TNI-Polri untuk tracing berkolaborasi dengan puskesmas," kata Tenaga Ahli Menteri Kesehatan Andani Eka Putra di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis.
Di setiap daerah, ia menjelaskan, tenaga kesehatan puskesmas dengan dukungan dari aparat TNI dan Polri bergerak untuk menelusuri riwayat kontak pasien COVID-19.
"Targetnya adalah minimal, paling tidak (dari) satu pasien positif bisa tracing (melacak) 15 orang yang kontak erat, jadi tetap dicari," katanya.
"Dan sekarang ada perubahan, semua yang kontak erat diperiksa. Kalau dulu kontak erat tidak bergejala tidak diperiksa, sekarang bergejala dan tidak diperiksa," ia menambahkan.
Ia mengatakan, orang-orang yang melakukan kontak erat dengan pasien COVID-19 akan diperiksa. Dalam hal ini, pemeriksaan untuk mendeteksi penularan virus corona bisa dilakukan menggunakan metode RT PCR maupun pemeriksaan antigen.
"Hasil tes antigen itu kalau positif ya positif, jadi tidak ada masalah, sudah divalidasi oleh Kemenkes, bahwa itu (tes antigen) cukup bagus, WHO juga sudah mengakui," katanya.
Dia mengatakan bahwa pemerintah berusaha mengintensifkan pelaksanaan 3T guna mengendalikan penularan virus corona penyebab COVID-19.
"Upaya kita menaikkan testing, tracing, paling tidak 200 ribu sehari di Indonesia," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharjo menyatakan siap mengintensifkan pelaksanaan 3T guna mempercepat penemuan kasus baru serta penanganan pasien COVID-19.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul berencana menjadikan Bambanglipuro dan Banguntapan sebagai proyek percontohan akselerasi 3T.
"Perintah dari Pak Menkes melalui Tenaga Ahli bahwa kita harus meningkatkan, akselerasi lagi untuk 3T, dan di Bantul ini upaya untuk 3T sudah luar biasa, punya selter di desa, dusun, sehingga kalau dapat yang positif banyak bisa dikarantina," katanya.
Baca juga:
Epidemiolog: Pelaksanaan 3T harus terus diintensifkan
Kemenkes dorong percepatan 3T untuk kendalikan COVID-19
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021
Tags: