Jakarta (ANTARA) - Kebijakan uang muka atau down payment (DP) 0 (nol) persen kemungkinan akan menyebabkan peningkatan permintaan atau demand rumah di sejumlah kota-kota besar seperti Jabodetabek hingga Manado.

"Sebetulnya kalau dikatakan apakah akan tersegmentasi di beberapa wilayah menurut saya saat ini memang dari sisi demand itu sendiri yakni kawasan Jabodetabek masih menempati peringkat pertama," ujar Country Manager Rumah123.com Maria Herawati Manik dalam seminar daring di Jakarta, Rabu.

Selain itu Maria juga menambahkan, penyebaran peningkatan demand tersebut kemudian diikuti oleh kota-kota selanjutnya, antara lain Bandung, Surabaya, Makasar, Manado, dan beberapa wilayah lainnya sampai dengan Jawa Tengah. Jadim peningkatan demand perumahan akibat DP 0 persen memang akan cenderung terkonsentrasi.

Kalau untuk penyebarannya kembali lagi pada tipe properti dan demand itu sendiri baik dari segi harga yang ditawarkan bergantung pada supplai yang diberikan yang mana di Rumah123.com sendiri dari agen properti dan yang kedua adalah dari pengembang.

Baca juga: Indef: DP 0 persen KPR bisa pengaruhi demand rumah di sejumlah wilayah

"Dengan demikian saya tidak bisa mengatakan bahwa itu hanya terkonsentrasi di satu wilayah, tapi kemungkinan penyebaran peningkatan demand tersebut akibat DP 0 persen apakah akan sangat merata di semua wilayah kemungkinan tidak," kata Maria.

Country Manager Rumah123.com tersebut melanjutkan bahwa dengan demikian konsentrasinya masih terdapat di beberapa kota besar di Indonesia yang mana selama ini merupakan konsumen database di Rumah123.com.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Asosiasi Real Estate Broker Indonesia atau Arebi Lukas Bong, sebenarnya properti itu tergantung pada populasi penduduk sehingga demand rumah akan tinggi kalau populasinya tinggi.

Baca juga: BI: Relaksasi DP KPR dan otomotif tumbuhkan kredit konsumsi 0,5 persen

Kawasan Jabodetabek merupakan wilayah dengan jumlah populasi yang luar biasa, dan kemudian diikuti oleh beberapa kota besar lainnya seperti Bandung, Surabaya, Semarang, Makasar, dan kota-kota besar lainnya.

"Memang kalau di wilayah-wilayah dengan populasi yang tinggi maka peningkatan demand rumah akibat DP 0 persen akan terkonsentrasi di sana," kata Lukas Bong.